Rudal dan Gas, Permintaan Zelenksyy ke G7 untuk Hadapi Rusia di Musim Dingin
Negara-negara anggota G7 berjanji memasok tambahan sistem pertahanan udara bagi Ukraina. Persenjataan dari Barat akan membuat Ukraina mampu memberikan perlawanan terhadap serangan militer Rusia.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KYIV, SELASA — Negara-negara G7 mempertimbangkan untuk memberikan tambahan bantuan peralatan militer, terutama untuk memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina. Serangan udara Rusia dalam beberapa hari terakhir telah membumihanguskan sejumlah kota di selatan Ukraina, terutama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan tengah mempertimbangkan penggunaan konsep preemptive strike yang dilakukan Amerika Serikat.
Negara-negara anggota G7, Senin (12/12/2022), berjanji untuk memenuhi permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy guna mendapat tambahan peralatan tempur dan persenjataan berat, terutama kebutuhan artileri untuk tank dan persenjataan senjata jarak jauh. Zelenskyy juga mendesak G7 agar membantu warga Ukraina mendapatkan tambahan gas sebesar 2 miliar meter kubik untuk mengatasi kekurangan energi di musim dingin saat ini.
Selain itu, kelompok negara-negara kaya tersebut menyatakan akan membentuk platform multilembaga untuk mengoordinasikan tidak hanya bantuan militer, tetapi juga bantuan perbaikan, pemulihan, dan rekonstruksi Ukraina pascaperang. Pertemuan lanjutan untuk membahas detail rencana ini akan dilaksanakan pada Januari 2023.
”Melalui platform ini, kami akan mengoordinasikan mekanisme pemberian dukungan jangka pendek dan jangka panjang yang berkelanjutan, mengoordinasikan pendanaan dan keahlian internasional lebih lanjut,” kata G7 dalam pernyataannya.
Secara terpisah, dalam pembicaraan telepon dengan Zelenskyy, Presiden AS Joe Biden, Minggu (11/12/2022), menyatakan bahwa prioritas Washington saat ini adalah meningkatkan kemampuan pertahanan udara Ukraina. Dukungan yang sama disampaikan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Wallace menyebut, Inggris akan berpikiran terbuka untuk memasok Ukraina dengan rudal-rudal jelajah jarak jauh. Rudal dengan daya jelajah tinggi dibutuhkan militer Ukraina untuk menghancurkan lokasi peluncuran pesawat nirawak Rusia jika Kremlin terus-menerus menargetkan penghancuran wilayah sipil.
Senjata yang dipasok Barat telah membantu membalikkan keadaan dan meningkatkan kepercayaan diri militer Ukraina. Seorang pejabat senior militer AS mengatakan, Rusia kemungkinan akan beralih ke artileri dan amunisi roket yang lebih tua dan kurang dapat diandalkan karena stok barunya menipis.
Militer Ukraina menyebutkan, sepanjang Senin malam, artileri berat militer Rusia telah menghantam wilayah permukiman di timur dan selatan Ukraina, termasuk 20 permukiman di garis depan di kota Bakhmut. Seperti dilansir laman ukinform.net, 20 permukiman penduduk, di antaranya Verkhnokamianske, Spirne, Bilohorivka, Vesele, Soledar, Bakhmutske, Bakhmut, Chasiv Yar, dan Druzhba di wilayah Donetsk, luluh lantak akibat serangan Rusia.
Senjata yang dipasok Barat telah membantu membalikkan keadaan dan meningkatkan kepercayaan diri militer Ukraina.
Sementara seperti dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, pasukan negara itu menyerang lebih dari 230 lokasi yang dicurigai menjadi basis pertahanan pasukan Ukraina.
”Pesawat operasional-taktis, pasukan misil, dan artileri menghancurkan 83 unit artileri Ukraina dalam posisi tembak, dan juga tenaga kerja dan perangkat keras militer di 156 area,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov, Senin.
Serangan-serangan itu diklaim telah menimbulkan kerusakan berat pada sistem persenjataan berat Ukraina, termasuk hilangnya dua jet tempur MiG-29 dan dua helikopter Mi-8 milik Angkatan Udara Ukraina.
Meski meminta tambahan bantuan persenjataan dan peralatan tempur dari negara-negara G7, pada saat yang sama Zelenskyy mendesak Rusia untuk menghentikan invasinya dan meninggalkan wilayah Ukraina. Dia mendesak Putin untuk menarik pasukannya pada saat perayaan Natal tahun ini.
”Sebentar lagi kita akan mengadakan liburan yang dirayakan oleh miliaran orang. Natal. Inilah saatnya bagi orang normal untuk berpikir tentang perdamaian, bukan agresi. Saya menyarankan Rusia untuk setidaknya mencoba membuktikan bahwa ia mampu menghentikan agresi,” kata Zelenksyy.
”Adalah tepat untuk memulai penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional pada Natal ini. Jika Rusia menarik pasukannya dari Ukraina, itu akan memastikan penghentian permusuhan yang langgeng,” kata Zelenskyy, dikutip dari laman Ukrimform.
Serangan pencegahan
Pada Jumat pekan lalu, Putin menyatakan kemungkinan melakukan serangan pencegahan yang lebih kuat untuk memperlemah kemampuan militer Ukraina melancarkan serangan balik. Dalam beberapa kali serangan balik, Ukraina telah memukul pasukan Rusia. Serangan pencegahan atau preemptive strike yang disampaikan Putin terinspirasi oleh tindakan sama yang dilakukan militer AS di sejumlah wilayah konflik.
Istilah preemptive strike merujuk pada serangan militer yang dilakukan untuk membela diri dan mencegah pihak yang diserang melancarkan serangan terlebih dahulu.
Putin mengatakan, serangan pencegahan selama ini sering dilakukan militer AS, yang tidak hanya melancarkan serangan menghancurkan, tetapi juga melakukan pelucutan senjata. ”Apa itu serangan pendahuluan atau pencegahan? Ini adalah sistem penyerangan pusat komando dan kendali dengan sarana teknologi tinggi modern dengan tujuan untuk melumpuhkan mereka, dan seterusnya,” kata Putin, seperti dikutip dari kantor berita TASS.
Putin menyebutkan, Rusia saat ini tengah menjadi target pelucutan senjata oleh negara-negara Barat, yaitu AS dan sekutu-sekutunya. ”Maka, mungkin kita harus mempertimbangkan untuk meminjam ide dari mitra kita, AS, tentang bagaimana memastikan keamanan kita sendiri, bukan?” kata Putin.
Putin menyatakan, Moskwa telah menunjukkan kepatuhan terhadap rezim nonproliferasi dengan menghapuskan rudal jelajah yang berbasis di darat dan tidak mengembangkan potensi lain. Sementara AS, lanjutnya, mengembangkan rudal jelajah dengan basis laut dan udara, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Moskwa.
Putin juga menyampaikan rencana untuk menciptakan potensi serangan pelucutan senjata preemptive dengan sistem hipersonik yang telah dimilikinya. ”Sejauh ini Amerika Serikat tidak memilikinya, sedangkan kami memilikinya,” tambahnya. (AFP/REUTERS)