Di tengah ketegangan geopolitik yang semakin tajam dan perang yang belum berakhir, komunitas bisnis internasional diharapkan bisa menjembatani kepentingan bersama antarnegara.
NUSA DUA, KOMPAS – Rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi G20 telah dimulai. Salah satu acara yang telah digelar adalah B20 Summit. Pertemuan itu digelar di Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali pada Minggu (13/11/2022). B20 adalah bagian dari kelompok diskusi di forum G20 yang berisi pelaku usaha dari negara-negara anggota G20.
Dalam kesempatan itu, para pelaku usaha diajak untuk terlibat lebih dalam upaya menangani krisis yang melanda dunia. Acara tersebut dibuka oleh Chair B20 Shinta Widjaja Kamdani dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia. B20 Summit dihadiri oleh 2000 peserta dari 65 negara. Sebanyak 1.500 perusahaan dari berbagai negara turut hadir sebagai peserta.
Sebelum acara dimulai tampak pengusaha-pengusaha dari berbagai negara anggota G20 bercengkerama santai sebelum dimulainya hari pertama B20 Summit. Pembukaan B20 Summit dimeriahkan pula oleh tari-tarian pembuka yang memesona para tamu.
Membangun antusiasme
Pada sesi diskusi panel di B20 Summit, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, bersenda gurau dan saling "bersaing" untuk mengajak pengusaha dari negara G20 berinvestasi di sektor masing-masing.
“Anda bisa berinvestasi di turisme dan energi, tapi pertama-tama, kesehatan,” kata Budi Gunadi.
Ia pun mengajak para pebisnis dari negara-negara anggota G20 yang hadir di B20 Summit untuk berinvestasi di sektor kesehatan di Indonesia. Ancaman global yang paling mematikan ke depan, ujarnya, bukan manusia, melainkan patogen.
“Kalau anda terpikir untuk berinvestasi di industri pertahanan karena mengira musuh terbesar manusia adalah manusia dan perang, anda salah. Sejarah mencatat, kematian manusia terbesar datang dari patogen. Tentu, anda harus berinvestasi juga di turisme dan energi, tapi pertama-tama, sektor kesehatan,” ujarnya di hadapan para pebisnis global yang memadati aula BNDCC, Nusa Dua, Bali.
Hal itu ditanggapi oleh Arifin Tasrif, “Kesehatan memang penting. Tapi, tidak ada kesehatan tanpa energi. Tidak ada pariwisata tanpa listrik. Jadi, berinvestasilah di energi," ujarnya.
Sandiaga Uno menanggapi, "Kalau kalian tidak mau berinvestasi di sektor pariwisata, saya akan investasi sendiri."
Sementara itu, dalam sesi itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar mengatakan, di tengah ketegangan geopolitik yang semakin tajam dan perang yang belum berakhir, komunitas bisnis internasional diharapkan bisa menjembatani kepentingan bersama antarnegara.
Isu-isu alot yang tidak bisa dicapai oleh pemerintah tiap negara diyakini tetap bisa dicapai di level kerja sama bisnis global.