Tahun ini diperkirakan terdapat 207 juta penganggur, naik dari 186 juta pada 2019, dan masih akan melonjak akibat resesi global pada 2023.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
SERGEI BOBYLYOV/SPUTNIK/AFP
Presiden Vladimir Putin memberikan pidato dalam upacara peringatan ulang tahun ke-75 Badan Biologi Kedokteran Rusia, di Moskwa, Rabu (9/11/2022).
KTT G20 Bali tak dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, pelaku usaha berharap KTT para kepala negara akan menyepakati deklarasi menyudahi konflik geopolitik global.
Melalui forum B20 Summit yang dihadiri sekitar 1.600 delegasi dari negara anggota G20, termasuk direktur utama (CEO) perusahaan terkemuka dunia, mereka mengingatkan pentingnya perdamaian untuk menyelamatkan momentum pemulihan ekonomi global (Kompas, 11/11/2022).
Perang menjadi salah satu faktor terbesar pemicu resesi global dan dunia usaha termasuk yang paling terdampak. Banyak sektor usaha yang sudah babak belur selama pandemi diperkirakan tak bisa bertahan. Sektor bisnis, kecil ataupun besar, mengalami penurunan dalam penjualan dan keuntungan.
AFP/BULENT KILIC
Tentara dan sukarelawan Ukraina memeriksa tank Rusia yang hancur di sebuah area di Ukraina timur, Kamis (10/11/2022).
Dana Moneter Internasional (IMF) dan berbagai lembaga internasional lain memprediksi kondisi perekonomian global saat ini belum yang terburuk. Situasi akan semakin memburuk pada 2023. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memprediksi penurunan tajam pertumbuhan perdagangan global pada 2023. Proyeksi suram perdagangan dan investasi juga diungkapkan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).
Gelombang pemutusan hubungan kerja yang mencapai rekor selama 2 tahun lebih pandemi diperkirakan berlanjut pada 2023. Angka pengangguran hingga 2023 diprediksi Organisasi Buruh Internasional (ILO) jauh di atas prapandemi meski pemulihan ekonomi sempat terjadi di sebagian wilayah dunia pada 2021.
Tahun ini diperkirakan terdapat 207 juta penganggur, naik dari 186 juta ada 2019, dan masih akan melonjak akibat resesi global pada 2023. Selain sektor ritel, sektor yang diperkirakan sangat terpukul adalah transportasi/perjalanan, properti, manufaktur, restoran, hiburan, dan sektor jasa.
Respons kebijakan yang ditempuh negara maju terhadap lonjakan inflasi, antara lain akibat dampak perang di Ukraina, kian mempercepat dan memperdalam terjadinya resesi. Gelombang kebangkrutan tak hanya mengancam pelaku usaha, tetapi juga masyarakat atau rumah tangga akibat krisis biaya hidup dan negara akibat lonjakan beban utang.
AFP
Susunan kontainer di pelabuhan di Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 7 November 2022. Perang memperparah disrupsi rantai pasok global.
Perang kian memperparah disrupsi rantai pasok global yang terjadi selama pandemi. Perang menghambat ketersediaan bahan baku, membengkakkan biaya produksi, melemahkan nilai mata uang negara berkembang, dan memperberat beban utang pelaku usaha.
Kondisi Indonesia tak seburuk banyak negara lain. IMF menyebut negeri ini titik terang di tengah suramnya prospek global. Namun, perlambatan pertumbuhan dipastikan terjadi, dengan menurunnya kinerja ekspor akibat turunnya permintaan global, terancamnya penerimaan negara, makin tertekannya nilai tukar rupiah, serta terganggunya investasi.
Resesi global bisa lebih dalam dan lebih lama dari perkiraan. Oleh sebab itu, Indonesia dan banyak negara lain sangat berkepentingan untuk segera diakhirinya perang. Selain kepentingan pelaku usaha, Indonesia yang kini memegang presidensi G20 juga membawa kepentingan UMKM dan negara berkembang, dengan menekankan pentingnya pemulihan inklusif.