Pertarungan Ketat Politisi Republikan-Demokrat, Isu Demokrasi Tak Laku di AS
Hingga 71 persen pemilih merasa AS salah arah, 81 persen lagi tidak puas dengan perkembangan ekonomi negara itu. Isu ekonomi jadi sorotan utama mereka. Nyaris tidak ada pemilih hirau pada isu demokrasi.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Karier politik para politisi Demokrat, Republikan, dan perseorangan di Amerika Serikat akan ditentukan pada Selasa (8/11/2022) ini. Demokrat harus banyak bertahan di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR dan tetap harus bekerja keras di Senat.
Dari 35 kursi Senat yang diperebutkan hari ini, sebanyak 14 kursi diduduki Demokrat pada periode 2017-2022. Sementara 21 kursi lainnya diduduki Republikan.
Demokrat harus mempertahankan seluruh kursinya jika mau menjaga dominasi di Senat. Sementara Republikan, selain harus mempertahankan seluruh kursi, juga harus menambah setidaknya satu kursi jika mau menguasai lagi Senat.
Senator menjabat selama enam tahun. Mereka dipilih secara bergelombang setiap dua tahun. Sementara anggota DPR AS menjabat selama dua tahun dan semua dipilih serentak menjelang masa jabatan habis.
Pemilu di AS digelar setiap dua tahun. Selain untuk memilih seluruh anggota DPR dan sebagian senator, pemilu juga untuk memilih pejabat politik lain. Pemilu yang disertai pemilihan presiden disebut pemilu utama. Adapun pemilu tanpa pilpres, seperti pada Selasa ini, disebut pemilu sela.
Tahun ini, sebanyak 36 gubernur negara bagian dan 3 gubernur wilayah AS di luar negeri juga dipilih dalam pemilu sela. Selain itu, juga pemilihan anggota DPRD dan senat negara bagian, referendum di beberapa negara bagian dan kota/kabupaten jika diputuskan lewat pemilu sela ini.
Dari 435 kursi DPR yang diperebutkan hari ini, sebanyak 222 kursi pernah diduduki Demokrat pada periode 2021-2022. Dalam sejumlah simulasi, termasuk oleh Fox News dan Fivethirtyeight, Demokrat akan mudah mempertahankan 166 kursi. Di 56 daerah pemilihan, Demokrat harus bekerja keras. Sebaliknya, Republikan akan mudah mempertahankan 197 kursi dan tinggal bekerja keras di paling sedikit 21 kursi untuk merebut kendali DPR.
Ketua Fraksi Republikan di DPR AS Kevin McCarthy telah mengumumkan rencana merombak DPR dan sejumlah kebijakan jika Republikan menang. Ia berjanji, DPR akan menyelidiki berbagai kebijakan pemerintahan Joe Biden jika Republikan menang hari ini.
McCarthy juga menjanjikan komite khusus itu akan dipimpin Marjorie Taylor Greene jika Taylor Greene kembali terpilih. Taylor Greene dikenal meyakini pemilu 2020, yang dimenangi Presiden Joe Biden dari Demokrat, direkayasa.
Tak hirau isu demokrasi
Sementara dalam simulasi Fivethirtyeight, lembaga yang melacak perkembangan pemilu AS, peluang Republikan lebih besar. Dalam 100 simulasi, Republikan berpeluang menang hingga 84 kali. Sebaliknya, Demokrat hanya berpeluang paling banyak 18 kali. Simulasi ini dilakukan dengan menggabungkan calon yang diajukan, dana kampanye, isu yang ditonjolkan, demografi pemilih, hingga sejarah jumlah suara sah.
”Saya setia pada Demokrat dan saya tidak senang. Kita tidak mendengar suara pemilih dan saya khawatir akan mengalami malam yang buruk. Berulang kali pemilih mengatakan mereka lebih peduli pada ekonomi, jadi berhentilah menyatakan pada mereka soal ancaman pada demokrasi,” kata Hilary Rosen, konsultan politik yang lama bekerja untuk Demokrat, kepada CNN.
Sejak lama, CNN termasuk salah satu media AS yang condong ke Demokrat. Sebaliknya, Foxnews condong ke Republikan.
Jajak pendapat CNN dan NBC, yang menggandeng perguruan tinggi, menempatkan ekonomi sebagai isu paling dicemaskan pemilih. Isu kedua adalah peningkatan kejahatan. Nyaris tidak ada pemilih hirau pada isu demokrasi.
Dalam jajak pendapat Reuters yang dikeluarkan pada Senin, tingkat penerimaan pemilih pada kinerja Presiden AS Joe Biden terpangkas dari 40 persen menjadi 39 persen. Sementara jajak pendapat NBC, yang disiarkan beberapa jam selepas versi Reuters, memberikan 44 persen.
Di sisi lain, NBC menemukan 71 persen pemilih merasa AS salah arah, sedangkan 81 persen lagi tidak puas dengan perkembangan ekonomi negara itu.
Sejauh ini, menurut CNN dan Washington Post, sudah 40 juta pemilih yang memberikan suara. Pemilu di AS memang memungkinkan ada pemungutan suara pendahuluan melalui pos. Setiap orang di luar AS atau pemilih di dalam AS, yang mendaftarkan diri kepada panitia setempat, bisa memberikan suara melalui surat suara yang dikirim ke rumah mereka.
Sokongan Musk
Seperti di negara lain, pemilu di AS juga diwarnai dukungan tokoh kepada politisi. Pemilik saham terbesar sekaligus pemimpin Twitter dan Tesla, Elon Musk, secara terbuka mengajak pemilih memberi suara untuk Republikan. Ajakan terutama diarahkan kepada pemilih yang bukan kader atau penyokong Demokrat atau Republikan.
”Kepada pemilih independen, pembagian kekuasaan akan menghilangkan keburukan di antara kedua partai. Karena itu, saya merekomendasikan memilih (calon anggota) Kongres (dari) Republikan, karena kini Presiden (AS) dari Demokrat. Penyokong Demokrat atau Republikan tidak akan pernah memilih partai lain. Jadi, pemilih independen yang menentukan siapa yang menang,” cuit Musk di Twitter.
Musk diketahui dekat dengan McCarthy beberapa waktu terakhir. Jika Republikan menang pemilu sela 2022, McCarthy disebut akan jadi ketua DPR AS.
Sebelum berubah jadi penyokong Republikan, Musk disebut lama memberi suara untuk Demokrat. Belakangan, ia menganggap partai itu memicu perpecahan dan kebencian. ”Saya tidak bisa lagi mendukung Demokrat,” kata dia.
Sokongan kepada calon Repulikan juga diberikan oleh pemimpin Netflix, Ted Sarandos. Dalam iklan kampanye calon Wali Kota Los Angeles Rick Caruso dicantumkan dukungan Sarandos kepada Caruso. Meski dicalonkan Republikan, Caruso disebut Sarandos sebagai wujud politisi Demokrat yang sudah lama dinanti. Sarandos memang lama menyokong Demokrat. (AFP/REUTERS)