Nasib 3.500 Orang Belum Diketahui, Korsel Selidiki Ulah Sekelompok Orang
Harian ”Chosun Ilbo” melansir kesaksian sejumlah orang melalui video yang mengungkapkan ada orang-orang yang sengaja mendorong massa dari jalan mulut gang lokasi tragedi saling impit di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
SEOUL, SENIN — Lebih dari 3.500 orang belum diketahui nasibnya selepas insiden tragedi pesta Halloween di kawasan Itaewon, pusat kota Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam. Aparat mulai memeriksa video yang beredar terkait insiden itu. Ada indikasi ulah sekelompok pria Korea Selatan jadi pemicu petaka tersebut.
Hingga Senin (31/10), dilaporkan 154 orang tewas dan 133 orang lainnya cedera. Media Chosun Ilbo melaporkan bahwa di pusat penanganan insiden ada laporan tentang 3.580 orang yang belum diketahui kabar mereka. Insiden itu terjadi di tengah perayaan Halloween yang ditaksir dihadiri oleh sekitar 100.000 orang.
Seorang saksi, Ahammed Nuhyil (32), mengaku terimpit berulang kali. ”Kami tidak bisa melakukan apa pun. Massa terlalu padat dan berdesakan. Waktu orang mulai saling dorong dari depan ke belakang dan sebaliknya, seperti ada gelombang,” kata salah seorang lainnya yang selamat dari kejadian itu.
Ia selamat karena bisa memanjat tangga di gang sempit, yang diperkirakan menjadi episentrum tragedi saling impit dan saling injak, di sebelah barat Hotel Hamilton. Setelah mencapai tangga, ia naik ke lantai atas bangunan, lalu keluar dari kerumunan massa.
Seorang petugas keamanan di Hotel Hamilton menyebut, tiba-tiba massa terdorong ke jalan depan. ”Jumlah orang tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya,” ujarnya kepada kantor berita Korsel, Yonhap.
Petaka tersebut terjadi di gang sempit yang terletak di antara hotel dan pusat perbelanjaan Hamilton dengan sejumlah kedai makan. Gang itu menghubungkan jalan belakang dengan jalan depan hotel. Jalan depan lebih rendah dibandingkan jalan belakang. Massa masuk dari jalan belakang.
Ditemui wartawan Chosun Ilbo di lokasi kejadian, seorang saksi yang menolak diungkap identitasnya mengaku bahwa dirinya menarik setidaknya satu orang yang terimpit di tengah massa. Ia bekerja di salah satu toko dekat gang Itaewon, tempat petaka terjadi.
Kepada Yonhap, seorang pekerja di toko dekat Itaewon malah mengaku mengangkut hingga 50 orang dari lokasi. ”Saya tidak tahu pastinya. Waktu itu saya hanya berpikir menyelamatkan sebanyak mungkin orang,” kata saksi yang juga menolak diungkap identitasnya itu.
Para pekerja toko itu menyebutkan, seluruh orang yang mereka evakuasi sudah tidak sadar. Mereka tidak tahu kondisi orang yang diselamatkan itu setelah tubuh mereka diserahkan ke petugas penyelamat.
Pemeriksaan video
Polisi telah memeriksa rekaman kamera pengawas dari bangunan-bangunan di jalan belakang hotel. Kamera pengawas di sekitar gang juga diperiksa. Selain dari kamera pengawas, diperiksa pula video yang beredar di media sosial dan internet.
Sebelum dan selepas kejadian, banyak video diunggah dari lokasi kejadian. Kepolisian Korsel mengerahkan 475 orang untuk memeriksa berbagai video itu.
Dalam video, sebagaimana dilansir Chosun Ilbo, juga terdapat kesaksian sejumlah orang yang mengungkapkan ada orang-orang sengaja mendorong massa dari jalan mulut gang yang terhubung dengan jalan belakang hotel. Sementara ini, ada indikasi setidaknya enam pria Korsel menjadi kelompok pertama yang mendorong massa. Kelompok itu terekam di sejumlah video yang dibuat dari tengah dan pinggir kerumunan.
Dalam video lain terekam sejumlah orang mendadak mengarah ke gang. Setelah itu, massa dari mulut gang terus mendorong mereka yang sudah terperangkap di dalam gang. Karena posisi jalan menurun, sebagian orang mulai jatuh, lalu terinjak dan tertindih orang lain. Jumlah yang jatuh dan tertindih semakin meningkat seiring dengan semakin banyak orang mendorong dari atas.
Dalam sebuah video yang direkam sekitar pukul 19.00 terlihat sejumlah orang berteriak ”turun! turun!”. Orang-orang bergerak dari jalan belakang hotel menuju stasiun kereta yang terletak di depan hotel.
Pengajar Ilmu Kepolisian pada Universitas Yuwon Eom Geon-woong menyebut, ada dugaan tindak pidana dilakukan oleh sekelompok orang di antara massa. Di sisi lain, ia mengingatkan penyelidikan kasus ini tidak mudah. Salah satu alasannya adalah kegiatan itu tidak diselenggarakan oleh siapa pun. Orang-orang hadir atas keinginan sendiri, lalu berkumpul di salah satu pusat hiburan malam Korsel tersebut.
Menteri Dalam Negeri Korsel Lee Sang-min mengatakan, sulit mencegah petaka itu sekalipun dikerahkan lebih banyak petugas sebelum kejadian. Lokasi kejadian tersebut sudah bertahun-tahun digunakan menjadi tempat perayaan Halloween.
Selama ini, belum pernah ada insiden apa pun. Karena itu, aparat terkait tidak melihat perayaan Halloween pada 2022 akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.