Harga Gas Mencekik, Warga Eropa Beralih ke Kayu Bakar
Harga gas yang naik hingga enam kali lipat di Moldova membuat warga beralih menggunakan kayu bakar. Peningkatan permintaan membuat rimbawan waspada, terutama kemungkinan pencurian dan deforestasi.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
CHISINAU, JUMAT – Untuk menyiasati kenaikan harga gas yang tinggi, warga di banyak negara di Eropa, khususnya negara-negara kecil, memilih menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi pengganti. Akan tetapi, hal itu tidak mudah juga karena kini harga kayu bakar juga meningkat. Bersamaan dengan meningkatnya permintaan atas kayu bakar, potensi pencurian membesar dan berujung pada ancaman deforestasi.
Tudor Popescu, warga Moldova yang tinggal di ibu kota Chisinau, memilih mengganti gas untuk kebutuhan energinya di rumah dengan kayu bakar. Sebelumnya, Popescu mengandalkan gas alam untuk menghangatkan tubuh di pagi hari dan kayu bakar di malam hari. Akan tetapi, hal itu tidak bisa dilakukannya lagi.
”Saya tidak akan menggunakan gas lagi. Semua mengandalkan kayu bakar. Tapi, yang saya punya saat ini juga belum cukup,” kata Popescu.
Sejak akhir tahun lalu, Moldova mengalami krisis gas. Moldova yang menggantungkan diri pada pasokan gas dari Gazprom, perusahaan gas negara Rusia, tidak mampu berbuat banyak ketika pada Oktober 2021 pasokan gas mereka dikurangi dan harga dinaikkan.
Tahun lalu, dikutip dari laman ECFR, Gazprom memberi harga 450 dollar AS untuk 1.000 meter kubik gas. Akan tetapi, pada September tahun ini, harga gas naik hingga enam kali lipat, menjadi sekitar 1.883 dollar AS per 1.000 meter kubik. Sempat mengalami penurunan hingga 1.028 dollar AS per kubik pada awal Oktober, hal itu tidak berdampak signifikan pada tagihan energi rumah tangga, seperti milik Popescu.
Harga energi berkontribusi pada inflasi yang kini menyentuh 34 persen, memaksa warga Moldova untuk beralih ke kayu bakar.
Wakil Perdana Menteri Moldova Andrei Spinu mengatakan telah berkomunikasi dengan Elena Burmistrova, yang menangani ekspor gas Gazprom ke Moldova, soal kepastian berapa besar pasokan gas yang akan diterima negara itu bulan depan. Akan tetapi, dia menerima jawaban yang tidak mengenakkan. ”Kita lihat saja,” kata Spinu, mengutip jawaban Burmistrova, Sabtu (22/10/2022).
Krisis energi Eropa, yang dipicu pengurangan pasokan gas alam oleh Rusia, telah memaksa banyak warga beralih ke sumber pemanas yang lebih murah, seperti kayu bakar. Akan tetapi, karena semakin banyak orang yang menimbun dan membakar kayu, harganya jadi meroket dan kelangkaan mulai terasa.
Permintaan kayu bakar tidak terbatas pada negara-negara kecil di Eropa, seperti Moldova. Situasi ini juga terasa di wilayah Eropa lain yang kaya. Di Jerman, Polandia, dan Republik Ceko permintaan akan kayu bakar juga meningkat.
Hutan negara Ceko, yang menjual kayu hanya untuk konsumsi rumah tangga, terpaksa harus membatasi jumlah kayu bakar yang dijual kepada individu untuk mencegah pembelian spekulatif. Di Polandia, permintaan akan kayu bakar kecil dari hutan yang dikelola pemerintah meningkat hingga 46 persen. Peningkatan yang sama terjadi untuk produk kayu yang lebih besar, hingga 42 persen, dibandingkan pada tahun lalu.
”Peningkatan minat menggunakan kayu bakar terjadi karena ini bahan bakar termurah yang tersedia. Kayu bakar kecil mungkin bahan pemanas termurah di Uni Eropa,” kata Michal Gzowski, juru bicara hutan negara Polandia. Dia menambahkan, seiring peningkatan permintaan, pencurian kayu bakar juga meningkat.
Badan Statistik Jerman mengatakan, harga kayu bakar dan palet kayu yang terbuat dari serbuk gergaji dan dapat digunakan dalam pemanas rumah sentral naik lebih dari 85 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya. Meski harga palet kayu per ton turun sekitar 2,6 persen, permintaan melonjak hingga 200 persen. Harga palet kayu yang murah, sekitar 14,88 sen, membuat produk ini menjadi incaran konsumen Jerman saat ini.
Situasi itu membuat polisi hutan Jerman mulai mewaspadai kemungkinan pencurian kayu dari hutan dalam jumlah besar. Kayu tumbang di hutan, menurut hukum Jerman, juga tidak boleh diambil begitu saja. Itu tindakan ilegal.
Untuk mencegah pencurian, departemen kehutanan di Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara di Jerman tengah menguji coba penggunaan pelacak yang ditempatkan di dalam log atau batang kayu. Meski belum ada pencurian dalam skala besar, menurut Juru Bicara Departemen Kehutanan Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara Nicole Fiegler, kenaikan permintaan telah menimbulkan kekhawatiran dari sejumlah pemilik lahan hutan kecil jika kayu-kayu yang tumbuh di lahan mereka dijarah.
Di wilayah tetangga, Hesse, rimbawan atau polisi hutan telah menggunakan teknologi pelacak sejak tahun 2013. Beberapa kasus pencurian berhasil ditangani.
Sementara di Denmark, permintaan tungku pembakaran kayu meningkat seiring permintaan kayu bakar. Situs penjualan Denmark DBA menyebutkan, pencarian palet kayu telah meledak lebih dari 1.300 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pemerintah dan pemerhati lingkungan memperingatkan warga Denmark untuk mempertimbangkan risiko penggunaan kayu bakar. Selain membahayakan kesehatan, asap berkontribusi terhadap polusi partikel.
Egzona Shala, pimpinan organisasi lingkungan EcoZ di Kosovo, mengatakan, deforestasi merajalela. Timnya menemukan warga menebang kayu di hutan di daerah pegunungan mulai pukul 05.00. Kayu hasil penebangan kemudian dijual di sekitar ibu kota. ”Seringkali yang ditebang adalah pohon muda. Hutan menjadi sasaran deforestasi vulgar tanpa kriteria dan kontrol apa pun,” kata Shala. (AP/Reuters)