Pada pemilu tahun 2022, akan ada 5,8 pemilih baru terdaftar. Tambahan itu terutama karena usia pemilih diturunkan dari 21 tahun menjadi 18 tahun. Setiap orang berusia di atas 18 tahun otomatis terdaftar sebagai pemilih.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, SENIN - Tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mempertahankan peluang menjadi bakal calon perdana menteri. Setidaknya 5 juta dari 21 juta pemilih Malaysia mengindikasikan dukungan pada Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar.
Sejumlah jajak pendapat menyimpulkan, setidaknya tujuh juta pemilih belum menentukan pilihan. Ada pun 7,5 juta lain sudah memastikan akan memilih Barisan Nasional dalam pemilu 19 November 2022. Sisanya memilih partai atau koalisi partai lain, termasuk koalisi Gerakan yang dipimpin Mahathir Mohammad.
UMNO optimistis pemilih akan mengutamakan BN yang dimotori UMNO “Rakyat sudah paham kelakuan mereka (Anwar dan Mahathir),” kata Wakil Ketua Umum Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Mahdzir Khalid, Senin (24/10/2022), di Kuala Lumpur.
Ia merujuk pada Anwar dan Mahathir. Setelah bersama di UMNO, Mahathir dan Anwar berselisih sejak 1998 sampai 2018. Rukun dua tahun, mereka kembali berpisah sejak 2020. “Mereka hanya memprioritaskan kepentingan politik masing-masing, tidak pernah soal kebajikan rakyat. Sudah berpuluh tahun mereka bertengkar, sebentar baik, lalu berselisih lagi,” kata Mahdzir sebagaimana dikutip Free Malaysia Today, Bernama, The Star, dan Astro Awani.
Sejak 1998, Anwar dan Mahathir memang berselisih gara-gara Anwar merasa Mahathir tidak kunjung menepati janji menjadikan dirinya PM.
Di pemilu 2022, Anwar dan Mahathir kembali berhadapan. Selain Pakatan Harapan, BN, dan Gerakan, pemilu 2022 juga Perikatan Nasional. Khusus di Sabah dan Serawak, ada Gerakan Partai Serawak (GPS) dan Gabungan Rakyat Serawak (GPS).
Ada juga sejumlah partai yang tidak bergabung ke koalisi mana pun. Sejauh ini, total 31 partai akan memperebutkan 222 kursi parlemen Malaysia. Selain kader partai, kursi juga diperebutkan calon perseorangan di beberapa daerah pemilihan.
Pemilih Muda
Politisi PN Redzuan Yusof mengatakan, kemenangan atau kekalahan BN akan ditentukan oleh pemilih muda. Jika partisipasi pemilih muda tinggi, maka BN bisa kalah. “UMNO sudah menghitung, mereka akan menang kalau partisipasi pemilih rendah,” kata dia sebagaimana dikutip Berita Harian dan Free Malaysia Today.
Karena itu, ia mengajak para pemilik suara mendatangi tempat pemungutan suara. Apalagi, hari pemilihan sengaja dipilih akhir pekan agar orang tidak perlu membagi waktu antara bekerja atau sekolah dengan memberi suara.
Di pemilu 2022, ada 5,8 pemilih baru terdaftar. Tambahan itu terutama karena usia pemilih diturunkan dari 21 tahun menjadi 18 tahun. Setiap orang berusia di atas 18 tahun otomatis terdaftar sebagai pemilih.
Merdeka Center, salah satu lembaga penelitian politik di Malaysia, menemukan 67 persen pemilih muda tidak tertarik pada politik. Hingga 77 persen di antara mereka menyebut politik Malaysia terlalu rumit.
Dalam pemilu 2018, partisipasi pemilih muda memang ikut berkontribusi pada kekalahan BN. Waktu itu, hampir 15 juta pemilih memberi suara dan menghasilkan kemenangan tipis PH di parlemen.
Redzuan menyebut, dulu pemilih tergerak oleh isu korupsi besar-besaran di 1MDB. Kasus itu telah mengantar bekas Ketua Umum UMNO Najib Razak ke penjara. Sekarang, isu itu sulit digunakan lagi karena sebagian pemilih menganggapnya sudah basi.
“Pemilih ingin tahu, apa tawaran partai untuk membangun masa depan? Apakah ada peningkatan beasiswa? Bantuan belajar untuk meningkatkan daya saing pekerja dan calon pekerja? tawaran lain terkait masa depan rakyat?” kata dia.
Sementara Suruhan Jaya Pemilihan Raya atau KPU Malaysia menaksir, biaya pemilu November akan mencapai 1,1 miliar ringgit. Tambahan pemilih menjadi alasan utama penambahan anggaran penyelenggaran pemilu.