AS Tangkap Jaringan Penyelundup Teknologi Militer ke Rusia
Berbagai teknologi militer Amerika Serikat ditemukan di kemah pasukan Rusia di lapangan tempur Ukraina. AS segera menelusuri jaringan penyelundupnya.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Pemerintah Amerika Serikat menggerebek jaringan penyelundup teknologi militer ke Rusia dan pencucian uang untuk pengusaha-pengusaha Rusia yang dijatuhi sanksi ekonomi. Sebanyak 12 orang yang terdiri dari warga negara AS, Rusia, Ukraina, Latvia, dan Venezuela ditangkap di berbagai penjuru dunia.
”Kami bekerja sama dengan rekan-rekan penegak hukum dari sejumlah negara untuk memastikan tidak seorang pun yang lolos. Mereka akan disidang di Amerika Serikat,” kata Jaksa Agung AS Merrick Garland di Washington, Rabu (19/10/2022).
Dari 12 orang yang dibekuk, 5 orang dari Rusia, 1 orang dari Ukraina, 1 orang dari Latvia, dan 2 orang dari Venezuela. Mereka ditangkap antara lain di Jerman dan Italia atas permintaan AS kepada aparat penegak hukum setempat.
Penyelidikan bermula ketika pasukan Ukraina yang berhasil memukul mundur pasukan Rusia menemukan berbagai peralatan militer buatan AS di kemah Rusia. Padahal, AS menjatuhkan sanksi kepada negara tersebut.
Setelah diusut, ternyata berbagai semikonduktor, radar, satelit, dan perlengkapan persenjataan lainnya diselundupkan ke Rusia. Teknologi semikonduktor AS ini oleh Rusia dipakai di rudal balistik, rudal hipersonik, dan pesawat tempur.
Tersangka utama yang ditangkap ialah Yury Orekhov, pengusaha Rusia yang berbasis di Dubai. AS juga menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan milik Orekhov, yaitu Nord-Deutsche Industrieanlagenbau dan Opus Energy Trading.
Modusnya, perusahaan-perusahaan Orekhov ataupun perusahaan bodong yang dibuat para tersangka pertama-tama membeli teknologi dari AS. Barang-barang itu kemudian diangkut dengan kapal berbendera Jerman. Ada yang dikirim langsung ke Rusia, ada juga yang melalui pelabuhan-pelabuhan lain di Eropa dan Asia. Pada akhirnya, barang-barang itu tiba di Rusia.
Selain teknologi dari AS, kapal juga mengangkut minyak dari Venezuela. AS menjatuhkan sanksi kepada Venezuela sejak 2019. Alasan yang dipublikasikan Washington adalah karena terjadi dugaan kecurangan dalam pemilihan umum yang dimenangi telak oleh Maduro.
Maduro telah menjabat sebagai kepala negara Venezuela sejak 2013. Namun, banyak kalangan menilai bahwa sanksi dijatuhkan karena Maduro memiliki kebijakan yang bertentangan dengan garis politik luar negeri Gedung Putih.
Jaringan ini juga didakwa atas pencucian uang untuk para pengusaha Rusia yang disanksi oleh AS. Mereka mencuci uang dengan membelanjakannya untuk membeli aset kripto ataupun penjualan komoditas. Hasilnya dikirim ke pengusaha yang terkena sanksi.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo menuturkan, sanksi atas Rusia mulai membuahkan hasil. Adeyemo mengklaim, Rusia mulai kelabakan mencari teknologi untuk pembuatan senjata, apalagi perang masih berlanjut.
”Akibatnya, Rusia terpaksa berkompromi dengan memakai teknologi yang sudah ketinggalan zaman dan mencari pemasok yang lebih rendah kualitasnya,” kata Adeyemo. Rusia dilaporkan memasok persenjataan dari Iran dan Korea Utara.
AS sendiri menuai panen dari penjualan senjata sepanjang 2022. Nilai penjualannya mencapai 50 miliar dollar AS. Sebelumnya, pada 2021, nilai penjualan senjata sebesar 35 miliar dollar AS.
Faktor utama ialah permintaan senjata dari AS akibat perang Rusia-Ukraina. Negara-negara lain juga tergerak untuk meremajakan perlengkapan militer mereka. (AP/REUTERS)