”Drone” Iran Digunakan Serang Kyiv, Teheran Terseret Konflik di Ukraina
Ukraina melaporkan, 136 pesawat nirawak Shahed buatan Iran digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina, beberapa pekan terakhir. Iran membantah tuduhan yang menyebut Teheran memasok senjata ke Rusia.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
AP/ROMAN HRYTSYNA
Para petugas pemadam kebakaran bekerja di reruntuhan bangunan yang diserang dengan pesawat nirawak (drone) di Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022).
KYIV, SENIN — Sedikitnya tiga orang tewas dalam gelombang baru serangan Rusia dengan pesawat nirawak (drone) dan rudal ke Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022). Berbeda dari serangan-serangan udara sebelumnya yang sebagian besar menggunakan rudal, gempuran udara Rusia kali ini menggunakan pesawat nirawak, termasuk pesawat nirawak buatan Iran, Shahed.
Iran membantah tudingan Ukraina dan Amerika Serikat yang menyebut Teheran memasok pesawat-pesawat nirawak itu ke Rusia. Serangan pada Senin ini berlangsung sepekan setelah gempuran besar-besaran Rusia ke ibu kota Ukraina sebagai pembalasan atas ledakan di Jembatan Crimea. Moskwa menuding Kyiv sebagai pelaku ledakan tersebut.
Seperti serangan sepekan lalu, dua hari sebelum gempuran pesawat nirawak Rusia ke Kyiv, pada Sabtu (15/10/2022) sebuah kamp pelatihan militer Rusia di Belgorod diserang dua orang tak dikenal. Serangan ini menewaskan 11 sukarelawan peserta pelatihan. Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS, menyebut dua pelaku adalah warga negara CIS (organisasi negara-negara eks Uni Soviet).
Seorang reporter kantor Reuters di Kyiv menyaksikan beberapa keping pecahan pesawat nirawak yang digunakan Rusia itu memuat tulisan: ”Untuk Belgorod”. Gubernur wilayah Belgorod, Rusia, menuding pasukan Ukraina berulang kali menembakkan artileri ke wilayahnya. Belgorod adalah wilayah Rusia yang berbatasan langsung dengan wilayah Ukraina.
Terkait penggunaan pesawat nirawak buatan Iran untuk menyerang Ukraina, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba melalui pesan di Twitter, Senin (17/10/2022), mendesak Uni Eropa agar menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Hal serupa dilontarkan Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, melalui akun Twitter-nya.
Ukraina melaporkan, sebanyak 136 pesawat nirawak Shahed buatan Iran digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Washington meyakini Teheran telah memasok ratusan pesawat nirawak ke Moskwa.
Dalam foto tanpa tanggal yang dirilis oleh militer Ukraina ini memperlihatkan kepingan pesawat nirawak (drone) yang disebut Kyiv sebagai pesawat nirawak buatan Iran, Shahed. Pesawat nirawak ini ditembak jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina.
Iran membantah tudingan-tudingan tersebut. ”Berita-berita yang disiarkan, yang menyebut Iran memasok Rusia dengan pesawat-pesawat nirawak, mengandung muatan ambisi-ambisi politik dan disebar oleh sumber-sumber Barat. Kami tidak memasok persenjataan ke pihak mana pun di antara negara-negara yang berperang,” kata Nasser Kanaani, jubir Kementerian Luar Negeri Iran, dalam konferensi pers mingguan, Senin.
Dari arah selatan
Gelombang serangan udara terbaru pada awal pekan ini menghantam sebuah bangunan permukiman dan beberapa fasilitas pembangkit listrik di Kyiv. Seperti sepekan lalu, serangan terjadi pada jam-jam sibuk di pagi hari waktu setempat.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengungkapkan gelombang serangan udara Rusia menggunakan 28 pesawat nirawak. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menyebut lima pesawat nirawak jatuh di kota Kyiv. Jubir Angkatan Udara Ukraina Yurii Ihnat menambahkan, sebanyak 13 pesawat nirawak itu bisa ditembak jatuh. Semua pesawat nirawak tersebut terbang dari arah selatan.
Klitschko mengatakan, dua korban tewas dalam serangan di Kyiv adalah pasangan muda menikah. ”Seorang suami dan istrinya yang tengah menunggu kelahiran bayi. Perempuan itu tengah mengandung enam bulan,” tulisnya di media sosial.
AFP/SERGEI SUPINSKY
Seorang warga rebah di tanah setelah serangan pesawat nirawak (drone) di Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022).
Serangan juga terjadi di wilayah Sumy, Ukraina timur. Gubernur Sumy, Dmytro Zhyvytsky, menyebut tiga orang tewas dalam serangan itu. ”Pada pukul 05.20, tiga roket Rusia menghantam fasilitas infrastruktur sipil. Sedikitnya tiga orang tewas. Sembilan orang luka-luka. Masih ada sejumlah orang terperangkap di bawah puing bangunan,” tulisnya di media sosial.
Serangan di Belgorod
Serangan rudal terjadi di Kota Belgorod, Provinsi Belgorod, Rusia yang terletak di perbatasan dengan Provinsi Kharkiv, Ukraina. Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkav melalui akun media sosial Telegram yang disiarkan pada Senin (17/10/2022), mengungkapkan bahwa tembakan rudal yang diduga berasal dari Ukraina merusak 20 rumah warga.
Sejauh ini, pihak Ukraina belum mengeluarkan pernyataan resmi yang mengakui bahwa mereka melancarkan Serangan itu.Kementerian Pertahanan Ukraina mengeluarkan pernyataan bahwa pada hari Minggu (16/10/2022), Rusia menembak 80 rudal ke Ukraina. Sebagian besar berhasil dicegah dengan tembakan pertahanan. Akan tetapi, ada beberapa yang lolos dan meledak di Kyiv dan sekitarnya.
AP PHOTO/VADIM BELIKOV
Rusia menembak rudal ke Ukraina dari Belgorod. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Kharkiv di Ukraina. Foto diambil pada hari Sabtu(8/10/2022).
Kementerian Pertahanan Inggris melakukan kajian bahwa dengan frekuensi serangan dan jumlah persenjataan yang digunakan, Rusia tidak akan bisa memproduksi senjata secara cepat. ”Rusia sudah dalam tahap tiris amunisi. Rudal-rudal mereka tidak akan bisa diperbarui dalam waktu yang dibutuhkan,” demikian bunyi laporan tersebut dikutip oleh kantor berita UPI.
Kedua pihak yang bertikai tetap melakukan klaim bahwa masing-masing berhasil memukul mundur lawan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam taklimat media harian di Facebook mengatakan, sudah 65.320 tentara Rusia yang tewas di medan pertempuran. ”Rakyat Rusia mati sia-sia di perang yang dipaksakan kepada mereka. Tetapi, kelihatannya, Pemerintah Rusia tidak peduli walaupun angka kematian serdadu mereka mencapai 100.000 jiwa,” ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini, pertempuran paling sengit ada di Provinsi Donetsk. Dua pekan lalu, wilayah itu termasuk yang dianeksasi oleh Rusia melalui referendum sepihak. Wilayah Bakhmut dan Avdiivka menjadi titik-titik tempat pasukan Ukraina berusaha memukul mundur pasukan Rusia yang ingin masuk lebih jauh di Donetsk. Sebelumnya, Ukraina berhasil menduduki kembali Lyman di Donetsk.
Dari pihak Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim sudah mengumpulkan 220.000 personel pasukan cadangan dari jumlah target 300.000. ”Dalam dua pekan, pasukan cadangan kita lengkap dan siap diturunkan,” tuturnya.
Pengumuman perekrutan pasukan cadangan ini sejak awal Oktober membuat geger Rusia. Pasukan cadangan yang ingin direkrut adalah laki-laki yang pernah mengikuti pelatihan militer. Akan tetapi, laporan masyarakat di sejumlah daerah mengungkapkan, warga sipil yang tidak masuk kategori itu juga dipaksa mendaftar. Akibatnya, puluhan ribu laki-laki Rusia melarikan diri ke negara-negara tetangga. Antara lain mereka ke Georgia, Kazakhstan, dan Mongolia.
Sahabat terdekat Rusia, Belarus, mengatakan siap membantu. Presiden Belarus Alexandr Lukashenko akan menurunkan pasukan negaranya untuk mengikuti Rusia apabila dibutuhkan. Selain itu, sebanyak 9.000 tentara Rusia akan datang dan bermarkas di Belarus untuk mengepung Ukraina. (AP/AFP/REUTERS)