Percepatan pembangunan militer kelas dunia, perang melawan Covid-19, menjaga keamanan nasional dan stabilitas sosial menjadi poin penting Presiden China Xi Jinping dalam Kongres Partai Komunis China ke-20.
Oleh
LUKI AULIA dari BEIJING, CHINA, KRIS MADA
·6 menit baca
BEIJING, KOMPAS –Percepatan pembangunan militer kelas dunia, perang melawan Covid-19, menjaga keamanan nasional dan stabilitas sosial, salah satunya dengan mempertahankan Taiwan sebagai satu kesatuan wilayah dengan China menjadi poin-poin penting dalam pidato Presiden China, Xi Jinping, ketika membuka Kongres Nasional Partai Komunis China ke-20, Minggu (16/10/2022), di Balai Agung Rakyat, Beijing, China. Bagi China, keamanan nasional dan stabilitas sosial menjadi prasyarat untuk membangun bangsa yang kuat dan sejahtera, terutama ketika memasuki era baru menuju ke 100 tahun yang kedua.
"Kita harus tegas mengejar pendekatan holistik untuk keamanan nasional. Keamanan rakyat adalah tujuan utama. Keamanan politik sebagai tugas fundamental, keamanan ekonomi sebagai fondasi, keamanan militer, teknologi, budaya dan sosial sebagai pilar penting, serta keamanan internasional sebagai pendukung," kata Xi (69) yang diyakini akan kembali melanjutkan kepemimpinannya hingga periode ketiga itu.
Kepastian akan tiga periode Xi itu nanti akan diumumkan di akhir kongres atau pada 23 Oktober mendatang. Sebanyak 2.296 delegasi dari seluruh penjuru China hadir di Kongres. Selain delegasi, sekitar 200 wartawan lokal dan asing juga hadir di kongres. Karena China masih memberlakukan kebijakan "nol-Covid dinamis", proses persiapan, pemeriksaan keamanan, dan pelaksanaan kongres terutama bagi wartawan lebih pelik dan serba tak boleh dan terbatas. Hanya boleh membawa 1 ponsel tanpa charger atau powerbank dan tak boleh membawa bekal minuman dan makanan apapun. Masker penutup hidung dan mulut pun tak boleh lepas sebentar pun.
Di hadapan para delegasi anggota partai dan wartawan, Xi menggambarkan situasi China yang "sangat tidak biasa dan tidak normal" selama lima tahun terakhir atau sejak kongres ke-19 tahun 2017. Dalam pidatonya yang berlangsung kurang dari 2 jam -jauh lebih singkat dibandingkan pidatonya yang sampai 3,5 jam pada kongres ke-19- Xi mengingatkan agar senantiasa waspada dan bersiap menghadapi bahaya dan kesulitan apapun di masa depan. "Kita harus siap menghadapi hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi," ujarnya.
Xi juga menyerukan penguatan kemampuan untuk menjaga keamanan nasional, memastikan pasokan makanan dan energi, mengamankan rantai pasokan, meningkatkan kemampuan menghadapi bencana, dan melindungi informasi pribadi. Xi mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah ketika kembali menegaskan penentangan kemerdekaan Taiwan. Masalah Taiwan ini, janji Xi, akan diselesaikan di era baru. Menyelesaikan masalah Taiwan adalah urusan China dan harus diselesaikan oleh China.
"Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai, tetapi kami tidak akan pernah berjanji meninggalkan penggunaan kekuatan. Kami juga punya pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan. Ini ditujukan pada kekuatan luar yang campur tangan dan kelompok separatis yang mencari kemerdekaan. Bukan ditujukan pada teman-teman Taiwan kami," kata Xi.
Xi berjanji akan mengupayakan pertukaran dan kerja sama ekonomi budaya di kedua sisi selat agar terjalin hubungan yang lebih erat. Namun, kantor berita Reuters, menyebutkan Taiwan tidak akan mundur atau mengkompromikan kebebasan dan demokrasi. Kantor kepresidenan Taiwan menyatakan rakyat Taiwan menentang gagasan China tentang manajemen "satu negara, dua sistem" untuk Taiwan. Menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan merupakan tanggung jawab bersama kedua belah pihak dan peperangan bukanlah pilihan.
China tidak akan pernah mencari hegemoni atau terlibat dalam ekspansionisme dan akan tetap melawan segala bentuk hegemonisme dan politik kekuasaan, mentalitas Perang Dingin, campur tangan dalam urusan internal negara lain, dan standar ganda. Xi menegaskan China akan mempraktikkan kebijakan perdamaian luar negeri yang independen dan menegakkan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional serta menjaga keadilan dan keadilan internasional.
Ekonomi
Pada pidato kongres kali ini, Xi lebih banyak berbicara mengenai persoalan dan capaian di dalam negeri. Dari sisi ekonomi, kata Xi, ada peningkatan bersejarah dalam kekuatan ekonomi China selama 10 tahun terakhir. Produk Domestik Brutto (PDB) China tumbuh dari 54 triliun RMB menjadi 114 triliun RMB (sekitar 16 triliun dollar AS) dalam 10 tahun terakhir dan menyumbang 18,5 persen dari ekonomi dunia. Angka ini naik 7,2 persen. China tetap menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia dan PDB per kapitanya meningkat dari 39.800 RMB menjadi 81.000 RMB. "China menempati urutan pertama di dunia dalam hal produksi biji-bijian dan sektor manufakturnya yang terbesar di dunia. Begitu pula dengan cadangan devisanya," kata Xi.
Xi juga menyatakan kembali dukungannya pada sektor swasta dan membuka kemungkinan bagi pasar memainkan peran kunci bahkan di saat China sedang menyempurnakan "sistem ekonomi sosialis" dan mempromosikan "kemakmuran bersama". Xi menyatakan perlunya membangun sistem ekonomi pasar sosialis tingkat tinggi dengan mengkonsolidasikan dan mengembangkan sistem kepemilikan publik, mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi swasta, memberikan peran penuh pada pasar yang menentukan alokasi sumber daya, dan memberikan peran yang lebih baik kepada pemerintah.
Dari 63 halaman pidato Xi, isu pandemi Covid-19 hanya disinggung tak sampai satu halaman. Padahal isu ini yang terpenting dan paling ditunggu sekitar 200 wartawan asing yang ikut mendengarkan pidato Xi di dalam Balai Agung Rakyat. Berharap ada kebijakan baru, tetapi ternyata tidak. Xi hanya menegaskan kebijakan "nol-Covid dinamis" akan tetap diberlakukan meski hampir seluruh dunia sudah mencoba untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Kami mengutamakan rakyat dan kehidupan. Akan tetap berpegangan pada nol-Covid yang dinamis karena pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan berhasil. Ini demi menyelamatkan pembangunan ekonomi dan sosial," kata Xi.
Kongres ini diprediksi akan kembali menyatakan Xi sebagai sekretaris jenderal partai, posisi yang paling kuat di China sekaligus sebagau ketua Komisi Militer Pusat. Masa kepresidenan Xi baru akan diperbarui pada bulan Maret di sesi tahunan parlemen China. Sehari setelah kongres berakhir pada 22 Oktober mendatang, Xi diharapkan akan memperkenalkan anggota-anggota Komite Tetap Politbiro barunya yang beranggotakan tujuh orang, termasuk pengganti Perdana Menteri Li Keqiang yang akan mengundurkan diri pada Maret mendatang setelah menjalani maksimal dua periode.
Impian
Pengajar Pemikiran Politik China di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Klaus Heinrich Raditio, menilai wajar Xi memiliki impian membawa China menjadi sosok penting dunia. ”Setiap negara punya impian itu,” kata Klaus.
Di masa Xi, China memang melakukan berbagai lompatan penting. Terlepas dari lompatan-lompatan hasil rintisan pemimpin periode sebelumnya, Xi membawa China lebih disegani di panggung internasional.
Bagi Barat, menurut Klaus, China menjadi penantang dominasi mereka. China menjadi penyeimbang hegemoni Amerika Serikat dan sekutunya yang mendominasi tatanan global hampir 80 tahun terakhir. Tak heran apabila manuver China tidak disukai kekuatan lama.
Di sisi lain, China, menurut Klaus, menjadi pembawa suara negara-negara berkembang di panggung internasional. China menawarkan alternatif pendanaan pembangunan. Xi, menurut Klaus, membawa China menjadi suara negara-negara berkembang melawan dominasi negara maju dan mapan.
Klaus memandang, Xi punya kesamaan sekaligus perbedaan dengan Mao Zedong. Sejak memproklamasikan Republik Rakyat China pada 1949, Mao memimpikan China berperan penting di panggung internasional. Untuk mendukung misi itu, sebagaimana Mao, Xi juga terus berupaya mengonsolidasikan kekuatan internal PKC. Namun, berbeda dari Mao, Xi memberi banyak perhatian dan memanfaatkan kelembagaan.
Sejak menduduki kursi presiden pada 2012, Xi melakukan konsolidasi dengan mengatasi gesekan antarfaksi di PKC. Ia ”menyingkirkan” sejumlah anggota Politbiro, termasuk sejumlah jenderal—di antaranya Jenderal Guo Boxiong dan Jenderal Xu Caihou—dari Komite Sentral Militer China.
Dalam kongres PKC pekan ini, dosen Universitas California, Victor Shih, menduga konsolidasi Xi berlanjut. Kongres akan memilih tokoh-tokoh yang menyokong Xi. ”Komposisi Politbiro tak banyak berubah, walau ada pergantian, itu karena pensiun. Namun, akan tetap didominasi pengikut Xi,” ujarnya kepada Bloomberg.