Kebijakan ”Nol Covid-19” Untungkan Sektor Medis, Teknologi, dan Konstruksi
Kebijakan nol Covid-19 di China telah menghancurkan sebagian besar perekonomian negara itu. Namun, di sisi lain, kebijakan itu meningkatkan pertumbuhan pada sektor medis, teknologi, dan konstruksi.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·6 menit baca
AFP/HECTOR RETAMAL
Pemandangan umum di sebuah jalan selama penguncian Covid-19 di distrik Jing'an, Shanghai, Minggu, 29 Mei 2022.
Kebijakan nol Covid-19 di China untuk terus-menerus memantau, menguji, dan mengisolasi warganya telah menghancurkan sebagian besar perekonomian negara itu. Namun, di sisi lain, kebijakan yang menguras biaya besar itu justru meningkatkan pertumbuhan sektor medis, teknologi, dan konstruksi.
China adalah satu-satunya di antara negara besar di dunia yang bersumpah untuk memberantas pandemi Covid-19 hingga nol kasus. Sekalipun itu sulit, upaya pemantauan, pengujian, pembangunan fasilitas medis baru, pengadaan alat pemantau, dan tindakan penanggulangan Covid-19 lainnya sejak Januari 2022 dilakukan secara sangat serius. Setidaknya, upaya itu telah menghabiskan lebih dari 52 miliar dollar AS atau sekitar Rp 465,3 triliun.
Menurut para analis, kebijakan nirkasus Covid-19 yang diterapkan pemerintah Partai Komunis yang berkuasa menguntungkan sekitar 3.000 buah perusahaan. ”Di China, perusahaan yang menyediakan layanan pengujian dan industri terkait lainnya memetik keuntungan besar,” kata Yanzhong Huang, spesialis kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), lembaga kajian Amerika Serikat.
Lewat strategi atau kebijakan nirkasus Covid-19 itu, China ingin menyediakan sebanyak mungkin fasilitas pengujian, yakni yang bisa dijangkau warga dalam radius jarak 15 menit berjalan kaki di kota-kota besar China. Pemerintah terus memberlakukan pengujian massal untuk setiap gejala Covid-19 sekecil apa pun.
Pacific Securities yang berbasis di Hong Kong memperkirakan kebijakan nirkasus Covid-19 China telah menciptakan pasar senilai lebih dari 15 miliar dollar AS atau Rp 218 triliun per tahun untuk produsen dan penyedia alat tes. Pemerintah menanggung sebagian besar dari jumlah tersebut, baik dengan cara membeli alat tes maupun membayar perusahaan untuk melakukan pengujian.
AFP/HECTOR RETAMAL
Para pekerja yang mengenakan alat pelindung diri bersepeda di sebuah ruas jalan selama penguncian Covid-19 di distrik Jing'an, Shanghai, Minggu (29/5/2022).
Sekalipun biaya tes telah turun sejak munculnya Covid-19 pada awal 2020—menjadi hanya 50 sen untuk sekali tes—permintaan yang berkelanjutan telah membantu sejumlah perusahaan. Hal itu, antara lain, dialami oleh Dian Diagnostics Group Co Ltd di Hangzhou, salah satu produsen alat tes medis terbesar di China.
Laba kuartal pertama 2022 untuk Dian Diagnostics Group meningkat lebih dari dua kali lipat, melonjak lebih dari 60 persen menjadi 690 juta dollar AS atau lebih dari Rp 10 triliun. Hanya kurang dari separuhnya digunakan untuk pengujian Covid-19, tetapi hampir seluruhnya dibeli Pemerintah China.
Shanghai Runda Medical Technology Co Ltd mengatakan sedang memproses hingga 400.000 tes Covid-19 per hari pada April 2022 dan menghasilkan lebih dari 30 juta dollar AS per bulan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan ini terjadi selama hampir dua bulan penguncian penuh di Shanghai.
China membela kebijakan nol Covid-19 sebagai hal terpenting untuk menyelamatkan jutaan nyawa. Hal itu juga penting untuk mencegah lumpuhnya sistem perawatan kesehatannya di seluruh negeri. Apa yang dilakukan Pemerintah China menunjukkan sedikit tanda untuk mundur sekalipun biaya ekonomi meningkat.
Indikator terbaru menunjukkan ekonomi China telah melemah tajam sejak Maret. Hal itu terjadi karena sektor pekerjaan, belanja konsumen, ekspor, dan penjualan rumah telah terdampak kebijakan pembatasan ketat yang membuat jalan raya dan pelabuhan sepi, pekerja menganggur, dan pabrik ditutup.
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang pekerja yang mengenakan alat pelindung diri berkendara di sebuah ruas jalan selama penguncian Covid-19 di distrik Jing'an, Shanghai , Minggu (29/5/2022).
Banyak ekonom sektor swasta memperkirakan ekonomi China bakal menyusut pada kuartal April hingga Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada kuartal pertama, Januari-Maret, pertumbuhan ekonomi berkisar 4,8 persen kuartal pertama. Indeks CSI 300 blue-chip turun 19 persen tahun ini.
Investor tidak yakin berapa lama ledakan akan berlangsung untuk perusahaan seperti Dian, Adicon, dan Shanghai Runda, yang kekayaannya terkait erat dengan pengeluaran pemerintah. Analis, rata-rata, memperkirakan pendapatan Dian akan turun sedikit tahun depan, tetapi Shanghai Runda terus tumbuh. Saham keduanya turun sejak awal tahun ini.
”Perkembangan epidemi tidak pasti karena sejumlah besar jenis virus Covid-19 bermutasi dan kompleksitas penularannya,” kata catatan penelitian baru-baru ini oleh Essence Securities yang berbasis di Shenzhen. ”Jika penyebaran epidemi dikendalikan dengan baik dan kebijakan pencegahan disesuaikan, itu mungkin berdampak negatif pada permintaan pasar tes usap Covid-19.”
Huang dari CFR mengatakan, program penguncian, penelusuran, dan isolasi besar-besaran China dapat mencegah skenario terburuk, tetapi bukan solusi permanen. ”Secara epidemiologis dan ekonomi tidak berkelanjutan,” katanya.
Dian Diagnostics, Adicon, dan Shanghai Runda tidak menanggapi permintaan konfirmasi dari wartawan. Otoritas kesehatan di Beijing dan Shanghai juga sama.
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas kepolisian memeriksa seorang kurir barang di sebuah ruas jalan selama penguncian Covid-19 di distrik Xuhui, Shanghai, Minggu (29/5/2022).
Pengawasan
Puluhan produsen kamera pengintai dan pencitraan termal, seperti Wuhan Guide Infrared Co Ltd dan Hangzhou Hikvision Digital Technology Co Ltd, juga meraup untung besar. Mereka mendapat keuntungan dari permintaan Pemerintah China pada alat atau gawai yang dapat membantu pemerintah melacak status Covid-19 dari 1,4 miliar warganya.
Wuhan Guide, salah satu produsen peralatan pencitraan termal terkemuka di dunia, meraup keuntungan dua kali lipat pada tahun 2020. Peningkatan itu disebabkan perusahaan memacu pasokan kamera pendeteksi demam ke seluruh China dan luar negeri.
Selain itu, sejak Maret, menurut tinjauan Reuters atas database internasional dan domestik, perusahaan dan lembaga penelitian telah mengajukan 50 hak paten terkait Covid-19. Penemuan ini sebagian besar terkait dengan mengadaptasi kamera dan platform pengawasan yang ada untuk melacak kontak dekat dan mengidentifikasi potensi kasus positif.
Tidak hanya itu, upaya berkesinambungan Pemerintah China untuk mengurangi beban infrastruktur medis dengan cara membangun fasilitas kesehatan atau rumah sakit baru menggelembungkan laba pendapatan beberapa perusahaan jasa konstruksi. Hal itu, antara lain, dialami oleh China Railway Group Ltd yang berbasis di Beijing.
Perusahaan konglomerasi yang bergerak di bidang jasa konstruksi, manufaktur, dan real estat itu telah membangun rumah sakit darurat di seluruh China. Proyek-proyek mereka berkembang di daerah-daerah yang terdampak Covid-19 parah, seperti Shanghai dan kota Changchun, China timur laut.
AFP/HECTOR RETAMAL
Petugas kesehatan mengenakan alat pelindung diri sedang menunggu untuk melakukan tes usap terhadap orang-orang selama penguncian Covid-19 di distrik Xuhui, Shanghai, Minggu (29/5/2022).
Laba perusahaan raksasa itu telah tumbuh pesat selama dua tahun terakhir, sebagian ditunjang oleh proyek-proyek terkait Covid-19. Para analis memperkirakan hal itu akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan. Pada Mei ini, saham perusahaan itu tercatat mencapai level tertinggi dalam tiga tahun.
Seorang analis memperkirakan sekitar 300 rumah sakit darurat dibangun di China selama rentang 35 hari antara Maret dan April ketika infeksi melonjak. Proyek itu menelan biaya lebih dari 4 miliar dollar AS atau Rp 58 triliun. Sepertiga dari proyek itu dibangun di Shanghai dan sekitarnya.
Potensi perkembangan di sektor infrastruktur fisik diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Penunjangnya adalah belum berkurangnya permintaan dari pemerintah. Bahkan, pada 15 Mei lalu, Kepala Komisi Kesehatan Nasional China Ma Xiaowei menyerukan pembangunan apa yang disebutnya ”rumah sakit darurat permanen”. Pernyataan itu mengungkapkan adanya kebutuhan jangka panjang dukungan fisik atau fasilitas kesehatan baru. Untuk tender proyek serupa, Pemerintah China—untuk tahun ini saja—telah menganggarkan dana sebesar 15 miliar dollar AS.
Artinya, sektor konstruksi di China akan terus berdetak dan menopang kinerja ekonomi negara itu. (REUTERS/AFP)