Para Teknokrat Memutus Tali Kekuasaan dan Uang di China
Dalam periode ketiga jabatannya, Presiden China Xi Jinping masih membutuhkan para teknokrat dari aneka disiplin. Kriterianya: pekerja keras, loyal pada partai, dan berpengalaman.
Liu He (70), lulusan Harvard dan memiliki relasi internasional, adalah sosok kepercayaan Presiden China Xi Jinping di bidang ekonomi. Wakil Perdana Menteri Liu menghadapi tugas besar, termasuk menghadapi perang dagang AS. Di dalam negeri Liu mengatasi princeling hingga Jack Ma yang menuding regulator ekonomi menghambat inovasi bisnis.
Jack mengutip Presiden Xi, yang mendorong inovasi. Ia bangga bahwa digitalisasi keuangan dan perdagangan bagian dari inovasi. Jack lupa, China tidak menginginkan bintang bersinar sendirian. Xi senang dengan kalimat puitis.
Saat menyuarakan ”The Taste of Chinese Sweet Dream” pada 2014, Xi mendefinisikan itu sebagai menu empat sehat lima sempurna. ”Lima dalam satu adalah pertumbuhan ekonomi, pembangunan politik, kemakmuran dari segi budaya, keharmonisan sosial, dan lingkungan hidup sehat.”
Baca juga: Xi Jinping Berambisi Menjadikan China Sangat Kuat Sebelum Penduduknya Menua
Maka, para teknokrat ekonomi meredam labirin bisnis Jack Ma sebagai pelajaran. Jack tidak sendirian. Xu Jiayin, pemilik raksasa properti Evergrande, diredam. Bisnis propertinya sarat prahara. Lewat koneksi, lahan digusur sembarangan, bangunan didirikan tanpa pembeli memadai, dan modal dari hasil kolusi digunakan dengan mengorbankan bank-bank.
Lagi, Xu tampil mewah. Ikat pinggangnya merek Hermes mencolok, tidak elok di tengah ketimpangan yang mencuatkan sorotan di media sosial. Ini melanggar gaya hidup yang tidak menggambarkan kebersamaan—dalam istilah Xi ”kemakmuran bersama”—agar padu dengan karakteristik sosialisme komunis China dambaan Xi.
Upaya itu memunculkan kesan era mekanisme pasar ciut dan usaha swasta akan diredam. Liu menjawab, ”Petunjuk dan kebijakan mendukung usaha swasta tidak berubah… dan tidak akan berubah di masa depan.” Dikutip Reuters, 5 September 2021, ia sebutkan kontribusi usaha swasta 50 persen terhadap penerimaan pemerintah dari pajak, 60 persen terhadap produksi domestik bruto (PDB), dan swasta memperkerjakan 80 persen penduduk perkotaan.
Dalam perang dagang melawan AS, Liu menolak permintaan AS yang tidak jelas meski dengan risiko ekspor China dikenakan tarif. Ini simbol perlawanan terhadap dominasi AS yang mendikte Jepang dan Eropa. Presiden Xi senang dengan China yang bangga dan punya harkat.
Baca juga: Xi-Putin Pertegas Tata Dunia Multipolar
Harkat bangsa tidak lagi didukung status sebagai basis manufaktur global, tetapi berbasis kekuatan konsumen domestik. Maka, pengikisan kemiskinan turut jadi prioritas agar rakyat menjadi basis kuat bagi perekonomian negara.
Peran kolektif
Liu He disebut berperan besar untuk itu. Ia dijuluki teknokrat ekonomi, warisan Deng Xiaoping sejak dekade 1980 yang menyuburkan peran teknokrat di China. Namun, di balik itu semua, ada peran kolektif. Nama Liu He mencuat, tetapi ada upaya bersama di balik itu. ”Perekonomian China secara tradisional dijalankan perdana menteri dan para wakil perdana menteri. Namun, pembagian kerja terjadi di antara beberapa kelompok di bawah Dewan Negara. Liu ada di dalam lingkaran itu,” demikian tulis The South China Morning Post, 1 September 2022.
PM Li Keqiang juga sangat berperan. Ada lagi satu sosok yang disebut sangat berpengaruh, yaitu He Lifeng. He mengetuai National Development and Reform Commission (NDRC), badan yang amat menentukan dalam perencanaan ekonomi. Liu juga memiliki posisi di NDRC. He Lifeng sudah dekat dengan Presiden Xi sejak bertugas bersama di Provinsi Fujian. ”He Lifeng mirip adik kandung yang dipercayai bagi Presiden Xi,” sebut Bloomberg, 29 September 2022.
He kelahiran 1955 di Meizhou, Guangdong, dan lulusan doktor ekonomi dari Xiamen University, bekerja di berbagai pemerintahan kota, seperti Fuzhou City, Xiamen, dan Tianjin. Ia menjalankan program pembangunan jalan bebas hambatan, jembatan, terowongan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, ia dijuluki ”He si penggusur besar”, sebagaimana disebutkan Trivium, sebuah perusahaan konsultan.
Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China, Menkeu Liu Kun, dan Pengawas Perbankan Guo Shuqing juga tandem dalam menata Lembaga keuangan China, yang sarat kredit bermasalah. Mereka sibuk menjaga sektor keuangan. Bersama Li Keqiang, Liu He, dan He Lifeng, semua nama itu memiliki komunikasi langsung ke Presiden Xi.
Mengakhiri tugas
Beberapa nama itu, termasuk Liu He, akan mengakhiri masa tugas karena usia. Presiden Xi masih melanjutkan masa jabatan ketiga dengan peran para teknokrat. Xi ambisius membangun ekonomi berbasis keandalan teknologi, perdagangan internasional, termasuk pengembangan ”jalur sutra” zaman modern. Xi membutuhkan ”blue water navy” untuk mengatasi potensi blokade yang mungkin datang dari AS dan sekutunya.
Xi membutuhkan para teknokrat dari aneka disiplin. Kriterianya relatif sama sejak Deng Xiaoping memulai reformasi perekonomian pada 1978. Para teknokrat itu harus pekerja keras. Dalam istilah Xi, untuk menjadi bangsa yang besar setiap orang harus merasakan peluh dan penat.
Baca juga: Resolusi Ketiga Partai Komunis China dan Jaminan Masa Depan Xi Jinping
Pola yang tidak surut sejak Deng adalah para teknokrat harus loyal kepada partai. Dulu Deng mengutamakan mereka yang terlibat pada badan militer dan anti-Revolusi Kebudayaan yang diotaki Mao Zedong dan mengacaukan negara. China tidak akan mau lagi mengulangi kegagalan yang merusak perekonomian. China sadar, pengucilan teknokrat dan para pedagang di era dinasti telah menjatuhkan China. Para teknokrat proekonomi masih menjadi warna utama.
Teknokrat 2.0
Di bawah Xi, ada kebutuhan memenuhi ”teknokrat 2.0”, julukan bagi mereka yang ahli teknologi informasi, teknologi nuklir, penerbangan, perkapalan, 5G, robot, ilmu liturgi dan material, biologi, sains lingkungan, serta kecerdasan buatan. Akan tetapi, mereka ini harus berpengalaman kerja 20 tahun dan pernah bekerja di perusahaan negara.
Di era Xi, terbuka potensi masuknya teknokrat dari perusahaan lokal yang masuk daftar 500 Forbes, seperti dituliskan Cheng Li, Direktur Urusan China di The Brookings Institution. (Artikel berjudul “Chinese Technocrats 2.0: How Technocrats Differ between the Xi Era and Jiang-Hu Eras”, edisi 6 September 2022 di situs China Focus.
Xi tidak akan sulit menemukan para teknokrat itu, seperti Deng yang dulu kesulitan mendapatkan pakar. Hasil pendidikan sekian tahun di China dan lulusan luar negeri tersedia banyak. Di era Xi, juga makin marak penggunaan konsultan dari luar, termasuk Edmund Phelps, peraih Hadiah Nobel Ekonomi 2006 asal AS. Menurut Phelps, kadang China tidak mengerti dinamika dan ingin membuat semua produk, padahal itu tidak mungkin. Phelps menolong dari segi keunggulan kompetitif pada produk mana China potensial unggul.
Peran NDRC
Hal menarik dalam kerja teknokrat China, NDRC menjadi payung perencanaan, termasuk mengolaborasikan perencanaan setiap provinsi. Perencanaan ekonomi dipadukan dengan aspek sosial dan kehidupan masyarakat serta persepsinya. Para teknokrat dan para pejabat hingga tingkat desa harus jadi katalis.
Jika para teknokrat menjadi ”maling” dan menguntungkan diri sendiri sehingga membuat perencanaan sulit dieksekusi, Presiden Xi mendapatkan masukan langsung. ESCAP, badan PBB, memuji eksistensi NDRC tersebut.
Baca juga: Dari Dinasti Qing ke Presiden Xi Jinping
Di China, salah satu penyakit lama adalah keberadaan princeling, julukan bagi para putra, putri, dan menantu pejabat yang berkolusi dengan pebisnis untuk keuntungan pribadi. Di era Xi, para teknokrat yang berkolusi menjadi sasaran pemberangusan.
Dalam persepsi Xi, mudah membangun negara, tetapi mudah juga untuk ambruk. Oleh karena itu, disiplin menjadi acuan bagi teknokrat. Dikutip AFP, 13 Maret 2022, Zhao Leji, orang kepercayaan Xi untuk pemberantasan korupsi, berkata, ”Kami akan fokus pada penyelidikan dan penghukuman koruptor … dan memutus kaitan antara kekuatan dan modal.” Dalam satu dekade terakhir, 1,5 juta orang telah terjerat upaya itu.
Langkah berlanjut untuk kepentingan negara dan demi citra Xi Jinping. Dengan meneruskan masa jabatan presiden, yang melanggar ketentuan lama tentang dua periode lima tahunan, citra jernih harus nyata dalam kehidupan sehari-hari. Popularitasnya yang tinggi di mata rakyat karena citra jernih. Itu tidak boleh tercoreng. (REUTERS/AP/AFP)