Kanada dan Indonesia terus memperkuat kerja sama ekonomi. Selain mempererat relasi perdagangan, kedua negara juga berupaya memperluas dan melengkapinya.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
Kerja sama menjadi kunci menghadapi beragam tantangan, termasuk aneka krisis yang saat ini dihadapi dunia. Ketika dunia tengah dihantui oleh beragam krisis, baik ekonomi maupun keamanan, Pemerintah Kanada dan Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat kerja sama, terutama di bidang ekonomi dan sosial.
Rabu (12/10/2022) menjelang tengah hari, Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng membeberkan positifnya aura kerja sama kedua negara. ”Pada akhir bulan ini, Kanada akan menjadi tuan rumah putaran ketiga negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Kanada-Indonesia. Saya sangat yakin, dengan fleksibilitas dan kreativitas dari kedua belah pihak, kita dapat merundingkan kesepakatan komprehensif yang menguntungkan para pihak,” kata Mary Ng.
Merujuk pada laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sejak Juni 2021, Indonesia dan Kanada sepakat memulai negosiasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Kesepakatan itu diformalkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama yang digelar secara virtual pada Minggu (20/6/2021). Menurut Kementerian Luar Negeri, kesepakatan tersebut jadi tonggak baru dalam hubungan bilateral Indonesia-Kanada, khususnya di bidang ekonomi.
Mary Ng mengatakan, pihaknya yakin bahwa Indonesia-Canada CEPA atau disebut dengan ICA CEPA akan memberi peluang baru bagi dunia bisnis Indonesia, termasuk eksposur yang lebih besar ke pasar dan rantai pasokan Amerika Utara yang lebih luas.
Jika kembali merujuk data neraca perdagangan kedua negara, dalam empat tahun terakhir, Indonesia mencatatkan defisit yang cukup signifikan. Pada tahun 2021, misalnya, nilai ekspor Kanada untuk Indonesia mencapai lebih dari 2,2 miliar dollar Kanada, sementara nilai impor Kanada dari Indonesia hanya mencapai 1,9 miliar dollar Kanada.
Peluang
Apabila memperhatikan pernyataan Mary Ng di atas, defisit tersebut sejatinya memberi ruang cukup leluasa bagi para pebisnis Indonesia untuk memasuki pasar Kanada dan Amerika Utara. Hal itu sejalan dengan pandangan Indonesia. Menurut laman resmi Kementerian Luar Negeri, dengan dibukanya negosiasi ICA CEPA, diharapkan keseimbangan neraca perdagangan dapat dicapai. Tidak hanya itu, dengan negosiasi tersebut, para pelaku usaha kedua negara dapat lebih percaya diri untuk menjalin kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.
”CEPA Kanada-Indonesia akan meningkatkan perdagangan dan investasi kedua negara, membantu membangun lingkungan bisnis yang lebih transparan dan dapat diprediksi, serta menciptakan lebih banyak peluang bagi pengusaha Kanada dan Indonesia di pasar masing-masing,” kata Mary Ng.
Ia menyebutkan, Kanada merupakan salah satu tujuan utama investasi global. Kanada juga terlibat dalam 15 perjanjian perdagangan bebas yang mewakili 61 persen PDB dunia. Makin eratnya kerja sama perdagangan dan ekonomi dengan Kanada, menurut Mary Ng, akan memperluas akses preferensial tersebut pada bisnis Indonesia.
”Kemarin saya bertemu dengan beberapa wanita pengusaha di Jakarta, mereka luar biasa, yang ingin pindah ke pasar Kanada. Banyak dari mereka sudah mengelola perusahaan besar, sementara beberapa baru memulai,” kata Mary Ng. Menurut dia, di bawah ICA CEPA, PDB Indonesia berpotensi meningkat hingga 1,04 miliar dollar AS. Ekspor Indonesia ke Kanada pun akan meningkat sebesar 851 juta dollar AS.
Dihubungi terpisah Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Daniel Simanjuntak mengatakan, negosiasi ICA-CEPA terus bergulir dengan cepat diiringi dengan komitmen tinggi dari kedua negara - dari dari tingkat tinggi hingga teknis - untuk menyelesaikan perundingan secara cepat. "Harapannya negosiasi l selesai tahun 2023," tulis Simanjuntak melalui pesan pendek.
Sebagaimana diungkapkan Mary Ng, perundingan akan memasuki putaran ke-3 pada bulan November 2022. Dua putaran perundingan sebelumnya digelar tahun ini secara virtual.
Menurut Simanjuntak, dari hasil riset independen, diproyeksi implementasi ICA CEPA akan membawa benefit nyata yakni pada peningkatan PDB Indonesia sebesar 1.4 milyar dollar AS dan potensi peningkatan ekspor Indonesia ke Kanada sebesar 1.1 milyar dollar AS, serta peningkatan FDI Kanada ke Indonesia sebesar 3 persen.
"Dengan adanya perkiraan beberapa pihak akan kemungkinan adanya resesi global, kita lebih diingatkan lagi bahwa upaya perluasan akses pasar penting. Kanada dapat menjadi mitra kunci Indonesia di belahan Amerika Utara di tengah kondisi geopolitik dunia yang tak menentu," kata Simanjuntak lebih lanjut.
Tahun lalu dalam perbincangan dengan Kompas, Duta Besar Kanada untuk Indonesia juga menegaskan hal senada. ”Jika keterbukaan ekonomi Indonesia berlanjut pada tahun-tahun mendatang, kami melihat peluang pertumbuhan yang besar, dari sisi Indonesia ataupun dalam hubungan Kanada-Indonesia secara timbal balik,” kata Duta Besar Kanada untuk Indonesia Cameron MacKay (Kompas, 1/7/2021). Menurut dia, Asia merupakan bagian dari masa depan perdagangan global yang terus tumbuh.