Presidensi G20 Indonesia diharap membawa kerja sama konkret dan bermanfaat. Komunikasi terus dijalankan. Sejauh ini, Presiden AS Joe Biden akan hadir di KTT G20 di Bali.
Oleh
NINA SUSILO, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden AS Joe Biden direncanakan hadir dalam KTT G20 bulan depan di Bali. Kementerian Luar Negeri pun masih terus berkomunikasi, baik untuk memastikan kehadiran para pemimpin negara maupun menegosiasikan kerja sama yang konkret dan bisa dijalankan.
Rencana kehadiran Presiden Biden disampaikan Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Yong Kim, saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Wapres pun mengapresiasi dukungan dan kehadiran Presiden Biden.
”Terima kasih atas konfirmasi kehadiran Presiden Biden pada KTT G20 bulan depan di Bali. Di tengah sulitnya situasi ekonomi global, G20 tidak boleh gagal. Untuk itu, Deklarasi Pemimpin G20 amat penting maknanya sebagai hasil KTT nanti,” kata Wapres Amin. Pertemuan itu juga dihadiri Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu Umar Hadi.
Seusai pertemuan, Dubes Sung menyampaikan penghormatan dan dukungan pada Presidensi Indonesia di G20. KTT G20 akan dilangsungkan pada 15-16 November mendatang di Nusa Dua, Bali.
Selain itu, katanya, Pemerintah AS sepakat bahwa ada potensi yang luar biasa untuk memperluas hubungan bilateral kedua negara kita. ”Saya menantikan untuk bisa bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, termasuk dengan Bapak Hadi, untuk memperdalam kerja sama Indonesia-AS,” kata Dubes Sung.
Terima kasih atas konfirmasi kehadiran Presiden Biden pada KTT G20 bulan depan di Bali. Di tengah sulitnya situasi ekonomi global, G20 tidak boleh gagal. Untuk itu, Deklarasi Pemimpin G20 amat penting maknanya sebagai hasil KTT nanti.
Dalam pertemuan, Wapres mencermati kemajuan di berbagai sektor kerja sama kedua negara. Dalam bidang perdagangan, Kementerian Perdagangan RI mencatat pada 2020 dan 2021, AS menjadi mitra dagang terbesar ke-2 bagi RI. Di tahun sebelumnya, AS adalah mitra dagang dan tujuan ekspor terbesar ke-4 setelah RRT, Jepang, dan Singapura.
Nilai perdagangan Indonesia-AS pada masa pandemi terus meningkat. Total nilai perdagangan pada Januari sampai Juli 2022 mencapai 23,9 miliar dollar AS, naik 21,9% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dengan surplus perdagangan 10,5 miliar dollar AS.
Pada 2021, total perdagangan Indonesia-AS mencapai 37,02 miliar dollar AS. Angka ini naik 36,10% dari tahun 2020 yang masih 27,2 miliar dollar AS. Ekspor Indonesia juga mengalami kenaikan 38,4% menjadi 25,77 miliar dollar AS. Impor Indonesia juga naik 31,1 % menjadi 11,25 miliar dollar.
Meskipun masih jauh dari target yang disepakati, yakni 60 miliar dollar AS pada 2024, tren perdagangan bilateral RI-US selama 5 tahun terakhir, 2017–2021, meningkat rata-rata sebesar 6,85%. Wapres pun berharap kerja sama ekonomi Indonesia–AS bisa terus diperkuat.
Selain itu, Wapres berharap partisipasi Indonesia dalam kerangka kerja ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF) juga menjadi salah satu cara mendukung kerja sama ekonomi. ”Kerja sama yang konkret adalah yang selalu diharapkan Indonesia,” tambahnya.
Kerja sama yang konkret adalah yang selalu diharapkan Indonesia.
Investor AS juga diundang berkontribusi langsung dalam berbagai program di Indonesia, seperti pada pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Proses pemindahan ibu kota baru terus berjalan kendati tak mudah. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan cermat dan dibutuhkan investasi swasta termasuk investasi langsung.
”Beberapa negara sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan investasi di IKN. Saya berharap para investor AS juga dapat berpartisipasi dalam pembangunan IKN, khususnya untuk sektor digital serta energi baru dan terbarukan,” tambah Wapres.
Beberapa negara sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan investasi di IKN. Saya berharap para investor AS juga dapat berpartisipasi dalam pembangunan IKN, khususnya untuk sektor digital serta energi baru dan terbarukan.
Dubes Sung Kim mengatakan, Presiden Biden menantikan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo pada pertemuan G20 nanti. Pertemuan akan membahas berbagai tantangan, terutama terkait ketahanan pangan, energi dan iklim.
”Kami percaya kerja sama kita tidak hanya memajukan kawasan bilateral, tetapi juga kawasan regional dan global,” tuturnya.
Selain itu, Dubes Sung menambahkan akan mendorong perusahaan-perusahaan AS mencari peluang di Indonesia, termasuk peluang dalam pembangunan IKN.
Komunikasi terus
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kondisi dunia dengan perang Ukraina-Rusia yang tak berkesudahan membuat situasi semakin sulit. Namun, diyakinkan, komunikasi terus dijalankan.
”Sejauh ini, respons masih sangat positif. Jadi, kalau mengenai tingkat kehadiran, kita tidak khawatir,” tuturnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/10/2022)
Selain memastikan kehadiran, lanjut Retno, Presiden Jokowi menekankan bahwa Presidensi G20 Indonesia harus menghasilkan kerja sama yang konkret dan bisa dijalankan. Retno pun optimistis KTT G20 bisa menghasilkan proyek-proyek kerja sama konkret dan bermanfaat untuk negara-negara G20 ataupun masyarakat dunia.
”Negosiasi outcomes documents, dalam kondisi normal saja, negosiasi G20 tidak pernah mudah. Apalagi dalam kondisi yang tidak normal.”
Saat ditanyakan apakah ada keberatan dari negara G20 lain mengenai kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin, Retno menegaskan, komunikasi terus dilakukan. Sebagai Presiden G20, Indonesia juga wajib mengundang semua anggota kecuali ada konsensus yang memutuskan lain.
Selain itu, pembahasan dokumen komunike bersama juga masih berjalan. ”Negosiasi outcomes documents, dalam kondisi normal saja, negosiasi G20 tidak pernah mudah. Apalagi dalam kondisi yang tidak normal,” tambah Retno.
Namun, Retno meyakinkan Indonesia memiliki rekam jejak bagus dalam kerja sama dengan negara-negara lain. Kepercayaan dunia terhadap Indonesia juga ada. Karena itu, kepercayaan ini dimanfaatkan dengan harapan G20 berhasil baik.
Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, Presiden Jokowi juga meminta seluruh kegiatan G20 disosialisasikan secara lebih baik lagi. Materi yang akan disampaikan juga harus bermanfaat bagi Indonesia selaku tuan rumah G20.
Di tempat terpisah, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan, Juri Ardiantoro, juga mengajak humas pemerintah daerah menggaungkan narasi G20. Harapannya, komunikasi publik dan komunikasi sosial dengan sasaran masyarakat di daerah bisa membuat G20 lebih bergema. ”KTT G20 ini harus jadi momentum yang benar-benar dirasakan kehadirannya oleh masyarakat dan menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan oleh masyarakat,” ujar Juri dalam rapat koordinasi dengan humas pemerintah daerah.
Untuk itu, narasi yang membumi dan melahirkan simpati menjadi penting. Harapannya, muncul prakarsa, inisiasi dan partisipasi dari masyarakat. Saat ini, narasi G20 dinilainya masih cenderung elitis dan teknokratis.