Raja Charles III Lebih Miskin daripada Raja-raja di Asia dan Afrika
Mengendalikan aset 28 miliar dollar AS dan menjadi kepala negara dari belasan negara, Raja Inggris Charles III lebih miskin dibandingkan Raja Thailand, Sultan Brunei Darussalam, ataupun Emir Abu Dhabi.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
Sejak Kamis (8/9/2022), setelah Ratu Elizabeth II wafat, Raja Charles III menjadi kepala belasan negara. Gabungan produk domestik bruto negara-negara yang dikepalai Charles III hampir 6 triliun dollar AS. Meski demikian, ia kalah kaya dibandingkan dengan dua monarki di Asia Tenggara.
Forbes menaksir kekayaan pribadi Charles, sampai Rabu (7/9/2022), hanya 100 juta dollar AS atau Rp 1,46 triliun. Setelah ibunya meninggal dan ia menjadi raja, kekayaan Charles III melonjak menjadi setidaknya 600 juta dollar AS. Hampir seluruh aset pribadi Ratu Elizabeth II diwariskan ke Charles III.
Sampai 2021, kekayaan pribadi mendiang Sang Ratu ditaksir 530 juta dollar AS. Selama bertakhta, Ratu Elizabeth II juga mengendalikan Badan Pengelola Aset Lancaster yang bernilai 760 juta dollar AS pada 2022. Meski bermula dari kepemilikan atas wilayah, badan pengelola itu kini lebih mirip sebagai pengelola aset dibandingkan pemerintah daerah swatantra.
Hak pengelolaan atas lembaga itu diwariskan dari raja atau ratu lama ke raja atau ratu baru. Sebagai raja, kini Charles III menjadi pengendali badan pengelola aset tersebut.
Di sisi lain, Charles III juga melepaskan hak pengelolaan atas Badan Pengelola Aset Cornwall. Badan itu dilekatkan pada jabatan putra mahkota. Anak sulung Charles III, Pangeran William, kini menjadi Duke of Cornwall sekaligus Pangeran Wales, Duke of Cambridge, Duke of Rothesay, serta sederet gelar lain.
Dari semua gelar tersebut, hanya status sebagai Duke of Cornwall yang memberikan penghasilan. Badan Badan Pengelola Aset Cornwall mengendalikan aset bernilai 1,4 miliar dollar AS. Meski mengendalikan, William tidak memiliki badan tersebut.
Bedanya, William tidak perlu berbagi pendapatan yang diperolehnya dari Badan Pengelola Aset Cornwall. Adapun Charles III harus membagi pendapatan dari Badan Pengelola Aset Lancaster untuk mendanai kegiatan hampir semua kerabat kerajaan yang diizinkan dibayari dari anggaran Istana.
Memang, sumber pendapatan Charles III bukan hanya dari Badan Pengelola Aset Lancaster. Sebagai raja, ia menjadi pengarah pengelolaan aneka aset keluarga kerajaan yang bernilai total 28 miliar dollar AS. Hanya sebagai pengelola, bukan sebagai pemilik. Status itu menjadi sebab utama ia kalah kaya dibandingkan dengan sejumlah raja di Asia dan Afrika.
Monarki lain
Asia adalah tempat para monarki terkaya di dunia selama puluhan tahun. Peringkat pertama diduduki Raja Rama X yang bertakhta di Thailand. Kepala negara monarki konstitusional itu memiliki aset senilai 45 miliar dollar AS. Aset itu berupa badan pengelolaan kekayaan istana. Di Thailand, kekayaan istana adalah kekayaan raja.
Selain 23 persen aset di Bank Siam, Rama X punya 38 pesawat dan helikopter. Aset lainnya berupa 40.000 bangunan yang disewakan kepada berbagai pihak di Thailand.
Sementara Emir Abu Dhabi, Syeikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MBZ), yang namanya dipakai menjadi jalan tol layang Jakarta-Cikampek, punya aset pribadi senilai 30 miliar dollar AS. Keluarga Al-Nahyan yang menguasai Abu Dhabi sebenarnya punya total 150 miliar dollar AS. Walakin, aset itu dimiliki bersama oleh Syeikh MBZ dengan para kerabatnya.
Meski berbagi aset pun, ia tetap lebih kaya dibandingkan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah yang menguasai seluruh aset Kesultanan Brunei Darussalam. Dengan aset 28 miliar dollar AS, ia menjadi monarki terkaya kedua di Asia Tenggara. Bentuk asetnya termasuk 5.000 mobil mewah, sebagian berlapis emas 24 karat. Ia juga punya istana dengan hampir 1.800 kamar.
Kekayaan Sultan Hassanal Bolkiah lebih banyak daripada kekayaan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud. Arab Saudi sebenarnya jauh lebih kaya dibandingkan dengan Brunei Darussalam. Namun, seperti di Abu Dhabi, tidak semua kekayaan keluarga kerajaan Arab Saudi dimiliki Raja Salman. Dari 1,4 triliun dollar AS kekayaan keluarga kerajaan Arab Saudi, hanya 18 miliar dollar AS milik Raja Salman. Sisanya dibagi untuk puluhan saudara dan ratusan keponakannya.
Adapun Raja Mohammad VI dari Maroko punya kekayaan pribadi 8 miliar dollar AS. Produk domestik bruto (PDB) Maroko hanya 113 miliar dollar AS. Sebagai perbandingan, PDB Inggris Raya 2,7 triliun dollar AS.
Bukan hanya kalah dibandingkan penguasa di Afrika dan Asia, Charles pun lebih miskin dibandingkan dengan sejumlah pangeran di Eropa. Penguasa Liechtenstein, Pangeran Hans Adam II, punya aset 5 miliar dollar AS. Grand Duke Agung Hendri dari Luksemburg memiliki 4 miliar dollar AS. Adapun Pangeran Albert II dari Monako punya 1 miliar dollar AS. Gabungan wilayah dan PDB Liechtenstein, Luksemburg, dan Monako jauh di bawah luas wilayah dan PBD Inggris Raya.
Namun, Charles III lebih beruntung dari Raja Spanyol Felipe VI dan Raja Belgia Phillipe. Raja Felipe VI pernah mengaku sebagai monarki termiskin Eropa. Ia hanya punya 10 juta dollar AS. Bahkan, seperti pernah dilaporkan Forbes dan Fortune, Raja Felipe VI tidak punya tabungan pensiun, sementara Raja Phillipe sedikit lebih beruntung dengan aset pribadi 20 juta dollar AS.
Seperti halnya Inggris Raya, PDB dan luas Spanyol serta Belgia lebih besar dari Liechtenstein, Luksemburg, atau Monako. Walakin, raja Inggris Raya, Spanyol, dan Belgia yang leluhurnya pernah menjajah berbagai negara di Asia, Afrika, serta Amerika itu lebih miskin dibandingkan dengan banyak penguasa wilayah dan negara di Eropa, Asia, dan Afrika masa kini. (REUTERS)