Charles Jadi Raja, Uang hingga Prangko Inggris Raya Akan Berganti Wajah
Pergantian pemimpin di takhta Kerajaan Inggris berarti perubahan lambang berbagai dokumen kerajaan dan uang di Inggris Raya. Perubahan ini mulai dokumen kerajaan, prangko, hingga uang koin dan kertas.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
LONDON, SABTU — Salah satu konsekuensi pergantian pemimpin di takhta Kerajaan Inggris adalah berubahnya berbagai dokumen kerajaan dan uang di Inggris Raya. Suksesi itu secara formal akan terjadi pada Sabtu (10/9/2022) seiring pengumuman resmi oleh Dewan Pengakuan.
Penetapan Charles III sebagai raja sudah dilakukan segera setelah Ratu Elizabeth II meninggal pada Kamis (8/9/2022) malam di Skotlandia. Tugas pertamanya sebagai raja adalah mengumumkan wafat ibunya, Ratu Elisabeth II.
Khalayak telah paham ia menjadi raja dan Ratu Elizabeth II telah meninggal. Namun berdasarkan tata cara Kerajaan Inggris, tetap harus ada pengumuman resmi oleh Dewan Pengakuan. Dilaporkan BBC dan Sky News, dewan itu dijadwalkan berkumpul di Istana St James, London pada Sabtu (10/9/2022).
Anggota utama dewan itu adalah anggota Dewan Agung Yang Mulia, Menteri Utara Skotlandia, Menteri Utama Irlandia Utara, dan Menteri Utama Wales. Pimpinan oposisi, para mantan Perdana Menteri Inggris, dan Lord Mayor of London juga menjadi anggota dewan itu.
Pada Sabtu pagi waktu setempat, Dewan Pengakuan akan bersidang dengan agenda pertama mengumumkan ratu telah wafat. Selepas itu, Charles III akan memasuki ruangan sidang. Pada pukul 10.00 waktu London, dewan akan mengumumkan Charles III sebagai raja baru. Selanjutnya, Charles III akan menyapa khalayak melalui balkon istana.
Dari Istana St James, Charles III menuju Istana Westminster. Di kantor parlemen Inggris itu, ia akan menerima sumpah setia pada pejabat utama kerajaan.
Mendiang Ratu Elizabeth II menanti lebih dari setahun sebelum resmi dimahkotai.
Sidang Dewan Pengakuan hanya digelar setiap kali ada raja atau ratu meninggal. Seluruh proses itu akan dipimpin oleh Ketua DPR Inggris yang sekaligus Ketua Dewan Agung Yang Mulia yang kini dijabat Penny Mordaunt.
Meski nanti sudah diumumkan sebagai raja, belum jelas kapan Charles III akan dimahkotai. Mendiang Ratu Elizabeth II menanti lebih dari setahun sebelum resmi dimahkotai.
Cabut dan Ubah
Sebagai raja, Charles III tidak perlu lagi paspor dan SIM. Sebab, seluruh paspor dan SIM Inggris diterbitkan atas nama Yang Mulia Raja atau Ratu. Mendiang Ratu Elizabeth II juga tidak punya SIM dan paspor sejak hari penobatannya per 6 Februari 1952.
Hampir seluruh orang Inggris sekarang tidak mengalami hidup di masa selain era Elizabeth II. Pelantikan Charles II akan membawa banyak hal baru dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan itu, antara lain, berupa pergantian kata pada frasa ”Her Majesty” menjadi ”His Majesty” pada berbagai dokumen.
Seluruh dokumen resmi kerajaan harus mencantumkan frasa itu sebagai tanda keabsahan. Prangko resmi kerajaan juga akan berubah. Selama 70 tahun terakhir, wajah Ratu Elizabeth II tercantum di prangko resmi.
Inggris juga perlu mengubah 29 miliar koin dan 4,7 miliar lembar uang kertas. Sebab, seperti prangko, seluruh uang itu masih bergambar Ratu Elizabeth II. Di Inggris, mata uang bergambar raja atau ratu yang sedang berkuasa.
Inggris juga perlu mengubah 29 miliar koin dan 4,7 miliar lembar uang kertas.
”Tidak ada pengumuman (soal pengubahan uang) sampai periode berduka selesai,” kata Gubernur Bank of England Andrew Bailey.
Salah satu perdebatan soal pengubahan uang adalah wajah Charles III akan tampak dari kanan atau kiri. Kini, di seluruh koin dan uang Inggris, Ratu Elizabeth II menghadap ke kanan. Biasanya, raja atau ratu baru akan menghadap ke arah kebalikan dari ratu atau raja lama. Oleh karena itu, diduga wajah Charles III di uang baru akan menghadap ke kiri.
Siap
Charles sudah dipersiapkan menjadi pewaris takhta Inggris sejak 6 Februari 1952. Selama 70 tahun terakhir, ia mengikuti dan terlibat dalam berbagai kegiatan Ratu Elizabeth II.
”Seperti juga Ratu dengan penuh bakti, saya juga kini berjanji pada diri sendiri, selama waktu yang diberikan Tuhan, untuk menjunjung prinsip-prinsip konstitusional di jantung bangsa kita. Di mana pun Anda tinggal di Inggris Raya, atau di wilayah lain di seluruh dunia, apa pun kepercayaan Anda, saya akan berusaha melayani Anda dengan penuh kesetiaan, penghormatan, dan kasih seperti telah saya lakukan sepanjang hayat,” kata Charles III dalam pidato perdananya, Jumat (9/9/2022).
Ia mengakui hidupnya akan berubah seiring jabatan baru. Kehidupan keluarganya juga akan berubah. Istrinya, Camilla, diyakini akan melakoni tanggung jawab dengan penuh bakti.Demikian pula anaknya, William, akan mendapatkan status baru. Selain menjadi Putra Mahkota, William kini menjadi Pangeran Wales dan Adipati Cornwal.
”Dengan Catherine di sampingnya, Pangeran dan Putri Wales baru, saya tahu, akan terus menginspirasi dan membimbing bangsa, menolong yang terpinggirkan mendapat perhatian,” kata Charles III.
Ia juga menyebut tidak mungkin lagi mengurus sepenuhnya seluruh lembaga amal dan isu yang diperhatikannya selama puluhan tahun terakhir. Sejak 1976, memanfaatkan pesangon sebagai pensiunan perwira angkatan laut, ia mendirikan lembaga amal bernama Prince Trust. Lembaga itu telah membantu 90.000 orang muda. Ia juga menjadi pelindung 400 lembaga.
Kegiatannya di Prince Trust pernah memicu kontroversi. Sebab, ia dituding mengintervensi politik dan penyelenggaraan pemerintahan. Tudingan itu dipicu kritik Charles pada kebijakan pertanian, tata kota, pendidikan, hingga perikanan. Kritik itu disampaikan melalui serangkaian surat pribadinya kepada sejumlah politisi.
Monarki tidak akan bertahan kecuali Anda mempertimbangkan sikap warga.
Pada 2006, secara terbuka ia mengaku bangga jika semua isi surat itu dianggap sebagai intervensi. Ia menegaskan akan tetap menjauhi politik praktis. Di sisi lain, ia merasa perlu membahas isu-isu terkait kehidupan warga. ”Monarki tidak akan bertahan kecuali Anda mempertimbangkan sikap warga,” katanya.
Kini, sebagaimana dilakoni ibunya, Charles III perlu lebih menjaga jarak dari politik praktis dan tidak berkomentar secara terbuka soal politik praktis. (AFP/REUTERS/RAZ)