Rusia Jual Minyak Harga Diskon, Jokowi Pertimbangkan Ikuti India-China
Moskwa membalas rencana negara-negara Barat atau G7 untuk menetapkan pembatasan harga migas Rusia dengan menawarkan harga minyak diskon ke Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Indonesia mempertimbangkan opsi minyak Rusia.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·6 menit baca
MOSKWA, SELASA — Rusia menawarkan minyak dengan harga diskon kepada India. Ini dilakukan untuk menangkis bujukan kelompok G7 agar India tidak bersedia mengikuti pematokan harga terhadap minyak dan gas Rusia. Tujuan pematokan ini adalah agar penerimaan migas Rusia anjlok. Indonesia mempertimbangkan untuk membeli minyak Rusia, seperti yang telah dilakukan India dan China.
Moskwa bahkan menawarkan harga yang lebih rendah pada India dari yang sudah pernah didapatkan sebelumnya. ”Pada prinsipnya, imbalan yang diminta adalah agar India tidak mendukung usulan G7. Namun, keputusan tentang ini akan diambil setelah India berbicara dengan semua mitra,” kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri India, yang dikutip Business Standard, 11 September 2022.
Presiden RI Joko Widodo dalam wawancara dengan harian Financial Times, yang dimuat pada Senin (12/9/2022), menyatakan untuk mempertimbangkan membeli minyak Rusia di tengah tekanan lonjakan harga energi global saat ini. ”Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara (dan) mereka memberi harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Presiden Jokowi saat ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak Rusia.
Pada Agustus 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, Indonesia telah mendapat tawaran minyak Rusia dengan harga diskon 30 persen. Menindaklanjuti hal itu, Pertamina mengatakan tengah mengkaji risiko-risiko membeli minyak Rusia.
Pada Mei lalu, minyak Rusia lebih murah 16 dollar AS per barel dibandingkan dengan rata-rata harga minyak impor India senilai 100 dollar AS per barel. Diskon diturunkan lagi menjadi 14 dollar AS per barel pada Juni 2022 saat rata-rata harga impor minyak India senilai 116 dollar AS per barel. Pada Agustus 2022, minyak impor India dari Rusia 6 dollar AS lebih murah daripada rata-rata harga impor India.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, impor minyak India dari Rusia kurang dari 1 persen. Porsi itu naik menjadi 8 persen pada April, kemudian naik lagi menjadi 14 persen pada Mei serta kembali naik menjadi 18 persen pada Juni, berdasarkan data dari Departemen Perdagangan India. Pada Agustus, impor minyak India dari Rusia sebanyak 738.024 barel per hari.
Diskon 50 persen
China juga mendapatkan gas Rusia dengan harga diskon 50 persen. Tawaran pada China ini berlangsung hingga akhir 2022. Hal itu telah disepakati saat Rusia menghentikan total aliran gas ke Eropa pada awal September 2022. China mendapatkan pasokan gas dari Sakhalin 2, demikian dilaporkan Bloomberg, 8 September 2022.
China telah mengimpor 29 persen gas dari Rusia dari total impor gas China pada semester pertama 2021. Porsi impor gas China dari Rusia sudah meningkat sejak Agustus 2020. Kini China menjadi konsumen energi terbesar Rusia setelah invasi ke Ukraina. Hal ini berlangsung saat Barat mencoba mengurangi konsumsi energi asal Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menawarkan minyak berharga diskon ke Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Rusia sedang memfokuskan relasi ekonomi secara keseluruhan ke Asia Pasifik, terutama China. ”Peran negara-negara Asia Pasifik dalam perekonomian global meningkat signifikan,” kata Putin pada Eastern Economic Forum di kota Vladivostok, seperti dikutip kantor berita AFP, 7 September 2022.
Oleh sebab itu, kata Putin, tindakan mengisolasi Rusia akan susah. Putin mengatakan, pengaruh Barat secara perekonomian sudah berkurang. Tentu, fokus ke Asia, Afrika, dan Timur Tengah juga disebabkan Rusia menghadapi sanksi ekonomi dari Barat terkait invasi ke Ukraina. Fokus ke kawasan di luar Barat, lanjut Putin, membuat Rusia mampu menghadapi tekanan Barat secara teknologi dan keuangan.
Dalam upaya mendekatkan diri ke Asia, Rusia telah menawarkan harga migas dengan harga diskon sebesar 30 persen sejak April 2022 ke pihak Asia.
Membalas G7
Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov pada 6 September 2022 mengatakan, tawaran diskon itu juga bertujuan membalas rencana pematokan harga migas Rusia oleh Barat (G7). ”Setiap tindakan pematokan harga migas Rusia akan menyebabkan defisit dan menaikkan gejolak harga,” kata Shulginov. Dengan kata lain, negara mana pun yang akan menyetujui Barat dibalas Rusia dengan penghentian ekspor migas ke negara-negara tersebut.
Para menteri keuangan AS, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, Perancis, dan Kanada telah memberi lampu hijau pada pematokan harga migas Rusia. Akan tetapi, tidak semua pihak di Eropa menyetujui langkah tersebut. Kanselir Jerman Olaf Scholz, Jumat (9/9/2022), mengkritik proposal Uni Eropa terkait langkah serupa. Alasannya, proposal itu sama sekali tidak memikirkan konsekuensi buruk akibat langkah tersebut.
Balasan Rusia terhadap Barat telah membuat sejumlah negara kelimpungan dalam mengamankan persediaan energi. Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, setengah ekspor migas Rusia mengalir ke Barat, menurut International Energy Agency. Kini Rusia tidak lagi mengirimkan gas ke Eropa. Hal itu telah menaikkan harga gas menjadi 8,3 dollar AS/MMBtu atau naik 110 persen sejak awal 2022.
Perusahaan-perusahaan energi Eropa kini sedang kekurangan uang untuk menutupi margin call minimal 1,5 triliun dollar AS dan itu baru perkiraan moderat. Margin call adalah sebutan bagi biaya pengamanan harga untuk pengadaan migas di Eropa dalam kerangka kontrak berjangka migas. Biaya margin call terus meningkat karena gejolak harga.
Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan, sejumlah pemerintah di Eropa sedang berusaha menolong perusahaan-perusahaan energi Eropa terkait pengadaan energi untuk kebutuhan publik. Masalahnya, konsumen dan pebisnis Eropa kini sedang menghadapi beban besar akibat kenaikan harga migas.
”Beberapa pekan berlangsung hal seperti ini (krisis energi), ekonomi Eropa akan berhenti,” kata Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo dalam wawancara dengan Bloomberg, Kamis (8/9/2022). “Risikonya adalah deindustrialisasi dan keresahan sosial.”
Mulai Desember 2022
Akan tetapi, para pejabat G7, termasuk Menkeu AS Janet Yellen, tetap merencanakan pematokan harga migas Rusia yang direncanakan berlangsung mulai 5 Desember 2022. Asisten Menkeu AS Ben Harris, 9 September 2022, mengatakan bahwa meski China dan India tidak bergabung pada rencana pematokan itu, pemberian diskon 30-40 persen oleh Rusia ke Asia telah menjadi kemenangan bagi G7.
Menurut lembaga yang berbasis di Washington, ClearView Energy Partners, G7 berencana mematok minyak Rusia pada harga 40-60 dollar AS per barel atau mendekati harga pokok produksi minyak Rusia. Craig Kennedy, dari Davis Center for Eurasian and Russian Studies (Harvard University), tekanan G7 akan membuat Rusia kerepotan untuk menutupi biaya eksplorasi minyak.
Akan tetapi, jika Rusia menghentikan ekspor minyak, harga migas global akan bergejolak. ”Kekhawatiran terbesar saya adalah jika Putin melakukan tindakan yang menyebabkan kesulitan menjelang 5 Desember,” kata Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global dari RBC Capital Markets, kepada Brookings Institution pada 9 September 2022.
”Rusia juga memiliki aset di negara lain, seperti di Libya dan Irak, dan mampu menyebabkan sejumlah masalah di negara-negara penghasil minyak lainnya,” kata Croft.
Mujtaba Rahman, Direktur Divisi Europa pada Eurasia (perusahaan konsultan), menambahkan bahwa situasi sedang sulit. Aksi untuk membendung Rusia memiliki harga, kata dia. (REUTERS/AFP)