Eropa Bersiap Hadapi Cekikan Total Rusia dalam Pasokan Energi
Rusia tengah mempertimbangkan penghentian pasokan minyak ke Eropa sebagai tindakan lanjutan dari penghentian pasokan gas. Tindakan ini balasan atas rencana Eropa dan sekutunya membatasi harga komoditas energi Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
BERLIN, SABTU — Eropa bersiap menghadapi cekikan total Rusia pada pasokan energinya. Rusia telah menghentikan pasokan gas dan mempertimbangkan penghentian pasokan minyak ke Eropa. Penghentian itu untuk menanggapi keinginan Eropa dan sekutunya membatasi harga komoditas energi Rusia.
BUMN gas Rusia, Gazprom, mengumumkan kelanjutan penghentian pasokan gas melalui jalur pipa NordStream 1. Sedianya, setelah berhenti sejak Rabu lalu, gas akan dialirkan kembali pada Sabtu (3/9/2022) dini hari.
Namun, pada Jumat malam, Gazprom menyebut gas belum bisa dialirkan karena masih ada perawatan. Stasiun pengendalian tekanan yang tersisa di jaringan itu harus diperbaiki karena ada kebocoran minyak.
Penghentian pasokan gas ini terjadi kala Eropa masih harus mengisi cadangan gas menjelang musim dingin. Eropa butuh banyak gas, minyak, dan batubara, terutama untuk mengoperasikan mesin pemanas selama musim dingin. Karena suhu bisa anjlok beberapa derajat di bawah nol, Eropa sangat butuh mesin penghangat.
Perusahaan Jerman yang biasanya menjadi kontraktor perbaikan, Siemens Energy, membenarkan ada kebocoran pada satu-satunya stasiun pengendali yang tersisa. Walakin, Siemens meragukan perbaikan harus sampai menghentikan total pasokan gas.
Sebelum pengumuman Gazprom disampaikan, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan, Moskwa akan menghentikan ekspor minyak ke negara-negara yang membatasi harga minyak Rusia. Moskwa memastikan tidak akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang mau membatasi harga minyak Rusia.
Sejak lama, berbagai pihak telah mengingatkan risiko tinggi pelarangan ekspor energi Rusia. Barclays, lembaga keuangan Inggris, menaksir harga minyak akan menembus 200 dollar AS per barel jika minyak Rusia dilarang masuk pasar. Taksiran serupa disampaikan lembaga kajian energi, Rystad Energy.
Pembatasan
Dalam rapat di Elmau, Jerman, Jumat (2/9/2022), para menteri ekonomi tujuh negara industri terkaya (G7) sepakat akan menetapkan batas teratas harga minyak Rusia. Nilai dan cara pembatasannya belum ditentukan.
”Kami ingin membatasi kemungkinan penyiasatan pembatasan harga dan pada saat yang sama mengurangi beban administrasi bagi pihak yang terlibat,” demikian pernyataan para menteri itu.
G7 menyatakan, mekanisme pembatasan akan transparan. ”Kami mengajak semua negara memberi masukan untuk merancang mekanisme dan menerapkan pembatasan harga,” lanjut pernyataan itu.
Lewat pembatasan tersebut, G7 ingin meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin agar menghentikan perang di Ukraina. Pembatasan juga diharapkan bisa mengurangi tekanan pasar energi global.
Sebelumnya, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengusulkan ada pembatasan harga gas Rusia. Dalam setahun terakhir, Uni Eropa harus membayar gas empat kali lebih mahal. Lonjakan drastis ini terjadi sejak Maret 2022.
Sepekan setelah perang di Ukraina meletus, pasar cemas pada kemungkinan pasokan energi dari Rusia berkurang. Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa telah sepakat menghentikan penggunaan NordStream 2, pipa alternatif untuk mengalirkan gas Rusia ke Eropa. Kini, gas Rusia hanya dialirkan melalui NordStream 1 dan jaringan yang membentang di Ukraina. Moskwa sudah bolak-balik mengurangi, bahkan menghentikan, pasokan melalui kedua jaringan itu.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah mengatakan, Moskwa tidak akan mengirim gas ke negara yang memberlakukan pembatasan harga. Moskwa akan memasarkan komoditas energinya ke negara yang tidak menerapkan pembatasan harga.
Larangan penyediaan asuransi
Upaya pembatasan ekspor energi Rusia telah dilakukan AS dan sekutunya sejak beberapa bulan lalu. Inggris dan Uni Eropa melarang perusahaan mereka menyediakan asuransi bagi kapal-kapal pengangkut minyak Rusia. Hingga 90 persen asuransi kapal global dikeluarkan oleh P&I Groups London, asosiasi penyedia asuransi maritim terbesar.
Tanpa asuransi, sulit bagi kapal berlayar atau berlabuh di sejumlah tempat. Pengelola Kanal Suez di Mesir sejak lama melarang kapal lewat tanpa asuransi yang jelas. Banyak pelabuhan juga menolak kapal mendekat dengan alasan serupa.
Bank Jerman, Commerzbank, menyebut dampak larangan penyediaan asuransi lebih besar dibandingkan embargo ekspor energi. Sebab, larangan itu praktis menutup peluang penyediaan kapal untuk mengangkut komoditas Rusia.
Peneliti pada Bruegel Institute, Georg Zachmann, menyebut pelarangan penerbitan asuransi dan pembatasan harga adalah bentuk kartel. Meski demikian, sejumlah negara terbukti bisa menyiasati serangkaian pembatasan AS dan sekutunya itu.
Ia mengingatkan, organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) juga bisa ikut memangkas produksi seperti Rusia. Sebab, OPEC tidak pernah suka pembatasan harga. Sejak dulu, produksi cenderung dikurangi saat harga terpangkas.
”OPEC akan menolak mekanisme itu karena khawatir bukan hanya Rusia akan disasar. Di lain kesempatan, bisa jadi produsen lain jadi sasaran pembatasan harga,” tutur Zachmann.
Bagi Rusia, penghentian total ekspor ke sejumlah konsumen bukan masalah. Sejak Januari hingga Agustus 2022, Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100 miliar dollar AS dari penjualan energi.
Justru Eropa dan banyak negara Asia-Afrika akan tertekan jika Rusia sampai menghentikan pasokan ke pasar. Meski bukan anggota OPEC, Rusia memasok 10 persen kebutuhan minyak global. (AFP/REUTERS)