Amerika Serikat bersungguh-sungguh memperkuat pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik untuk mengimbangi kekuatan China. Implementasi Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) yang digagas Presiden AS Joe Biden terus digulirkan.
Oleh
SUTTA DHARMASAPUTRA DARI LOS ANGELES, AS
·3 menit baca
LOS ANGELES, KOMPAS — Amerika Serikat berupaya mengimbangi pengaruhAmerika ekonomi China di Indo-Pasifik dengan meluncurkan inisiatif Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik atau Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Prakarsa ini terus bergulir, antara lain, melalui pertemuan para menteri dari negara-negara yang tergabung dalam IPEF pekan ini.
Pertemuan tersebut berlangsung selama dua hari, Kamis (8/9/2022) hingga Jumat (9/10/2022), di Los Angeles, Amerika Serikat. Mereka akan menyusun rencana kerja sama ekonomi Indo Pasifik.
IPEF adalah prakarsa ekonomi yang diluncurkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Tokyo pada 23 Mei 2022. IPEF beranggotakan 14 negara. Indonesia mengonfirmasi partisipasinya pada 17 Mei 2022.
Berdasarkan catatan Kompas, peran China di Indo-Pasifik yang kian menguat sudah terlihat sejak tahun 2000 dengan terus meningkatnya impor dari China di negara-negara Indo Pasifik. Data Bank Dunia 2000-2015 menunjukkan, misalnya, banyak negara Pasifik (terutama Kanada, Jepang, dan Meksiko) telah meningkatkan impornya dari China dan mengurangi impornya dari AS. Dalam periode sama, defisit perdagangan AS dengan China meningkat dari 84 miliar dollar AS menjadi 367 miliar dollar AS.
China bersama negara-negara ASEAN, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, juga membentuk kesepakatan perdagangan bebas terpisah, yang dikenal dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Pengaruh lainnya di tingkat global yang ditanamkan Beijing adalah melalui inisitiaf pembangunan infrastruktur, Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI), yang diluncurkan sejak 2013.
Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo dan Perwakilan Dagang AS Katherine Tai akan menjadi tuan rumah dari pertemuan dengan pejabat setingkat menteri ini. Hadir mewakili Indonesia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Menteri-menteri dari negara anggota IPEF lainnya yang hadir adalah Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia; Menteri Perdagangan untuk Pertumbuhan Ekspor dan Menteri Pertanian Selandia Baru; Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang; Menteri Perdagangan Korea Selatan; Menteri Perdagangan India, serta Menteri Perdagangan Fiji.
Adapun menteri dari negara ASEAN adalah Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Menteri Senior Bidang Perdagangan Malaysia; Menteri Perdagangan dan Industri Vietnam; Menteri Keuangan dan Ekonomi Brunei Darussalam; Menteri Luar Negeri Thailand, serta Wakil Menteri Perdagangan Filipina.
Pertemuan selama dua hari ini merupakan pertemuan tingkat menteri yang pertama diadakan secara langsung tatap muka setelah IPEF dideklarasikan. Pertemuan sebelumnya diselenggarakan secara virtual. Mereka akan mencoba mencapai kesepakatan untuk meluncurkan negosiasi formal terkait inisiatif perdagangan yang dipimpin AS.
Empat pilar
”Menulis aturan baru untuk ekonomi abad ke-21” yang akan membuat ekonomi peserta ”tumbuh lebih cepat dan lebih adil” adalah kalimat yang diucapkan Biden ketika meluncurkan prakarsa ini. IPEF bercita-cita menegakkan empat pilar, yaitu perdagangan yang adil dan tangguh; ketahanan rantai pasokan; infrastruktur, energi bersih, dan dekarbonisasi; serta pajak dan antikorupsi.
Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Pemerintah Indonesia belum secara resmi menetapkan keikutsertaan pada pilar-pilar dalam IPEF, termasuk kepala negosiator di setiap pilar IPEF.
Dalam pertemuan pejabat senior dan pakar teknis dari 14 negara anggota IPEF yang diselenggarakan kemarin dan hari ini, menurut Deputi Menko Perekonomian Edi Prio Pambudi, banyak yang terkejut mengetahui Indonesia berpartisipasi dalam empat pilar.
Pilar perdagangan membahas elemen: ekonomi digital dan teknologi berkembang, tenaga kerja, lingkungan, fasilitasi perdagangan, transparansi dan praktik regulasi yang baik, sistem/peraturan pertanian berkelanjutan, kebijakan persaingan.
Elemen pilar rantai pasok meliputi: pelembagaan ketahanan rantai pasokan, menetapkan kriteria untuk sektor dan barang kritis bersama, meningkatkan ketahanan dan investasi di sektor dan barang kritis, menetapkan mekanisme tanggap krisis, memperkuat rantai pasokan, peran pekerja, serta mempromosikan protokol pelacakan.
Elemen pilar energi bersih meliputi: keamanan sektor energi, pengurangan emisi karbon, penggunaan lahan, hutan, dan laut yang berkelanjutan, inovasi untuk pengurangan dan penghindaran gas rumah kaca, dan insentif untuk memungkinkan transisi yang bersih.
Elemen pilar antikorupsi adalah pemberantasan korupsi, pajak, pengembangan kapasitas dan inovasi, dan kerja sama, kolaborasi inklusif dan transparansi.