Misi Utama Diplomasi RI di Singapura: Tarik Investasi, Dorong Perdagangan
Kedekatan hubungan RI-Singapura tak hanya terpatri karena kedekatan geografis, tetapi juga berkat kemitraan kuat dalam kerja sama ekonomi. Kedekatan itu perlu dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia ”tanah harapan”.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
Hubungan bilateral Indonesia-Singapura kian erat dari waktu ke waktu. Hal ini bukan saja karena kedekatan geografisnya, tetapi juga, antara lain, berkat kemitraan kerja sama ekonomi yang kuat. Bagi Indonesia, Singapura adalah partner ekonomi utama dalam investasi dan perdagangan.
Duta Besar RI untuk Singapura, Suryopratomo—akrab disapa Tommy—mengatakan, sekitar 80 persen kerja diplomasi kantor perwakilan ialah menjalankan diplomasi ekonomi. Ini sesuai misi Presiden Joko Widodo yang diamanatkan kepada para dubes RI sejak 2014: diplomasi Indonesia difokuskan pada upaya menarik investasi ke Indonesia dan mendorong perdagangan.
Tommy (61) menjelaskan, posisi Singapura terletak di jalur perdagangan internasional Selat Malaka. Singapura adalah salah satu simpul atau hub perdagangan dunia. Sekitar 25 persen dari total nilai perdagangan global disumbang oleh aktivitas perdagangan di selat itu. Tak kurang dari 100.000 kapal niaga dunia melintas selat ini dan sebagian besar mereka menginduk di Singapura.
Selain itu, lanjut Tommy, Singapura merupakan simpul penerbangan internasional dengan sedikitnya 68 juta orang menyinggahi atau datang dan pergi melalui Bandar Udara Internasional Changi. ”Bisa dibayangkan betapa Singapura itu menjadi hub yang sangat penting di dunia,” katanya.
Di samping itu, Singapura—bersama Hong Kong—sejak lama dikenal sebagai pusat keuangan global di kawasan Asia Pasifik. Namun, setelah gejolak politik akibat dominasi Beijing atas Hong Kong sejak tahun 2020, bagi banyak pelaku keuangan dan pebisnis, posisi Singapura menjadi semakin penting.
Menurut Tommy, jumlah aset yang dikelola Singapura sekitar 4 triliun dollar AS. Jika sebagian dari dana ini bisa ditarik ke Indonesia, hal itu akan menjadi modal yang sangat besar untuk menggerakan ekonomi nasional. ”Ini yang coba kami lakukan. Koordinasi harus dilakukan lebih intensif,” ujarnya.
Kedubes RI dalam dua tahun, ketika pandemi Covid-19 mencapai puncaknya, melibatkan bank dan perwakilan instansi pemerintah Indonesia untuk berfokus pada upaya menarik investasi dan mendorong perdagangan. Ada kekhawatiran, investasi Singapura ke Indonesia menurun.
Namun, menurut Tommy, investasi asing langsung (FDI) Singapura ke Indonesia mencapai rekornya pada 2020, yakni 9,8 miliar dollar AS. Pada 2021, FDI Singapura ke Indonesia sedikit menurun, yakni 9,4 miliar dollar AS, meski tetap terbesar dibandingkan FDI dari negara lain.
Tommy menuturkan, saat ini dia dan semua perwakilan pemangku kepentingan dari Indonesia terus memperkuat hubungan ekonomi dengan Singapura. Misi ini dilakukan bersama atase investasi, atase perdagangan, atase keuangan, bank Indonesia, dan semua perwakilan instansi pemerintah RI.
”Kami membuat semacam klinik bisnis, yang kami sebut business connect. Kami jadikan KBRI Singapura tempat bagi siapa pun yang ingin mencari tahu tentang Indonesia atau ingin berbisnis di Indonesia. Kalau (mitra) belum bisa ke Indonesia, kami bisa selesaikan di Singapura,” katanya.
Dalam paruh pertama 2022, realisasi FDI Singapura mencapai 6,7 miliar dollar AS. Tommy optimistis, pada akhir tahun ini investasi Singapura ke Indonesia sudah bisa menembus dua digit. Hal ini tentu akan menambah rasa percaya diri bahwa bisnis ke Indonesia itu atraktif, mudah, dan menyenangkan.
Tommy memberi catatan bahwa semuanya tergantung pada para pelaku usaha Singapura. Terpenting lagi, apakah Indonesia siap membentangkan ”karpet merah” bagi mereka dengan misalnya kemudahan perizinan, sistem daring yang mudah diakses saat mengurus perizinan, dan lain-lain.
Dia mengajak semua pihak untuk berpikir memajukan Indonesia dan rakyatnya. Masyarakat dapat membantu menciptakan Indonesia yang terbuka, aman, dan nyaman bagi investor. Otoritas terkait agar membuat aturan perizinan yang mudah, jelas, dan tidak berubah-ubah. Jadikan Indonesia sebagai tanah harapan (land of opportunity) bagi investor. Orang percaya, Indonesia suatu waktu dapat menjadi empat negara ekonomi kuat.
”Menurut saya, kita bisa lakukan itu. Saya rasakan di Singapura: banyak kalangan pengusaha Timur Tengah, Eropa, Amerika datang ke KBRI untuk menanyakan peluang-peluang bisnis. Bahkan, mereka meminta dibukakan akses pertemuan dengan pejabat Indonesia untuk investasi,” ujar Tommy.
Tommy mengatakan, Facebook berencana membangun kabel bawah laut langsung dari Amerika Serikat ke Indonesia karena ingin menjadikan Indonesia hub ekonomi digital. Nilai investasinya mencapai 900 juta dollar AS. ”Itu angka yang cukup besar. Kalau kabelnya direct Indonesia, akan bisa menjadi hub digital ekonomi selain Singapura,” katanya.
Sementara itu, perdagangan antara Indonesia dan Singapura juga mulai pulih setelah diguncang pandemi Covid-19 dengan pertumbuhan cukup optimistis. Perdagangan keduanya pada tahun 2022 hingga Mei tercatat surplus 670 juta dollar AS untuk Indonesia, setelah sempat alami defisit 690 juta dollar AS.
Meski fokus pada kerja sama bidang ekonomi, isu perlindungan WNI tetap dalam skala prioritas. Dari sekitar 130.000 asisten rumah tangga asal Indonesia, hanya kurang dari 1 persen yang tersangkut kasus hukum. ”Fungsi pelayanan dan perlindungan kami tingkatkan, kami permudah,” katanya.
Kerja sama politik dan keamanan, kesehatan, dan isu bilateral lainnya juga sama. Pada Januari 2022, Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsien Loong meneken tiga kesepakatan strategis di Bintan, yakni perjanjian ekstradisi, pengolaan wilayah udara, dan kerja sama pertahanan.