Putri dari Alexander Dugin tewas dalam serangan bom mobil di pinggiran Moskwa, Rusia, Sabtu (20/8/2022). Dugin disebut-sebut sebagai guru politik Presiden Rusia Vladimir Putin.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
MOSKWA, SENIN — Bom mobil meledak di Moskwa, Rusia, Sabtu (20/8/2022), menewaskan Darya Dugina (29), putri pakar politik Rusia yang pemikirannya sering disebut banyak memengaruhi kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dugaan sementara adalah Alexander Dugin (60) alias ayah korban yang sebenarnya menjadi target serangan itu.
Peristiwa bom meledak itu terjadi usai Literasi Tradisi dan Festival Musik di pinggiran Kota Moskwa. Dugin hadir sebagai pembicara dalam acara itu. Sementara putrinya ikut diundang sebagai tamu kehormatan. Keduanya datang ke lokasi bersama-sama menggunakan mobil Dugin, Toyota Land Cruiser Prado. Namun, saat pulang, Dugin naik mobil lain. Sementara Dugina mengendarai mobil ayahnya. Di tengah jalan, mobil Dugina meledak. Korban tewas seketika.
Mengutip kantor berita Rusia, RIA, Darya Dugina akhir-akhir ini bekerja sebagai wartawan. Dia beberapa kali mengunjungi Donbass. Dia juga memberikan laporan-laporan Mariupol, termasuk dari Azovstal. Perempuan itu termasuk daftar warga negara Rusia yang dijatuhi sanksi oleh Pemerintah Inggris pada Juni atas alasan menyebarluaskan disinformasi tentang konflik di Ukraina.
Darya Dugina akhir-akhir ini bekerja sebagai wartawan. Dia beberapa kali mengunjungi Donbass. Dia juga memberikan laporan-laporan Mariupol, termasuk dari Azovstal.
Namun, peserta festival maupun kenalan Darya berpendapat bahwa target pembunuhan sebenarnya adalah ayahnya. Alexander Dugin mulai dikenal di Rusia pada awal 1990-an. Dia dikenal sebagai ideologis gerakan Limonov. Ia terlibat dalam sains-ilmu politik, sosiologi dan filsafat, serta memberi kuliah di Rusia dan luar Rusia.
Di Barat, Dugin disebut sebagai ”pemikir Rusia terkemuka pada periode pasca-Soviet”. Belakangan, di tahun 2010-an, media asing akan menjulukinya ”ideolog utama Putin” dan pencipta ”ide dunia Rusia”. Dugin sendiri berulang kali menyangkal hal ini.
”Kemungkinan besar, pembunuhan itu terkait dengan kegiatan profesional Dugin. Dia tidak punya bisnis,” kata Vladimir Dzhabarov, Wakil Kepala Komite Internasional Dewan Federasi. Dia menambahkan bahwa pembunuhan itu kemungkinan terkait dengan ”peristiwa Ukraina”. Hal yang pasti, Kementerian Dalam Negeri dan biro intelijen federal tengah memburu pelaku.
Salah satu penyelenggara festival, Zakhar Prilepin, menulis di saluran Telegram-nya bahwa para pembunuh berpotensi tertangkap dalam video rekaman. ”Mereka mendorong, merumput, menunggu,” katanya. Menurutnya, kejahatan itu sudah dipersiapkan sejak lama.
Pemerintah Ukraina mengeluarkan keterangan resmi bahwa mereka tidak terlibat dalam pembunuhan Darya Dugin. Hal ini disampaikan Penasihat untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak.
”Ukraina sama sekali tidak berhubungan dalam perencanaan ataupun eksekusi atas Darya Dugin maupun ayahnya, Alexander Dugin. Jangan bawa-bawa nama kami,” katanya sebagaimana dikutip Penasihat untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, seperti dikutip oleh kantor berita nasional Rusia, TASS, Senin (22/8/2022).
Pemerintah Rusia masih menyelidik pelaku pengeboman mobil Dugin dan kecurigaan saat ini jatuh kepada Tentara Nasional Republik atau NRA.
Dilansir dari TASS, Dugin dan Dugina datang bersama ke sebuah festival di pinggiran Moskwa mengendarai mobil Toyota milik Dugin. Ketika selesai berbicara, Dugin dipanggil untuk menghadiri acara lain.
Ia lantas naik mobil berbeda yang disediakan oleh panitia. Adapun Dugina menyetir mobil ayahnya. Keduanya berencana bertemu di lokasi acara berikutnya. Akan tetapi, nasib naas menimpa Dugina. Ia tewas akibat bom yang diduga dipasang untuk membunuh Dugin.
Rekaman video menunjukkan Dugin berlari keluar mobil yang menjemputnya dan memegangi kepalanya sambil menatap terkejut ke arah sisa-sisa Toyota Land Cruiser yang terbakar. Dugin kini masih dirawat di rumah sakit akibat tekanan mental kehilangan putrinya.
Aparat penegak hukum masih mencari pelaku pengeboman.
Akan tetapi, sejumlah politikus menuding Tentara Nasional Republik (NRA) sebagai biang keladi. Salah satunya ialah mantan Kepala Negara Bagian Duma Ilya Ponomayrov. Ia mengatakan, NRA merupakan pengkhianat bangsa Rusia karena menentang cita-cita negara tersebut.
Dalam akun media sosial Telegram, NRA memang mengatakan mereka menentang Vladimir Putin. Akan tetapi, belum ada klaim bahwa mereka meletakkan bom di mobil Dugin. ”Putin mengkhianati Undang-Undang Dasar Rusia dan mengakibatkan perang dengan saudara sebangsa Slav. NRA melawan segala jenis perang dan penindasan,” demikian kutipan manifesto mereka.
Dugin adalah akademisi dan pengamat politik Rusia yang memercayai prinsip politik sayap kanan. Ia mengemukakan teori yang terkenal dalam bukunya pada 1997, yaitu Dasar-dasar Geopolitik. Di dalamnya, Dugin berargumen bahwa masa depan ada di wilayah Eurasia yang terbentang dari Dublin (Irlandia) hingga Vladivostok (Rusia).
Di wilayah yang ia namakan Novorussiya atau Rusia Baru itu, Moskwa menjadi pusatnya. Menurut Dugin, Rusia harus membangun poros empat mata angin, yaitu Moskwa di utara, Jerman di barat, Jepang di timur, dan Iran di selatan.
Impian Novirussiya ini mencakup Ukraina yang kini merupakan negara merdeka. Menurut Dugin, kemerdekaan ini merupakan ulah campur tangan Barat, terutama Amerika Serikat. ”Cara untuk menjatuhkan lawan-lawan Rusia ialah dengan menguatkan destabilisasi internal melalui berbagai konflik horizontal di masyarakatnya,” tulis Dugin.
Dalam jurnal Post-Soviet Affairs pada 2019, pakar politik dari Institut Hoover di Universitas Stanford, Kirill Kalinin, mengatakan bahwa teori Dugin ini diminati oleh elite politik Rusia. Akan tetapi, kenyataan di lapangan lebih kompleks karena pengusaha, apalagi kaum oligarki Rusia tidak menganggapnya relevan karena tidak menghasilkan keuntungan ekonomi. (AFP)