Dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Xi Jinping di Beijing dibahas penguatan kerja sama ekonomi kedua negara. Selain itu, isu-isu kawasan dan global, termasuk perang Rusia-Ukraina, juga dibicarakan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden China Xi Jinping dalam lawatannya ke Beijing, China, Selasa (26/7/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo tak hanya bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dalam lawatan ke China, tetapi juga menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping. Dalam pertemuan, penguatan kerja sama ekonomi ataupun isu-isu kawasan dan global dibahas.
Pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping berlangsung di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Selasa (26/7/2022) sore.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun.
Dalam sambutannya, Presiden Xi mengucapkan selamat datang dan menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. ”Yang Mulia adalah kepala negara pertama yang diterima pihak Tiongkok setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing. Hal ini cukup membuktikan betapa mesranya hubungan kedua pihak,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden China Xi Jinping dalam lawatannya ke Beijing, China, Selasa (26/7/2022).
Presiden Jokowi berterima kasih atas sambutan hangat kepada dirinya dan delegasi Indonesia.
Presiden Jokowi menyebut RRC sebagai mitra strategis komprehensif Indonesia. Karena itu, kemitraan ini harus diisi dengan kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara, bahkan bermanfaat untuk kawasan dan dunia.
Presiden Xi juga menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping, Selasa (26/7/2022).
Dalam keterangan seusai pertemuan, Menlu Retno Marsudi mengatakan, China berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi hijau, antara lain, melalui pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara.
”Presiden Xi juga menegaskan komitmen untuk meningkatkan impor produk pertanian Indonesia,” katanya.
Isu kawasan
Selain kerja sama ekonomi, pembahasan lainnya berkaitan dengan isu kawasan dan dunia. ”Sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tempat yang penting bagi RRC dan kawasan. Apalagi saat ini Indonesia memegang Presidensi G20 dan tahun depan menjadi Ketua ASEAN,” ucap Retno.
Isu G20 dan ASEAN juga dibahas dalam pertemuan. Pemerintah Indonesia menyampaikan penghargaan atas dukungan RRC terhadap presidensi Indonesia di G20.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden China Xi Jinping beserta jajarannya dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (26/7/2022).
Mengenai ASEAN, Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ASEAN relevan tidak saja bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga untuk kawasan dan dunia.
Presiden Xi, lanjut Retno, memberikan apresiasi atas upaya Presiden Jokowi mendorong perdamaian dan memperbaiki situasi kemanusiaan melalui kunjungan ke Kyiv, Ukraina, dan Moskwa, Rusia. ”Kunjungan ini dinilai Presiden Xi menunjukkan tanggung jawab Indonesia sebagai negara besar,” katanya.
Retno menambahkan, kedua pemimpin juga membahas mengenai pentingnya kerja sama konkret yang saling menguntungkan dalam konteks Global Development Initiative (GDI). Jika kerja sama konkret dapat diwujudkan, diharapkan pencapaian SDGs negara berkembang dapat lebih baik.
Dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Li dan Presiden Xi di Beijing hari ini, beberapa kesepakatan juga dihasilkan. Pertama, kesepakatan mengenai pembaruan nota kesepahaman (MOU) Sinergi Poros Maritim Dunia serta Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt Road Initiative). Kedua, kerja sama terkait pengembangan dan penelitian vaksin serta genomika.
Selain itu, kesepakatan kerja sama terkait pembangunan ekonomi hijau, pengaturan kerja sama kelautan, protokol terkait ekspor nanas Indonesia, pengaturan kerja sama pertukaran informasi dan penegakan pelanggaran kepabeanan, serta rencana aksi kerja sama pengembangan kapasitas keamanan siber dan teknologi.