Gelombang ke Tiga Omicron di Australia Membuat WFH Diusulkan Kembali
Gelombang ke tiga varian Omicron virus Corona membuat otoritas kesehatan mengusulkan agar pekerja kembali bisa berkegiatan dari rumah. Sementara, status Mikronesia sebagai negara bebas Covid-19 direvisi.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
CANBERRA, RABU – Jumlah warga Australia yang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjutan karena terpapar Covid-19 mengalami lonjakan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Situasi ini membuat otoritas medis Australia meminta para pengusaha untuk memberikan kelonggaran bagi pekerjanya untuk bekerja dari rumah, menghindari penularan lebih masif.
Australia kini tengah berada dalam cengkeraman gelombang ke tiga Omicron, yang didorong oleh subvarian baru yang sangat menular, yaitu BA.4 dan BA.5. Lebih dari 300000 kasus Covid-19 terjadi selama sepekan terakhir. Bahkan otoritas kesehatan menilai jumlah kasus diyakini mencapai lebih dari dua kali lipat dengan 53.850 kasus baru per Rabu (20/7/2022), yang merupakan rekor tertinggi sepanjang dua bulan terakhir.
Paul Kelly, Kepala Petugas Medis Departemen Kesehatan dan Perawatan Lanjut Usia Pemerintah Australia, mengatakan, gelombang kasus baru tidak bisa dihentikan. Akan tetapi, kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan kelompok lainnya, termasuk pemilik bisnis dan pengusaha, bisa memperlambat penyebaran sekaligus melindungi kelompok rentan.
“ Pengusaha harus meninjau risiko dan mitigasi kesehatan dan keselamatan kerja mereka; rencana kelangsungan bisnis mereka. Mereka harus mempertimbangkan kelayakan berapa pekerja yang bisa bekerja dari rumah, disamping penerapan protokol kesehatan di tempat kerja termasuk penggunaan masker,” katanya. Kelly menambahkan, Komite Utama Perlindungan Kesehatan Australia (AHPPC) telah mengulangi berbagai sarannya, seperti pengujian dan isolasi hingga pemakaian masker serta booster vaksin Covid-19. AHPCC juga memperkuat saran CMO Australia agar para pengusaha mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Data otoritas kesehatan Australia menyebut bahwa jumlah warga Australia yang dirawat di rumah-rumah sakit sebanyak 5350 orang, mendekati angka 5390 orang yang dirawat pada Januari lalu karena varian BA.1. Data juga menunjukkan bahwa jumlah kasus Covid-19 di negara bagian Queensland, Tasmania dan Australia Barat mengalami kenaikan yang signifikan.
Pada saat yang sama, banyak petugas medis terpapar dan memaksa mereka menjalani isolasi mandiri.
Sejauh ini, 95 persen penduduk Australia yang berusia di atas 16 tahun telah mendapatkan dua dosis vaksin, yang membuat kasus Covid-19 di negara ini di bawah 9 juta dan kematian sebanyak 10.884, yang dinilai jauh lebih rendah dibanding banyak negara. Akan tetapi, untuk menaikkan kembali imunitas tubuh, baru sekitar 71 persen warga yang disasar menerima vaksin dosis ke tiga atau lebih.
Meski mengalami kenaikan signifikan, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese sejauh ini menolak untuk memberlakukan kembali pembatasan yang ketat dan kewajiban untuk mengenakan masker di tempat umum atau di dalam ruangan. Dia memilih penerapan protokol kesehatan itu sebagai sebuah kesadaran pribadi, hak, dibanding kewajiban yang didorong oleh pemerintah.
Mengenai usulan agar karyawan diperbolehkan untuk bekerja dari rumah, Albanese menilai hal itu bisa dibicarakan antara para pengusaha dan pekerjanya.
Sementara di Eropa, Badan Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa WHO memperingatkan tentang potensi penyebaran virus SARS-COV-2 sepanjang musim gugur dan dingin.
Direktur Regional WHO di Eropa Hans Kluge mengatakan kawasan ini tengah menghadapi peningkatan tajam kasus Covid-19. Jumlah infeksi baru di wilayah kerja WHO Regional Eropa, telah meningkat tiga kali lipat dalam enam minggu terakhir, yaitu 2,585 juta kasus selama tujuh hari terakhir.
WHO mencatat meski tingkat rawat inap telah meningkat dua kali lipat, pasien yang terpapar Covid-19 dan kemudian harus dirujuk ke ruang perawatan intensif (ICU) relatif rendah.
"Namun, karena tingkat infeksi pada kelompok yang lebih tua terus meningkat, Eropa masih melihat hampir 3.000 orang meninggal karena Covid-19 setiap minggu," kata Kluge. Dia mengingatkan bahwa situasi yang dihadapi Eropa sekarang seperti musim panas lalu, ketika varian Delta menjadi penyebab kematian yang tinggi di wilayah ini.
Pasifik Selatan
Mikronesia yang selama dua tahun terakhir menyatakan diri “bebas” dari penularan Covid-19 kini harus berjibaku dengan penyakit yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pemerintah setempat mengonfirmasi kasus penularan antarwarga di dua pulau, yaitu Kosrae dan Pohnpei.
Pernyataan dari kantor Presiden David Panuelo, SElasa (19/7/2022), menyebut bahwa Mikronesia tengah menghadapi situasi yang terus berkembang. Lusinan kasus tambahan di Kosrae dan Pohnpei terus ditemukan oleh otoritas kesehatan.
Kasus Covid-19 pertama di Mikronesia terdeteksi setelah dua siswa dinyatakan positif terpapar saat tiba di Pohnpei usai perjalanan dari Kosrae, Senin. Petugas kesehatan kemudian mengambil sampel lanjutan dari dua lokasi dan mengonfirmasi 10 kasus baru, berasal dari keluarga kedua siswa tersebut.
Pengujian lebih luas dilakukan otoritas kesehatan terhadap 25 dari 28 pasien yang memiliki gejala mirip flu yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Kosrae. Hasilnya mereka dinyatakan positif terpapar.
Akibatnya, otoritas pulau Mikronesia Yap, yang berjarak sekitar sekitar 1.400 mil sebelah barat Pohnpei, mengumumkan bahwa penumpang dan awak kapal lokal harus menjalani diisolasi segera setelah tiba.
Penyebaran virus corona di seluruh Mikronesia kini menyisakan Kepulauan Marshall dan Tuvalu sebagai dua negara di Pasifik terakhir yang saat ini bebas Covid. (AFP/Reuters)