Perdana Menteri dan Penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe diprediksikan bakal menggantikan Gotabaya Rajapaksa. Namun, massa telah menuntut dia mundur dari pemerintahan.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·4 menit baca
COLOMBO, SELASA — Parlemen Sri Lanka menggelar pemilihan presiden, Rabu (20/7/2022), mengganti Gotabaya Rajapaksa yang mundur dalam pelarian di Singapura. Presiden terpilih akan melanjutkan masa jabatan Rajapaksa yang berakhir pada November 2024. Gejolak baru diperkirakan bakal terjadi jika presiden terpilih tidak sesuai keinginan rakyat.
Rajapaksa lari meninggalkan Sri Lanka pada Rabu (13/7/2022) setelah istana presiden diserbu ratusan ribu pengunjuk rasa sebagai puncak protes massal selama tiga bulan. Sebelum ke Singapura, dia menginap di resor supermewah di Maladewa. Kehadiran Rajapaksa di sana ditolak massa pengunjuk rasa sehingga dia meneruskan pelarian ke Singapura.
Tiga kandidat utama ditetapkan setelah pencalonan ditutup, Selasa (19/7/2022). Mereka adalah sekutu dekat Rajapaksa, yakni Perdana Menteri dan Penjabat Presiden Ranil Wickremesinghe, mantan Menteri Pendidikan Dullas Alahapperuma yang didukung partai oposisi utama, serta mantan pemimpin sayap kiri Anura Dissanayake.
Wickremesinghe, politisi senior yang enam kali menjadi perdana menteri, didukung partai pengusung Rajapaksa yang menguasai mayoritas parlemen. Analis mengatakan, politisi kawakan yang sudah lebih dari 40 tahun berkiprah di panggung politik nasional itu berpeluang menggantikan Rajapaksa.
Protes massal baru bisa muncul karena Wickremesinghe juga sebelumnya telah didesak untuk mundur bersama Rajapaksa dalam unjuk rasa. Saat itu massa menyerbu kantor perdana menteri dan mendesaknya mundur. Setelah menjadi presiden sementara, Wickremesinghe mengatakan akan mengundurkan diri jika presiden baru terpilih. Massa pun surut.
Namun, kini Wickremesinghe telah menjadi kandidat yang difavoritkan untuk menjadi presiden pengganti Rajapaksa. Itu karena dia mendapat dukungan formal dari partai Front Rakyat Sri Lanka (SLPP), partai pendukung Rajapaksa. SLPP menguasai blok terbesar dari 225 anggota parlemen. Pada Selasa malam, pengunjuk rasa berkumpul melawan Wickremesinghe.
Kemungkinan besar protes massa lebih besar akan terjadi lagi jika Wickremesinghe terpilih menjadi presiden. Ketika meninggalkan pendudukan di istana presiden dan kantor perdana menteri pekan lalu, massa bertekad kembali jika sekutu Rajapaksa itu masih bertahan di pemerintahan. Dia dihina para pengunjuk rasa setelah Rajapaksa meninggalkan Sri Lanka menuju Maladewa dan Singapura.
Lawan utama Wickremesinghe adalah tokoh pembelot SLPP yang juga mantan Menteri Pendidikan Alahapperuma. Dia mendapat dukungan pemimpin oposisi Sri Lanka, Sajith Premadasa, yang mengundurkan diri dari pencalonan. ”Demi kebaikan yang lebih besar dari negara saya yang saya cintai dan orang-orang yang saya sayangi,” kata Premadasa.
Partainya mendukung Alahapperuma. ”Partai, aliansi, dan mitra oposisi akan bekerja keras untuk menjadikan Dullas Alahapperuma sebagai pemenang,” cuit Premadasa di Twitter.
Alahapperuma, mantan jurnalis, tak banyak dicemooh massa demonstran atau publik Sri Lanka setelah meninggalkan SLPP. Dia berjanji membentuk pemerintah konsensual yang sejati untuk pertama kalinya dalam sejarah Sri Lanka. Dia aktivis hak asasi manusia di akhir 1980-an, saat mendiang ayah Premadasa, yakni Presiden Ranasinghe Premadasa (2 Januari 1989-1 Mei 1993), memerintah dengan tangan besi.
Seorang anggota parlemen dari partai Premadasa mengatakan, Premadasa dan Alahapperuma telah bersepakat agar Premadasa menjadi perdana menteri atau kepala pemerintahan jika Alahapperuma terpilih menjadi presiden atau kepala negara. ”Kami memiliki program minimum bersama yang kami sepakati,” kata anggota parlemen tersebut.
Tokoh yang dipilih parlemen pada Rabu ini akan memimpin Sri Lanka yang bangkrut secara ekonomi dan keuangan. Kini negara itu sedang dalam proses negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapatkan dana talangan. Sementara sebagian besar dari 22 juta penduduknya mengalami kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, pupuk, dan listrik.
Sri Lanka kehabisan devisa untuk membayar impor barang pokok utama akibat krisis ekonomi dan keuangan yang diperparah pandemi Covid-19. Oposisi dan kritikus menuding pemerintahan klan Rajapaksa yang menguasai Sri Lanka sejak 2005 telah memperburuk keadaan akibat salah urus.
Sebagai penjabat presiden, Wickremesinghe memperpanjang keadaan darurat untuk memberi kekuasaan lebih besar bagi polisi dan pasukan keamanan untuk menangani perusuh. Pekan lalu dia memerintahkan aparat mengusir pengunjuk rasa dari gedung negara yang diduduki.
Analis politik Kusal Perera mengatakan, Wickremesinghe memiliki sedikit keuntungan meskipun partainya sendiri hanya mengamankan satu kursi pada pemilu Agustus 2020. Wickremesinghe diperkirakan meraih kembali dukungan kelas menengah perkotaan. Namun, mayoritas kelas bawah menolaknya.
Pengamat yakin, Wickremesinghe akan menindak tegas para demonstran jika terpilih. Jika Wickremesinghe terpilih, dia diperkirakan akan menunjuk menteri administrasi publik Dinesh Gunawardena, teman sekolahnya dan seorang loyalis kuat Rajapaksa, sebagai perdana menteri baru.
Kandidat presiden ketiga adalah Anura Dissanayake, pemimpin sayap kiri dari Front Pembebasan Rakyat, yang memiliki tiga kursi di parlemen. Setiap kandidat membutuhkan dukungan suara lebih dari 50 persen untuk terpilih menjadi presiden. Jika tidak ada yang melewati ambang batas pada preferensi pertama, kandidat dengan dukungan terendah akan dieliminasi dan suaranya didistribusikan sesuai dengan preferensi kedua.
Terlepas dari perbedaan mereka, partai-partai politik Sri Lanka bersatu dalam dukungan atas pembicaraan yang sedang berlangsung dengan IMF. Wickremesinghe mengatakan, dana talangan sangat dibutuhkan. Sri Lanka menyatakan bangkrut pada pertengahan April ketika pemerintah gagal membayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS.
Krisis politik telah mengganggu negosiasi dengan IMF. Pekan lalu, IMF mengatakan bahwa mereka berharap kerusuhan akan segera diselesaikan sehingga negosiasi lanjutan dapat berjalan. (AFP/AP/REUTERS)