Tekanan rakyat pada pemerintah Sri Lanka lewat demonstrasi selama beberapa bulan terakhir memuncak pada pendudukan kediaman presiden. Untuk sementara parlemen akan mengambil alih pemerintahan.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
Colombo, Minggu – Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Sabtu (9/7/2022), menyatakan akan mundur dari jabatannya setelah pemerintahan baru terbentuk. Beberapa jam kemudian, parlemen mengumumkan Presiden Gotabaya Rajapaksa akan mundur pada Rabu mendatang.
Tekanan rakyat pada pemerintah Sri Lanka lewat demonstrasi selama beberapa bulan terakhir memuncak pada pendudukan kediaman presiden. Mereka menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas krisis ekonomi terparah sejak negara itu merdeka tahun 1948. Polisi mencoba membubarkan para pengunjuk rasa dengan jam malam, tetapi kemudian mencabutnya kembali setelah politisi oposisi menyebut langkah itu ilegal.
Ribuan orang masuk ke ibu kota Colombo dan menyerbu kediaman presiden. Foto-foto dan video menunjukkan orang-orang yang menceburkan diri ke kolam renang, tidur-tiduran di tempat tidur, membuat teh, dan mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel. Beberapa orang lainnya mengumumkan tuntutan agar presiden dan perdana menteri mundur dari sebuah ruang konferensi.
Tidak jelas apakah Rajapaksa tengah berada di kediamannya saat pendudukan terjadi. Juru Bicara Pemerintah Sri Lanka Moham Samaranayake mengatakan tidak memiliki informasi tentang keberadaan presiden.
Pengunjuk rasa kemudian juga menyerbu kediaman perdana menteri dan membakarnya. Tidak jelas pula apakah ia tengah berada di tempat itu saat peristiwa terjadi.
Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena dalam pernyataan di televisi mengatakan, para pemimpin parlemen bertemu dan memutuskan untuk meminta Rajapaksa mundur dari jabatannya dan presiden setuju. Namun, presiden akan tetap menjabat sementara untuk menjamin peralihan kekuasaan yang mulus. “Dia meminta saya untuk memberi tahu rakyat dia akan mundur pada Rabu tanggal 13 Juli karena perlu menyerahkan kekuasaan secara damai. Maka, tidak perlu lagi ada kerusuhan di negara ini. Saya meminta semua orang, demi negara, untuk menjaga kedamaian agar transisi berjalan lancar,” Abeywardena.
Anggota parlemen dari kubu oposisi, Rauff Hakeem, mengatakan, sudah tercapai konsensus supaya ketua parlemen akan mengambil alih untuk sementara jabatan presiden dan membentuk pemerintahan sementara.
Wickremesinghe mengumumkan sendiri pengunduran dirinya tetapi tetap akan menjabat sampai pemerintahan baru terbentuk. Ini memicu kemarahan pemrotes yang menginginkan dia segera mundur. “Saat ini negara tengah mengalami krisis bahan bakar, kekurangan makanan, kepala Program Pangan Dunia datang, dan banyak hal untuk didiskusikan dengan IMF. Jadi, jika pemerintah mundur, harus ada pemerintah lain,” katanya.
Dia menyarankan agar dibentuk pemerintahan yang terdiri atas semua partai. Rajapaksa menunjuk Wickremesinghe sebagai perdana menteri pada Mei dan berharap politisi karier itu menggunakan kemampuannya berdiplomasi untuk memberi suntikan terhadap perekonomian yang kolaps. Namun, kesabaran rakyat menipis seiring kelangkaan bahan bakar, makanan, obat-obatan, dan gas untuk memasak.
Sri Lanka mengandalkan bantuan dari India dan sejumlah negara lain saat para pemimpinnya bernegosasi untuk mendapatkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Wickremesinghe mengatakan, negosiasi dengan IMF berjalan alot karena status Sri Lanka saat ini negara bangkrut.
Pada April, Sri Lanka mengumumkan penangguhan pembayaran utang luar negeri karena kekurangan devisa. Total utang luar negeri mencapai 51 miliar dollar AS, dan sebanyak 28 miliar dollar AS di antaranya harus dibayar pada akhir 2027.
Demonstrasi selama berbulan-bulan tidak berhasil menggulingkan dinasti politik Rajapaksa. Dinasti ini telah memerintah Sri Lanka selama dua dekade terakhir. Rakyat menuding keluarga Rajapaksa salah mengurus negara dan korup. Ratusan orang terluka dalam demonstrasi untuk melengserkan dinasti ini. (AP/AFP/REUTERS)