logo Kompas.id
InternasionalSri Lanka Bangkrut, Krisis...
Iklan

Sri Lanka Bangkrut, Krisis Terburuk Bisa sampai 2023

Inflasi diperkirakan bisa mencapai lebih dari 60 persen. Nilai tabungan masyarakat terpangkas setengahnya. Kemiskinan meluas di antara warga Sri Lanka.

Oleh
DAHLIA IRAWATI
· 4 menit baca

COLOMBO, SELASA — Pemerintah Sri Lanka mengakui negaranya bangkrut. Negara itu diperkirakan akan mengalami krisis terburuk di berbagai sektor hingga tahun 2023. Nasib 22 juta jiwa penduduknya terancam.

Pengakuan bangkrut disampaikan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe di hadapan parlemen Sri Lanka, Selasa (5/7/2022). Ekonomi Sri Lanka dihancurkan oleh pandemi, yang memperparah salah urus ekonomi yang sudah berlangsung lama. Selama berbulan-bulan, penduduk Sri Lanka kesulitan mendapatkan berbagai macam barang kebutuhan hidup, mulai dari bahan bakar hingga obat-obatan.

Produk domestik bruto (PDB) Sri Lanka turun menjadi 76,2 miliar dollar AS pada 2021, dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 94,4 miliar dollar AS. Wickremesinghe mengatakan, PDB tidak akan pulih pada level tahun 2018 sampai tahun 2026 mendatang. Pemerintah menargetkan pertumbuhan minus 1 persen pada akhir tahun depan.

Editor:
FRANSISCA ROMANA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000