”Semoga Perang Selesai Sebelum Musim Dingin...”
Komunikasi dengan pihak di luar menjadi salah satu penjaga kewarasan dan pelepas ketegangan para tentara. Sebab, mereka bisa mengetahui hal-hal selain kondisi di medan perang.
Tentara juga manusia. Perlu mandi, butuh istirahat, ingin bertemu keluarga, berbincang dengan tenang, dan merasa trauma. Mereka pun bisa terkejut oleh suara ledakan dari peluru meriam atau artileri, roket, dan rudal. Perang memaksa tentara dan milisi menjauh dari semua hal yang biasa dinikmati miliaran manusia di dunia dalam situasi normal. Mereka berharap perang segera selesai.
Maxim (25) masih ingat pekan pertamanya dalam perang Rusia-Ukraina 2022. Pada akhir Februari 2022, ia memimpin regu tank Ukraina menghadapi kendaraan lapis baja Rusia, BMP. Maxim dan regunya menembak sebagian dari iring-iringan kendaraan lapis baja untuk angkut personel itu. ”Saya memikirkannya sampai beberapa hari,” katanya kala ditemui di salah satu palagan depan perang Rusia-Ukraina di Ukraina timur pada awal Juli 2022.
Bahkan, ia mengaku tetap butuh orientasi dan memahami kondisi lapangan selama beberapa hari setiap kali selepas mendapat cuti. Sejak perang meletus pada 24 Februari 2022, ia telah mendapatkan libur total 14 hari. Jatah liburnya dipecah beberapa kali. ”Kalau sudah selesai, saya butuh penyesuaian lagi,” ujarnya.
Baca juga: Teka-teki Kekuatan Besar dalam Perang Rusia-Ukraina
Pertemuan dengan regu Maxim hasil komunikasi selama empat hari tanpa henti dengan sejumlah pihak. Regu Maxim dan sejumlah tank bisa ditemui karena dipandang paling aman untuk disambangi warga sipil. Disebut aman karena jaraknya 10 kilometer dari posisi pasukan Rusia terdekat.
Untuk mencapai lokasi pertemuan, harus melewati daerah penuh bangunan hancur sepanjang berkilo-kilometer. Selain itu, banyak pos pemeriksaan dijaga orang bersenapan. Sebagian warga sipil bisa melewati pos. Walakin, mereka yang bisa lewat hanya punya waktu sampai pukul 16.00. Lewat itu, garis depan ditutup bagi warga sipil dengan alasan apa pun. Keamanan menjadi alasan utama larangan warga sipil masuk garis depan.
Tank regu Maxim berada di bawah pepohonan. Meski tidak rapat dan di antara pohon ada ruang untuk tank serta mobil bergerak, pepohonan itu menyediakan cukup tutupan dari kamera pesawat nirawak. Rusia-Ukraina sama-sama menggunakan pesawat nirawak untuk mengintai posisi lawan. Karena itu, tanpa izin khusus dari Angkatan Bersenjata Ukraina, tidak ada pesawat nirawak boleh diterbangkan. Operatornya ditangkap, pesawatnya ditembak jika diterbangkan tanpa izin.
Kekhawatiran pada pesawat nirawak membuat siapa pun diminta berlari jika berada di antara dua tempat tertutup. Hal itu untuk mengurangi peluang pesawat nirawak mengintai ada orang bergerak. Karena regu Maxim berada di garis depan salah satu palagan perang Rusia-Ukraina, keberadaan manusia dapat dijadikan indikasi keberadaan pasukan atau kendaraan perang. Jika lokasi pasukan atau kendaraan sudah diketahui, kerap akan diikuti tembakan berujung ledakan.
Di tempat regu Maxim ditemui terdengar ledakan setiap jam. Bila suaranya seperti gemuruh petir, Ukraina yang menembak ke arah Rusia. Bila suaranya ledakan tunggal dan kencang, Rusia yang menembak ke arah Ukraina. Siang hari lebih sering baku tembak dengan artileri dan tank, malam hari dengan rudal dan roket.
Istirahat
Beberapa jam sebelum ditemui, ia baru selesai patroli. Maxim dan rekan-rekannya sedang istirahat sembari merawat tank kala ditemui selepas pukul 12.00 waktu Ukraina. Tank yang dioperasikan Maxim dan regunya paling besar di antara tiga tank lain di tempat pertemuan itu. ”Tank kami lebih berat beberapa ton dibandingkan lainnya. Perlindungannya lebih banyak,” ujarnya.
Baca juga: Donetsk Perlu Evakuasi Massal
Baterai tank dicopot dan diletakkan di depan. Sementara peluru tank diletakkan terpisah-pisah antara bagian bahan bakar dan hulu ledak. Tank yang diawaki Maxim berkapasitas total 28 peluru. Setiap kali akan patroli, peluru-peluru itu disiapkan. Ia menjadi ketua regu sekaligus penembak senapan mesin di tank itu.
Selain senapan mesin, operator tank juga dilengkapi pistol dan senapan serbu. Senapan mesin terpasang di tank, senapan serbu diletakkan di salah satu bagian tank. Senapan serbu bagian dari mitigasi jika tank terkena tembakan lawan. ”Tank sasaran utama lawan. Besar dan bisa disasar dari jauh,” ujarnya.
Sejak perang, sudah beberapa kali anggota regunya berganti. Sebagian tewas, sebagian lagi cedera. Ia tidak mau menyebut jumlah pasti rekannya yang tewas atau cedera. Ia enggan pula menyebut pernah beroperasi di mana saja.
Sejak perang meletus pada 24 Februari 2022, hampir 25.000 kendaraan tempur darat, laut, dan udara milik Ukraina dan Rusia hancur. Setiap hari, Kyiv dan Mokswa mengumumkan berapa banyak kendaraan musuh dihancurkan. Maxim memilih fokus pada operasinya daripada memikirkan soal kendaraan tempur yang hancur di tempat lain.
Ia lebih tidak mau lagi memikirkan perang saat sedang istirahat. Di belakang tank Maxim dan regunya, ada tank yang dioperasikan Anton (21) dan regunya. Bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina sejak berusia 18 tahun, Anton memilih menjadi pengemudi tank sampai sekarang. ”Kecepatan maksimal 70 kilometer per jam. Kalau bertemu musuh, saya akan mengemudikan secepat mungkin. Tergantung keadaan lapangan,” katanya.
Seperti Maxim, regu Anton juga beberapa kali berhadapan dengan pasukan Rusia. Tank regu Anton lebih kecil dibandingkan tank regu Maxim. Kala ditemui, Anton dan temannya sedang memeriksa ulang oli. Seperti tank regu Maxim, baterai tank regu Anton juga dicopot. Setiap tank membutuhkan empat baterai dengan berat masing-masing hingga 76 kilogram. Perannya membuat Anton hampir senantiasa berada di bawah laras meriam tank. Sementara di belakang kursinya terdapat ruang untuk memasukkan peluru ke meriam. ”Setiap kali duduk, apalagi jika masanya harus menembak, rasanya campur aduk,” ujarnya.
Mandi
Karena harus merawat tank, tangan Anton penuh dengan jelaga. Ia hanya menggunakan lap untuk membersihkan sisa oli dan minyak di tangannya. Air susah didapatkan dan diprioritaskan untuk minum.
Baca juga: Perempuan Ukraina Cetak Sejarah
Keterbatasan air membuat Maxim jarang mandi secara layak. Ia terakhir kali benar-benar mandi pada pertengahan Juni 2022. Kala itu, ia mendapat libur beberapa hari sehingga bisa ke kota dan ke rumah kerabatnya. Di sana, ia mandi dengan pancuran. Ia juga bisa makan makanan panas seperti yang biasanya dinikmatinya sebelum perang. Di medan perang, ia lebih kerap mengonsumsi ransum.
Adapun soal bersih-bersih, paling banyak ia mendapat air 15 liter. Sebagai pembanding, botol terbesar air dalam kemasan menampung 19 liter. Jatah air Maxim hanya cukup untuk cuci muka dan membersihkan beberapa bagian tubuh. Tidak bisa dipakai mandi seperti di rumah. Ia menerima keadaan itu. Sebab, ia di medan perang.
Jangankan mandi, tidur pun tidak normal. Meski sudah bertahun-tahun menjadi pengemudi tank dan berkali-kali meledakkan aneka hal dengan tank, ia tetap terkejut kala tidur dan ada ledakan. Karena itu, ia nyaris tidak pernah menyalakan alarm. ”Ada ledakan yang membangunkan kami,” katanya.
Suara ledakan pagi hari memang kerap menjadi faktor utama Anton terbangun. Ia sudah berusaha membiasakan diri agar tidak terkejut. Walakin, sampai sejauh ini upaya itu belum berhasil. Apalagi, tidurnya bukan di atas kasur empuk berlapis selimut nyaman. Karena sedang di lapangan, mereka lebih kerap tidur dibungkus kantong tidur. Salah satu kantong tidur digantungkan di depan tank, tidak jauh dari lubang tempat Anton masuk dan keluar dari kursi pengemudi.
Seperti banyak orang lain, Anton dan Maxim juga punya ponsel. Masalahnya, sinyal operator seluler tidak selalu menjangkau lokasi tugas mereka. Selain itu, penggunaan layanan operator seluler umum bisa menjadi sumber bahaya. Pihak lain bisa memperkirakan posisi pemilik ponsel berdasarkan pola gelombang di antara menara pemancar sinyal dan ponsel.
Karena itu, Maxim dan rekan-rekannya punya modem khusus yang diaktifkan saat mereka beristirahat. Dengan sinyal dari modem itu, mereka bisa menghubungi kerabat dan kenalan. Komunikasi dengan pihak di luar menjadi salah satu penjaga kewarasan dan pelepas ketegangan. Sebab, mereka bisa mengetahui hal-hal selain kondisi di medan perang. Selama komunikasi, mereka sedapat mungkin tidak mengungkap posisi terbaru.
Meski senantiasa siap bertempur, Maxim berharap perang segera berakhir. ”Mudah-mudahan selesai sebelum musim dingin,” katanya.