Putin Janji Tempatkan Rudal Konvensional-Nuklir di Belarus
Presiden Putin berjanji menempatkan peluru kendali balistik, Iskander-M, di Belarus. Sistem persenjataan berdaya jelajah hingga 500 kilometer ini mampu membawa hulu ledak konvensional atuapun nuklir.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji menempatkan peluru kendali berdaya jelajah hingga 500 kilometer, Iskander-M, di Belarus dalam beberapa bulan ke depan. Langkah ini sebagai retaliasi atas mobilisasi 200 senjata nuklir taktis Amerika Serikat oleh negara-negara anggota NATO.
Janji ini, mengutip kantor berita Rusia, RIA, disampaikan Putin kepada Presiden Belarus Alexander Lukashenko dalam pembicaraan di Istana Kontantinovsky di St Petersburg, Sabtu (25/6/2022). Kedua pemimpin bertemu dalam perayaan 30 tahun hubungan diplomatik Rusia-Belarus.
Dalam dialog yang disiarkan televisi Rusia, Lukanshenko awalnya menyampaikan kekhawatirannya kepada Putin soal kebijakan dua negara tetangga yang ”agresif”, ”konfrontatif”, dan ”menjijikkan”. Negara tetangga dimaksud adalah Lithuania dan Polandia. Keduanya adalah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Adapun tindakan agresif yang dirujuk Lukashenko adalah penerbangan bersenjata nuklir oleh NATO di dekat perbatasan Belarus. ”Minsk harus bersiap untuk segala sesuatu, termasuk penggunaan persenjataan serius untuk mempertahankan tanah air, dari Brent sampai Vladivostok,” kata Lukashenko, yang menempatkan Belarus dan Rusia di bawah satu payung.
Untuk itu, masih mengutip RIA, Lukashenko meminta Putin membantu Belarus melakukan ”respons simetris”. Secara khusus, dia meminta bantuan untuk membuat pesawat militer Belarus berkemampuan nuklir.
Menanggapi itu, Putin berpendapat bahwa respons simetris tidak diperlukan saat ini. Namun, dia menawarkan peningkatan jet tempur milik Belarus buatan Rusia, Su-25, di pabrik-pabrik Rusia apabila diperlukan.
Putin juga menjanjikan memasok peluru kendali Iskander-M. Sistem yang memiliki daya jelajah hingga 500 kilometer ini mampu membawa hulu ledak konvensional ataupun nuklir.
Putin juga menyinggung mobilisasi 200 senjata nuklir taktis buatan AS oleh anggota NATO. Sebanyak 257 pesawat telah disiapkan.
”Saya mengusulkan untuk menginstruksikan kepada para menteri pertahanan dan para kepala staf umum untuk mengerjakan semua detail yang berhubungan dengan kerja sama ini,” kata Putin.
Rusia dalam operasi militernya di Ukraina juga menggunakan Iskander-M. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, pada 25 Maret, Iskander-M, antara lain, berhasil menghancurkan target-target militer Ukraina.
”Kementerian Pertahanan Rusia memublikasikan rekaman video tentang Iskander-M dengan presisinya yang menghancurkan sejumlah infrastruktur militer Ukraina. Sistem peluru kendali balistik taktis Iskander menghancurkan lokasi pelatihan tentara bayaran dari luar negeri di Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan dalam pernyataannya.
Merujuk The Eurasiantimes, AS awalnya memperkirakan Iskander-M menjadi sistem senjata utama yang akan digunakan Rusia untuk ”menghancurkan obyek vital” selama operasi militernya melawan Ukraina. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, total 36 peluncur Iskander dikerahkan oleh angkatan bersenjata Rusia di dekat perbatasan dan ibu kota Ukraina, Kyiv. Instalasi militer utama Ukraina berada dalam jangkauan serangan rudal ini.
Setelah operasi militer berjalan beberapa bulan, pejabat intelijen AS mempelajari bahwa Iskander-M yang ditembakkan oleh Rusia ke Ukraina itu memiliki umpan yang dapat menghindari radar pertahanan udara dan mengelabui rudal pencari panas.
Mengutip laman Missile Defence Advocacy Alliance (MDAA) atau Alinasi Advokasi Pertahanan Peluru Kendali, peluru kendali Iskander mulai dikembangkan Rusia pada awal 1970-an untuk menggantikan Scud-B. Selanjutnya, pengembangannya dipercepat untuk menggantikan SS-23 Spider yang dipensiunkan Rusia pada 1988 menyusul larangan oleh Perjanjian INF.
Ada dua versi Iskander, yakni Iskander-M dan Iskander-E. Iskander-E khusus untuk pasar ekspor. Iskander-M mulai digunakan pada 2006 dan sampai sekarang menjadi salah satu sistem persenjataan dalam Angkatan Darat Rusia. Daya jelajahnya berkisar 400-500 kilometer dengan menggunakan sistem panduan inersia dan optik untuk mencapai akurasi 10-30 m CEP.
Iskander-M dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir hingga 700 kilogram. Hulu ledak konvensional yang dapat dipasang ke Iskander, antara lain, adalah cluster, bahan peledak udara-bahan bakar, penghancur bunker, dan hulu ledak elektromagnetik. Uji tempur Iskander dilakukan pertama kali pada perang Rusia-Georgia, 2008.
Sementara varian Iskander-E memiliki jangkauan 280 km dan berkapasitas hulu ledak 480 kg. Seperti Iskander-M, versi ini juga memiliki sistem panduan inersia yang memberikan akurasi 30-70 m CEP. Laporan menunjukkan Iskander-E telah diekspor ke sejumlah negara seperti Suriah.
Iskander-M dan Iskander-S, masih mengutip MDAA, sama-sama menggunakan kendaraan pengangkut yang dapat membawa hingga dua rudal. Masing-masing dapat ditargetkan secara independen dan mampu mengubah target dalam penerbangan.
Pendamping kendaraan pengangkut itu adalah loader-transporter, kendaraan perawatan rutin, kendaraan posko, pos informasi, set peralatan amunisi, dan alat bantu pelatihan.
Iskander juga dilengkapi dengan berbagai sistem untuk koreksi dalam penerbangan dan target. Ini memungkinkan rudal untuk mengatasi sistem pertahanan rudal.
Rusia juga dilaporkan mengembangkan versi rudal jelajah yang disebut R-500 atau Iskander-K yang saat ini beroperasi dan mampu diluncurkan oleh Iskander TEL. Sumber berita Rusia menyatakan Iskander-K memiliki jangkauan 500 km. Namun, sumber lain berpendapat jangkauannya bisa mencapai atau dengan mudah diperpanjang hingga 2.000 km. (REUTERS)