Warga Berbenah, Perang Berlanjut
Perang yang telah memasuki bulan ke-4 membuat rakyat Ukraina lelah dan menderita. Bagi warga yang kota atau daerahnya tak lagi menjadi zona perang, mereka kembali dan berbenah. Sementara perang masih terus berkobar.
IRPIN, KOMPAS — Warga sejumlah kota di Provinsi Kyiv, Ukraina, mulai membenahi tempat tinggal mereka yang hancur karena perang. Sebaran ranjau di wilayah yang luasnya lebih dari dua kali luas Pulau Jawa itu jadi salah satu hambatan rekonstruksi.
Ukraina sampai saat ini masih dalam situasi perang. Pemerintah masih fokus pada perang melawan Rusia di Ukraina timur. Sampai sekarang, belum ada kejelasan kapan program rekonstruksi nasional akan dimulai.
Sementara warga sudah lebih dari tiga bulan hidup tak menentu di berbagai lokasi perlindungan dan pengungsian. Karena itu, mereka mengambil inisiatif membenahi tempat tinggal dan lingkungannya. Ini, misalnya, tampak di kota Gostomel dan kota Irpin.
Lihat juga : Jejak Kehancuraan akibat Perang Ukraina-Rusia
Dibantu sejumlah tetangga, Sergei mengambil beberapa benda dari bekas apartemennya, Sabtu (18/6/2022). Pada pekan terakhir Februari 2022, tiga blok apartemen di kompleks tempat tinggal Sergei hancur dihantam artileri Rusia. Apartemen itu berjarak beberapa meter dari pagar Pangkalan Udara Gostomel.
”Sampai sekarang belum ada petugas yang membersihkan reruntuhan. Kami tidak tahu apakah ada yang tertimbun di sini. Waktu serangan, sebagian orang masih di dalam,” ujarnya.
Ia tidak yakin apartemennya bisa diperbaiki. Di setiap blok, ada sebagian yang runtuh dari lantai dasar sampai lantai atas. Keruntuhan terjadi di tengah blok.
Gostomel adalah salah satu kota di Kyiv yang paling awal diserang dan diduduki Rusia. Pangkalan udara di kota ini jadi salah satu alasan Gostomel menjadi sasaran awal.
Selain bangunan hancur, jejak perang antara lain tampak pada bangkai tank yang teronggok di jalan menuju Gostomel. Tidak hanya rumah, ada pabrik, kedai, hingga jembatan hancur dalam pertempuran Gostomel.
Penduduk di kota sebelah Gostomel, Irpin, juga mulai berbenah. ”Hidup harus dilanjutkan,” kata Roman Sokolov, salah satu warga kota itu.
Hidup harus dilanjutkan
Warga berharap pemerintah mulai melakukan rekonstruksi di daerah yang sudah tidak lagi jadi arena pertempuran. Namun, mereka menyadari bahwa pemerintah sulit diminta untuk melakukannya selama perang masih berlanjut.
Di Irpin, pembersihan bangunan rusak dilakukan oleh warga dan pemerintah daerah setempat. Sebagian warga telah kembali ke bekas apartemennya untuk memulai pembersihan. Mereka berani kembali karena bekas rumah sudah diperiksa tim penjinak peledak. Pemeriksaan untuk memastikan tidak ada lagi bom, roket, rudal, hingga ranjau di bangunan yang rusak.
Pembersihan ranjau dan peledak menjadi fokus Pemerintah Ukraina sebelum memulai rekonstruksi. Dalam pernyataan tertulis, Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi menyebutkan, 270.000 kilometer persegi lahan harus dibersihkan dari ranjau. ”Termasuk daerah yang masih diduduki musuh,” katanya.
Sebagai pembanding, luas Pulau Jawa 128.000 kilometer persegi. Dengan demikian, ranjau dan peledak di Ukraina tersebar di wilayah yang luasnya lebih dari dua kali Pulau Jawa.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Alyona Matveeva, malah menyebut luas sebaran ranjau mencapai 30 juta hektar lahan dan 19.000 kilometer persegi lautan. Luas Pulau Jawa hanya 12,8 juta hektar.
Baca juga : Sisa Angkara Perang Ukraina di Gorenka-Borodyanka
Sampai sekarang, baru 2 juta hektar lahan yang dibersihkan dari ranjau. ”Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara, butuh 10 tahun untuk menjinakkan ranjau laut saja,” ucap Matveeva.
Monastyrskyi mengatakan, kawasan permukiman dan jalan raya menjadi prioritas utama pembersihan. Setelah itu, daerah di sekitar permukiman juga akan dibersihkan. ”Pembersihan total akan butuh waktu bertahun-tahun,” ujarnya.
Ukraina, antara lain, diberikan peralatan penjinak peledak oleh Amerika Serikat. Hibah itu bagian dari bantuan pertahanan dari AS kepada Ukraina.
Dalam pernyataan pada 17 Juni 2022, Departemen Pertahanan AS akhirnya mengakui jumlah bantuan yang sudah benar-benar diterima Ukraina sejak pecah perang bernilai 5,6 miliar dollar AS. Pentagon mengungkap hal itu di tengah pertanyaan banyak pihak soal janji persenjataan dari AS dan sekutunya.
Sebelum akhirnya diungkap Pentagon, sejumlah pihak menghitung nilai persenjataan yang dijanjikan Washington dan sekutunya sudah melebihi 10 miliar dollar AS. Anehnya, Ukraina tetap kekurangan senjata.
Baca juga : Dari Mariupol ke Kyiv, Perang Ukraina-Rusia Itu Mengerikan (Bagian 13)
Bahkan, dalam pernyataan pada 17 Juni 2022, Menteri Pertahanan Ukraina Alexei Danilov mengakui Kyiv sudah tidak punya peluru meriam kaliber 122 milimeter (mm) dan 155 mm. Peluru 122 mm banyak digunakan Uni Soviet dan negara-negara anggota Pakta Warsawa. Sementara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggunakan meriam kaliber 155 mm.
”Banyak negara meminta tidak mengungkap senjata yang diberikan kepada kami. Saya berterima kasih kepada banyak yang membantu. Harus dipahami, tidak ada yang akan mempertahankan negara ini kecuali orang Ukraina. Senjata tidak akan pernah cukup. Setiap negara harus mencari caranya,” tuturnya.
Danilov juga mengatakan, mekanisme bantuan tambahan persenjataan dari AS akan tiba paling cepat pada Juli atau bahkan September 2022. Meski demikian, ia optimistis pada akhirnya Ukraina akan bisa menangani perang ini. ”Sekarang memang kami tidak mengendalikan Kherson, ini keadaan sementara dan akan berubah,” ujarnya.
Kherson adalah salah satu provinsi Ukraina yang diduduki Rusia. Rusia juga mengendalikan Donetsk, Luhansk, sebagian Kharkiv, dan sebagian Zaporizhzhia. Perang di bagian selatan dan timur Ukraina itu melibatkan artileri sepanjang hari. Rudal udara dan laut juga dilepaskan Rusia beberapa kali sehari ke sejumlah kota di provinsi-provinsi itu.
Lihat juga : Bekas McDonald’s di Rusia yang Diserbu Pembeli
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Letnan Jenderal Igor Konashenkov, mengatakan, sasaran Rusia antara lain depo minyak di Lysychanks. Depo itu disebut untuk memasok bahan bakar kendaraan perang Ukraina. Rudal Rusia juga menyerang 12 lokasi Donetsk. Sasaran itu termasuk 4 regu operator meriam M777.
AS memberikan total 126 unit meriam sejenis berikut 260.000 butir pelurunya. Washington juga memberikan 108 mobil untuk mengangkut meriam M777 yang butuh kendaraan penderek.
Selain meriam, bantuan Washington ke Kyiv antara lain rudal antitank, rudal antipesawat, radar antipesawat dan artileri, hingga 50 juta peluru dan 7.000 pucuk senapan. AS juga memberikan berbagai jenis pesawat dan kapal nirawak.