Selamat Tinggal Lengkung Emas: ”Wajah Baru” McDonald’s di Rusia
McDonald’s mengumumkan telah menjual restorannya di Rusia kepada salah satu pemegang lisensi lokal. Jenama baru akan diperluas hingga ke 1.000 lokasi di negara itu.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
Bagi para pencinta makanan cepat saji di Rusia, hari baru datang lagi. McDonald’s kembali hadir dalam ”wajah” baru. Restoran yang menawarkan sajian ayam goreng dan burger itu hengkang dari Rusia sebagai bentuk protes atas invasi Rusia ke Ukraina, sebagaimana dilakukan banyak jenama lainnya.
Peluncuran ”wajah” baru McDonald’s di bawah merek dan kepemilikan baru akan digelar bertepatan dengan Hari Rusia, hari libur nasional memperingati kemerdekaan negara itu. Lokasinya tepat di titik yang sama dengan gerai McDonald’s yang pertama kali dibuka di Rusia pada Januari 1990, yakni di Puskhin Square di Moskwa.
Pada awal dekade 1990-an, seiring runtuhnya Uni Soviet, McDonald’s datang ”mencairkan” kebekuan Perang Dingin. Keluarnya McDonald’s dari Rusia juga menandai bagaimana Rusia dan Barat sekali lagi saling melempar punggung.
Bulan lalu, McDonald’s mengumumkan telah menjual restorannya di Rusia kepada salah satu pemegang lisensi lokal, Alexander Govor. Logo ikonik McDonald’s, Golden Arches atau Lengkungan Emas”, telah diturunkan di gerai-gerai di Moskwa dan St Petersburg. Logo baru akan dibuat, berbentuk dua kentang goreng dan sebuah patty burger di latar belakang hijau. Sebagai awal, sebanyak 15 gerai baru akan didirikan di Moskwa dan sekitarnya.
Nama waralaba baru ini masih disimpan rapat-rapat. Nama pada aplikasi McDonald’s di Rusia sudah berubah mulai Jumat (10/6/2022) menjadi My Burger. Namun, tim media waralaba, seperti dikutip harian RBC, mengatakan, nama itu hanya sementara. Dari gambar-gambar menu baru yang bocor, media Rusia melaporkan nama-nama baru sajian seperti fish burger dari sebelumnya filet-o-fish dan nuggets dari semula chicken McNuggets. Meski demikian, semua informasi yang bocor itu belum bisa dikonfirmasi.
Govor mengatakan rencana untuk mengembangkan jenama baru itu ke 1.000 lokasi di seantero Rusia. Semua jaringan gerai yang tutup akan dibuka dalam waktu dua bulan. Namun, ambisi itu bukannya tanpa tantangan.
Menurut Peter Gabrielsson, profesor pemasaran internasional pada Universitas Vaasa di Filandia, perlu waktu beberapa puluh tahun untuk membangun sebuah jenama. Peluncuran nama baru sangat krusial untuk keberhasilan jenama itu di masa depan. ”Hari pembukaan sangat penting karena untuk pertama kalinya konsumen bisa benar-benar merasakan, memegang, dan melihat produknya. Reaksi apa yang akan diungkapkan orang sangat penting, dan tampaknya mereka akan membandingkannya dengan McDonald’s,” tuturnya.
Di Rusia, McDonald’s memiliki sekitar 84 persen dari 850 restoran yang tersebar di negara itu. Biaya yang dikenakan menyusul penjualan waralaba itu kepada Govor mencapai 1,4 miliar dollar AS. Oleg Paroev dari McDonald’s Rusia mengatakan, cabang-cabang lain bisa buka kembali di bawah nama baru, tetapi jenama McDonald’s tetap akan hilang dari Rusia. McDonald’s menyatakan akan mengambil kembali merek dagangnya dari Rusia.
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan, gerai-gerai McDonald’s tetap akan buka seperti biasa di bandara atau stasiun kereta di Moskwa dan St Petersburg hingga tahun 2023. McDonald’s memiliki hak untuk membeli kembali restoran-restoran di Rusia dalam waktu 15 tahun. Namun, banyak syarat penjualan yang belum jelas bagi publik saat ini.
Seperti McDonald’s, banyak perusahaan menghentikan operasional bisnis mereka di Rusia setelah Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Perusahaan Intel, Airbnb, ExxonMobil, Apple, Boeing, dan Ford menghentikan aktivitas di Rusia. Raksasa furnitur asal Swedia, IKEA, juga menutup bisnis di Rusia. Mereka mengemukakan alasan kemanusiaan dan gangguan rantai pasok akibat perang saat mengumumkan penutupan tersebut.
Jenama barang mewah dunia pun menutup butik-butik di Rusia. Hermes, Cartier, LVMH, Kering, dan Chanel menyatakan keprihatinan atas terjadinya perang sekaligus ketidakpastian usaha sehingga memutuskan hengkang dari Rusia. Banyak orang kaya Rusia gemar membeli barang-barang mewah meski jumlahnya terhitung kecil dibandingkan konsumen di Amerika Serikat dan China.
Sejumlah perusahaan lain memilih membatasi aktivitas usaha di Rusia. Pembelian secara daring dari Rusia tidak dilayani. (REUTERS)