Imbas Perang, Hermes dan Chanel Tutup Butik di Rusia
Banyak warga kaya Rusia gemar membeli barang-barang mewah. Kini, mereka harus menahan diri karena butik-butik barang mewah tutup.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
PARIS, SABTU – Sederet jenama barang mewah terkemuka dunia menghentikan untuk sementara bisnis mereka di Rusia. Hermes dan Cartier yang pertama mengumumkan langkah tersebut, disusul LVMH, Kering, dan Chanel.
”Karena keprihatinan kami atas situasi saat ini, ketidakpastian dan kompleksitas untuk menjalankan usaha, Chanel memutuskan menghentikan sementara bisnis di Rusia,” sebut rumah mode mewah Perancis itu dalam pernyataan di LinkedIn, Jumat (4/3/2022).
Chanel memiliki 17 butik di Rusia. ”Kami tidak akan mengirimkan lagi barang-barang ke rusia. Kami akan menutup toko-toko dan kami menghentikan belanja melalui internet,” sebut pernyataan itu.
Pernyataan senada dikemukakan Hermes yang menjalankan tiga butik di Rusia, termasuk satu butik di pusat perbelanjaan Gum di Alun-alun Merah. Hermes mempekerjakan 60 pegawai. ”Dengan sangat menyesal, kami memutuskan menutup sementara butik kami di Rusia dan menghentikan semua aktivitas komersial mulai 4 Maret,” kata Hermes.
Padahal, bulan lalu, saat memublikasikan keuntungan perusahaan, Hermes berencana membuka sebuah butik di St Petersburg tahun ini. Rencana ini pun ditunda.
Raksasa produsen barang mewah LVMH yang memiliki jenama, antara lain, Christian Dior, Givenchy, Kenzo, TAG Heuer, dan Bulgari, akan menutup 124 butik di Rusia mulai Minggu. Namun, gaji 3.500 pegawai di negara itu tetap akan dibayarkan. Grup LVMH juga mengumumkan bantuan senilai 5,5 juta dollar AS untuk mendukung Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Kering, yang memiliki Gucci, Saint Laurent, Bottega Veneta, dan Boucheron, mempunyai dua butik dan 180 pegawai. Mereka akan tetap dibayar seperti biasa. Richemont yang memegang merek Dunhill, Jaeger-LeCoultre, Montblanc, Piaget, dan Van Cleef & Arpels memiliki belasan toko yang beroperasi di Moskwa. Sejak 3 Maret, Richemont juga menghentikan aktivitas bisnisnya di Rusia setelah pada 24 Februari menghentikan aktivitas komersial di Ukraina saat serangan Rusia terjadi.
Banyak warga kaya Rusia gemar membeli barang-barang mewah meskipun jumlahnya terbilang kecil jika dibandingkan penggerak utama bisnis mereka, yakni warga China dan Amerika Serikat. Bank investasi Jefferies memperkirakan, Rusia menyumbang setidaknya 9 miliar dollar AS per tahun dalam pembelian barang mewah. Jumlah itu hanya 6 persen dari total belanja warga China dan 14 persen belanja warga AS.
Meski tidak menghentikan operasional di Rusia, sejumlah perusahaan barang mewah membatasi aktivitas bisnis di Rusia. Pembuat jam asal Swiss, Swatch Group, yang memproduksi jam mewah dan perhiasan, seperti Harry Winston, menyatakan akan tetap membuka toko di Rusia, tetapi akan menghentikan ekspor ke negara itu dengan alasan situasi sulit.
Raksasa furnitur IKEA juga mengumumkan penghentian aktivitas di Rusia. ”Perang berdampak besar pada kemanusiaan. Perang juga sangat mengganggu rantai pasok dan kondisi perdagangan,” kata IKEA dalam pernyataan, Kamis.
Sejumlah perusahaan telah lebih dahulu menghentikan aktivitas mereka di Rusia, termasuk Intel, Airbnb, ExxonMobil, Apple, Boeing, dan Ford. (AFP/REUTERS)