Finlandia dan Swedia Ingin Secepatnya Bergabung dengan NATO
Finlandia mengaku tidak ingin menunda lagi, mendaftar bergabung dengan NATO. Sikap yang sama dinyatakan Swedia.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
STOCKHOLM, KAMIS -- Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong Finlandia dan Swedia memutuskan segera menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Namun keinginan Helsinki dan Stockholm itu membutuhkan ratifikasi dari seluruh anggota NATO. Pada saat yang sama, keinginan itu dikhawatirkan memantik kemarahan Rusia yang setiap saat dapat mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersoniknya dari wilayah Rusia yang berada paling dekat dengan dua negara Skandinavia itu, yakni Kaliningrad.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin pada Kamis (12/5/2022) mengatakan negaranya tidak ingin menunda-nunda lagi mendaftar, bergabung dengan NATO. Finlandia adalah negara yang berbagi perbatasan sepanjang 1.300 kilometer (810 mil) dengan Rusia.
"Kami berharap langkah-langkah nasional yang masih diperlukan untuk membuat keputusan ini akan diambil dengan cepat dalam beberapa hari mendatang," kata keduanya dalam sebuah pernyataan. Komite pertahanan parlemen Finlandia mengatakan pekan ini bahwa bergabung dengan NATO adalah pilihan terbaik untuk menjamin keamanan nasional negaranya.
Pernyataan itu langsung ditanggapi Pemerintah Swedia. Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan pilihan dan langkah politik Finlandia untuk bergabung ke dalam NATO. Keputusan itu penting bagi Swedia karena kemungkinan Stockholm akan bergerak bersama-sama dengan Finlandia. Bersama Finlandia, Swedia memiliki hubungan sejarah dan militer yang dekat.
Swedia diperkirakan akan mengumumkan langkah pengajuan keanggotaan ke NATO dalam beberapa hari mendatang. Kubu Partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia diperkirakan akan memutuskan pada Minggu (15/5) mendatang, khususnya terkait pembatalan posisi oposisi terhadap keinginan bergabung ke dalam NATO. Pembatalan itu secara otomatis akan menjadi dukungan bagi Stockholm bergabung dengan aliansi keamanan yang beranggotakan 30 negara itu. "Finlandia adalah mitra keamanan dan pertahanan terdekat Swedia dan kami perlu mempertimbangkan penilaian Finlandia," kata Linde melalui media sosial Twitter.
Namun keinginan dan rencana Finlandia dan Swedia itu bukan tanpa hambatan. Perlu ratifikasi dari seluruh negara anggota NATO, dan untuk itu perlu waktu berbulan-bulan. Waktu selama berbulan-bulan itu dihadapkan pada kemungkinan Rusia merespon langkah kedua negara itu. Mokswa telah memeringatkan, Rusia dapat mengerahkan nuklir dan rudal hipersonik ke kedua negara itu. Serangan itu bisa saja diluncurkan dari wilayah Rusia yang berada paling dekat dengan Eropa, yakni dari Kaliningrad.Kaliningrad adalah sebuah daerah administratif Federasi Rusia yang terletak di antara Lithuania dan Polandia.
Sejak Perang Dunia Kedua, Finlandia dan Swedia adalah negara-negara yang tergabung dalam gerakan non blok Barat maupun Timur. Pilihan itu diambil sekali pun keduanya memiliki kekuatan militer yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Finlandia memperoleh kemerdekaan dari Rusia pada tahun 1917 dan berperang dua kali melawan Rusia. Dalam perang itu Finlandia kehilangan beberapa wilayahnya dan jatuh ke Mokswa.
Finlandia menandatangani Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Saling Membantu dengan Rusia pada tahun 1948, memperkuat ketergantungan ekonomi, politik dan sekaligus mengisolasinya secara militer dari Eropa barat. Namun berakhirnya Perang Dingin yang berujung dengan pecahnya Uni Soviet memungkinkan Finlandia keluar dari bayang-bayang Rusia.
Sejak itu Finlandia mengandalkan kekuatan militernya secara mandiri, sekaligus menjaga perdamaian dengan Mokswa. Hubungan Helsinki dan Mokswa cenderung retak sejak Rusia menginvasi Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat tidak ramah terhadap Finlandia.
Sementara itu, Swedia yang memilih tidak berperang dan fokus pada dukungan mereka terhadap demokrasi, dialog multilateral, dan perlucutan senjata nuklir, mulai khawatir dengan langkah Rusia. Invasi Rusia atas Ukraina membuka mata Swedia.
Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Finlandia dan Swedia mendukung pilihan untuk bergabung dengan NATO. Dukungan warga Swedia atas rencana itu mencapai 60 persen, sebagaimana tergambar dalam jajak pendapat terbaru. Mayoritas anggota parlemen juga mendukung langkah itu. Meskipun demikian, banyak anggota kelompok kiri di Swedia tetap curiga terhadap agenda keamanan AS dan NATO. Sebab pada akhirnya 'keseimbangan' dan keamanan di kawasan bergantung pada pencegahan yang diberikan lewat persenjataan nuklir AS, sesuatu yang ditentang Swedia lewat kebijakan luar negerinya. (AFP/REUTERS)