Kehadiran Rusia Bakal Picu Debat Panas di Washington
Perlu kerja sama memulihkan perekonomian global dari dampak pandemi. Isu lain adalah utang negara miskin dan dampak perubahan iklim.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan tingkat tinggi pertama G20 di masa keketuaan Indonesia akan berlangsung di Washington, Amerika Serikat, pada Rabu (20/4/2022). Kehadiran Rusia di forum menteri keuangan dan gubernur bank sentral itu akan memicu perdebatan panas. Indonesia berusaha memastikan semua agenda tetap menjadi pokok bahasan.
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan Gubernur Bank of Russia Elvira Nabiullina akan mengikuti pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral (FMCBG) anggota G20 secara virtual. Sejumlah pejabat teknis Rusia dilaporkan akan mengikuti FMCBG secara langsung di Washington. Delegasi Rusia sekaligus akan mengikuti Pertemuan Musim Semi Bank Dunia yang dimulai pada Senin (18/4) ini di Washington. FMCBG G20 memang selalu diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Musim Semi Bank Dunia.
Sebagai ketua bergilir G20 tahun ini, Indonesia mengagendakan pembahasan ekonomi global dan risikonya, masalah kesehatan global, arsitektur keuangan finansial, dan keuangan berkelanjutan dalam FMCBG. Agenda itu telah disepakati para pejabat kementerian keuangan dan bank sentral anggota G20 lewat pertemuan virtual pada Selasa (12/4). Sebelum pertemuan pekan lalu, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo telah mengikuti 50 pertemuan bilateral dengan sejawat mereka di G20.
Sejumlah pejabat Kemenkeu dan Bank Indonesia membenarkan, pertemuan pada 12 April itu diwarnai kecaman terhadap Rusia. Fenomena senada diduga akan kembali terulang dalam FMCBG di Washington. ”Pertemuan G20 akan menjadi ajang yang melambangkan perpecahan komunitas internasional setelah serangan Rusia,” kata ekonom NLI Research Institute, Tsuyoshi Ueno, kepada Kyodonews.
Bahkan, perdebatan di FMCBG akan tetap panas sekalipun Rusia tidak hadir. Para pejabat kemenkeu dan bank sentral akan memperdebatkan cara mengendalikan lonjakan inflasi dan harga aneka komoditas yang melambung. Negara eksportir dan importir akan sangat berbeda pandangan pada masalah itu. ”Akan ada perdebatan juga soal cara pemulihan dari dampak pandemi,” katanya.
Undangan
Indonesia telah mengundang Rusia, seperti juga 17 negara lain yang menjadi anggota G20. Selain 19 negara, G20 terdiri juga dari blok Uni Eropa. Indonesia telah mengingatkan kepada anggota lain bahwa ketua bergilir tidak berwenang mengecualikan salah satu anggota. Indonesia hanya bisa mengecualikan atau tidak mengundang salah satu anggota G20 apabila ada konsensus. Dalam ratusan pertemuan pendahuluan G20, Indonesia berulang kali menegaskan posisinya dan G20.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menlu Braail Carlos Franca menolak wacana tidak mengundang Rusia di G20. Wang mengingatkan, tidak ada yang berhak memilah anggota G20. Karena itu, semua anggota G20 berhak dan boleh hadir dalam rangkaian pertemuan organisasi itu.
Di sisi lain, Indonesia belum bersikap final soal desakan mengundang Ukraina. Sikap resmi Indonesia saat ini adalah terus berkonsultasi dengan semua anggota G20 soal undangan untuk Ukraina. Dalam kasus Ukraina, Indonesia tidak menggunakan hak prerogatifnya untuk mengundang negara-negara yang bukan anggota G20. Hak itu telah dipakai Indonesia untuk mengundang sejumlah negara ASEAN, perwakilan negara kepulauan kecil, dan Belanda.
Meski tidak ada kepastian akan ikut FMCBG G20, delegasi Ukraina dilaporkan akan berada di Washington. Perdana Menteri Denys Shmyhal, Menteri Keuangan Serhiy Marchenko dan Gubernur Bank Sentral Kyrylo Shevchenko akan ikut pertemuan Bank Dunia.
Selain kegiatan inti Bank Dunia, delegasi Ukraina akan bertemu delegasi G7 dan sekutunya pada Kamis (21/4). Mereka akan membahas cara menjaga bank sentral Ukraina tetap berfungsi. Selain itu akan dibahas pula dampak perang Rusia-Ukraina yang meletus sejak 24 Februari 2022. Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah menjanjikan total 2,9 miliar dollar AS untuk Ukraina.
Agenda
Dalam setidaknya 200 pertemuan pendahuluan sebelum FMCBG, Indonesia antara lain mengingatkan, dalam KTT G20 di Pittsburgh, AS, pada 2009 ditetapkan G20 sebagai organisasi ekonomi. Hal lain yang diingatkan Indonesia adalah masalah dunia saat ini, bukan hanya ketegangan geopolitik. Tidak kalah penting memulihkan perekonomian global dari dampak pandemi.
Isu lain adalah utang negara miskin dan dampak perubahan iklim. ”Semua isu itu kepentingan negara maju, berkembang, dan kurang berkembang,” ujar Koordinator Pelaksanaan Agenda G20 untuk Jalur Keuangan Wempi Saputra, pekan lalu, di Jakarta.
Menkeu AS Janet Yellen mengatakan, Washington akan memanfaatkan pertemuan Bank Dunia dan FMCBG untuk mendorong pembahasan krisis pangan dan inflasi. Lonjakan aneka harga membuat inflasi di AS sudah menembus 8 persen, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. ”Saya sangat prihatin dampak perang Rusia terhadap harga dan pasokan pangan, khususnya terhadap warga miskin,” katanya.
Rusia dan Ukraina adalah pemasok penting aneka bahan pangan. Lebih dari seperempat kebutuhan gandum, jagung, hingga minyak nabati global dipasok Rusia-Ukraina. Mereka pemasok penting pupuk, bahan amat penting dalam produksi pangan. Rusia juga termasuk lima besar pemasok gas alam, bahan penting dalam produksi pupuk. (AFP/REUTERS)