Korea Selatan saat ini menjadi negara yang paling banyak mencatat kasus harian penularan Covid-19 di dunia. Lebih dari 182.000 kasus baru terjaring di negara itu setiap hari.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
GENEVA, KAMIS — Kasus Covid-19 di seluruh dunia telah melewati angka 500 juta kasus pada hari Kamis (14/4/2022), berdasarkan perhitungan yang dilakukan kantor berita Reuters. Ini berarti, setengah miliar penduduk Bumi telah terjangkiti Covid-19 sejak kemunculan kasus pertama wabah itu di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019. Saat ini subvarian Omicron, BA.2, tengah melonjak di banyak negara di Eropa dan Asia.
Kemunculan subvarian BA.2 disebut sebagai pemicu lonjakan kasus akhir-akhir ini di China dan terus merebaknya kasus Covid-19 di Eropa. Subvarian itu dijuluki ”varian tanpa gejala (stealth variant)” karena lebih sulit dideteksi dibandingkan varian-varian Covid-19 lainnya.
Korea Selatan saat ini menjadi negara yang paling banyak mencatat kasus harian. Berdasarkan analisis Reuters, lebih dari 182.000 kasus baru terjaring di negara itu setiap hari. Satu dari empat penularan di seluruh dunia terjadi di ”Negeri Ginseng” tersebut. Kasus-kasus baru meningkat di 20 dari 240 negara atau teritori, termasuk Taiwan, Thailand, dan Bhutan, yang ditelusuri melalui data Reuters.
Di China, Shanghai tengah menghadapi penularan Covid-19 terburuk di negara itu sejak kemunculan virus tersebut pada akhir tahun 2019. Dilaporkan, hampir 25.000 kasus baru lokal terjaring di kota itu.
Guna meredam penularan Covid-19, Shanghai memberlakukan karantina wilayah. Namun, dalam pelaksanaannya, kebijakan karantina itu dikritik karena memisahkan anak-anak dari orangtuanya dan mencampur kasus-kasus tanpa gejala dengan kasus-kasus bergejala.
”Pencegahan dan pengendalian epidemi Shanghai berada pada tahap paling sulit dan paling kritis,” ujar Wu Qianyu, petugas pada komisi kesehatan balai kota Shanghai, dalam konferensi pers.
Kasus di Eropa
Beberapa negara Eropa saat ini mengalami kenaikan kasus-kasus baru yang lebih lambat atau penurunan kasus. Meski demikian, menurut perhitungan Reuters, benua itu melaporkan lebih dari satu juta kasus dalam sekitar dua hari.
Di Jerman, kasus-kasus baru dalam rerata per pekan telah menurun 59 persen dari puncak penularan pada akhir Maret lalu. Kasus-kasus baru juga menurun di Inggris dan Italia, sementara di Perancis stabil.
Adapun di Amerika Serikat (AS), secara keseluruhan penularan Covid-19 menurun tajam setelah sempat menyentuh rekor tertinggi penularan pada bulan Januari lalu. Namun, kenaikan kasus-kasus di sebagian wilayah di Asia dan Eropa mencuatkan kekhawatiran bahwa gelombang penularan berikutnya dapat saja terjadi lagi di AS.
Badan kesehatan nasional AS, Senin (11/4/2022), menyebutkan bahwa sub-varian Omicron BA.2 diperkirakan mencapai hampir tiga per empat dari varian Covid-19 di negaranya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, varian BA.2 saat ini mencapai sekitar 86 persen dari keseluruhan kasus global. Varian itu diketahui lebih menular daripada subvarian Omicron BA.1 dan BA.1.1. Meski demikian, bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa BA.2 diperkirakan tidak menimbulkan keparahan.
Vaksinasi adalah kunci
Para ilmuwan kembali menekankan bahwa vaksinasi sangat penting guna menghindari keparahan yang ditimbulkan oleh virus Covid-19. Sekitar 64,8 persen penduduk dunia telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin Covid-19. Namun, menurut Our World in Data, baru 14,8 persen warga di negara-negara berpendapatan rendah menerima sedikitnya satu dosis vaksinasi.
Sementara akhir-akhir ini kasus-kasus baru masih merebak di Eropa dan Asia, Amerika Serikat masih mencatat total penularan Covid-19 terbanyak sejak awal pandemi. Negara Paman Sam membukukan 80,41 juta kasus, disusul India di peringkat kedua dengan 43,04 juta kasus dan Brasil di peringkat ketiga dengan 30,14 juta kasus.
Sejak tahun 2020, sekitar 37 persen kasus-kasus Covid-19 terjadi di Eropa, 21 persen di Asia, dan 17 persen di Amerika Utara. Sekitar 6,5 juta warga meninggal akibat Covid-19 sejak awal pandemi. Kematian terbanyak terjadi AS, disusul Rusia, Brasil, dan India. Menurut data statistik Pemerintah Rusia dan perhitungan Reuters, Kamis (14/4/2022), Rusia mengambil alih posisi Brasil sebagai negara kedua terbesar dengan angka kasus kematian akibat Covid-19. (REUTERS)