Gurat Senyum di Dinding-dinding Ukraina yang Terkoyak
Karya grafiti berupa seorang gadis muda terpampang di sebuah halte bus Kiev. Warnanya biru dan kuning, warna khas bendera Ukraina, kontras bersanding dengan bangunan yang rusak parah di dekatnya.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
KIEV, SELASA – Aneka respons bernada simpati hingga bantuan riil disalurkan pada warga Ukraina di tengah gempuran pasukan Rusia. Dukungan unik diberikan legenda grafiti, C215, yang berbasis di Paris pekan ini. Seniman bernama asli Christian Guemy itu tidak tanggung-tanggung. Ia datang ke Kiev dan membuat aneka grafiti di dinding-dinding Ukraina yang terkoyak.
”Ini sebuah tanda dukungan. Jika ini bisa membawa sedikit senyum atau sedikit kemanusiaan dalam situasi sulit, saya puas,” ujar C215, di tengah aktivitas memberikan sentuhan akhir karyanya.
Karya itu berupa seorang gadis muda terpampang di sebuah halte bus Kiev. Warnanya biru dan kuning, warna khas bendera Ukraina, kontras bersanding dengan bangunan yang rusak parah di dekatnya.
Karya C215 itu mirip dengan karya yang diciptakannya bersama seniman jalanan, aktivis politik, dan sutradara film yang berbasis di Inggris, Banksy. Mereka menciptakan karya mural besar yang menutupi sisi blok apartemen Paris selang beberapa hari setelah Rusia menggempur Ukraina, 24 Februari lalu. Namun, langkah C215 jelas lebih nekat. Ia memilih datang langsung ke Kiev, menyampaikan pesan perdamaian dan kepolosan di masa perang yang brutal.
C215 merasa dia tidak punya pilihan selain datang ke Ukraina. Pilihan itu diambil setelah dia bertemu dengan orang-orang Ukraina. Ia pun bertanya-tanya selama beberapa hari, apa lagi yang bisa dia lakukan untuk membantu. ”Saya tidak benar-benar memutuskan untuk datang ke Kiev, lebih karena lukisan saya yang memutuskan bagi saya,” katanya kepada kantor berita AFP pekan lalu.
Lukisan seorang gadis muda dengan ikat kepala bunga karya C215 tersaji di sebelah stasiun kereta bawah tanah dan pasar makanan yang rusak parah akibat serangan Rusia. ”Kerusakan itu sekaligus menunjukkan Rusia sengaja menargetkan warga sipil. Sangat intens melihat kontras dengan bangunan yang dibom di belakang,” katanya. ”Jika Anda ingin membuat seni jalanan yang berbicara tentang perang, karya itu harus berada di tempat perang dan harus menunjukkan kehancuran dan situasi di negara itu.”
Perjalanan C215 berkarya dimulai dengan pendidikan yang cenderung traumatis. Ia lahir di pinggiran kota Paris yang keras dari seorang ibu remaja yang kemudian memilih bunuh diri. C215 juga berpisah dengan pasangannya, meninggalkan dirinya dalam depresi. Ia lalu memilih melepaskan pekerjaannya untuk mulai membuat grafiti.
Saluran depresi C215 adalah grafiti sosok wajah putrinya. Ia mengembangkan teknik dengan menampilkan potongan-potongan wajah lalu melukisnya dengan cat semprot. Teknik itu sekarang dapat dilihat di beberapa tempat di sekitar Kiev. Salah satu karya grafiti dibuatnya di papan tanda berkarat di dekat menara televisi kota Kiev. Lokasi itu menjadi sasaran serangan rudal Rusia yang mematikan pada 2 Maret lalu, menewaskan lima orang.
Gambar lain karya C215 adalah sosok gadis yang terpampang di trem yang ditinggalkan di dekat pos pemeriksaan. Karya itu dicat dengan warna merah dan krem pudar, sama dengan warna kereta. Dia telah menandai tembok di kota Lviv, di mana sebuah rudal besar menghantam depot minyak saat dirinya di sana, juga di pusat kota Zhytomyr. ”Seorang anak adalah orang yang tidak bersalah. Seorang anak tidak harus menghadapi perang. Dalam perang ini ada jutaan ibu dan anak yang tersebar di seluruh Eropa,” katanya.
Penggalangan dana
Di Berlin, Jerman, awal pekan ini digelar konferensi donor atau penggalangan dana khusus bagi Moldova. Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa, tengah berjibaku mengatasi gelombang besar pengungsi Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, lebih dari 30 negara dan kelompok internasional yang berpartisipasi dalam pertemuan Berlin itu menyetujui total 659,5 juta euro (720,7 juta dollar AS) dalam bentuk dukungan keuangan secara langsung.
Jumlah tersebut termasuk 108,2 juta euro dalam bentuk bantuan hibah langsung dan sekitar 530 juta euro dalam bentuk kredit. Para donor juga setuju untuk membantu memukimkan kembali sekitar 12.000 warga Ukraina dari Moldova. Baerbock menyoroti tugas monumental yang dihadapi negara berpenduduk 2,6 juta orang itu. Sekitar 400.000 orang Ukraina telah menyeberang ke Moldova, melarikan diri dari perang sejak 24 Februari. Moldova, negara kecil miskin yang tidak tergabung dalam Uni Eropa, sangat bergantung pada pasokan energi dari Rusia.
”Kami tahu pada akhirnya ini bukan hanya menyangkut Moldova atau Ukraina. Ini menyangkut Eropa dan kebebasan kita bersama,” kata Baerbock kepada wartawan. ”Semuanya menunjukkan kita masih berada di awal krisis ini, perang yang mengerikan ini. Kita bersama-sama harus bersiap untuk jangka panjang.
”Dia mengatakan, bantuan itu menandai awal dari platform dukungan abadi untuk Moldova. Bantuan pasokan listrik, pengelolaan perbatasan, dan reformasi politik akan menyusul. (AFP/REUTERS)