Tiga pemimpin negara Eropa Timur masuk ke Kiev, Ukraina. Agenda pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy itu sekaligus menjadi bentuk solidaritas kepada negara tersebut.
Oleh
ROBERTUS BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
KIEV, SELASA — Tiga pemimpin negara Eropa, yakni Polandia, Ceko, dan Slovenia, berkunjung ke Kiev dan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (15/3/2022). Kunjungan pertama para pemimpin asing ke ibu kota Ukraina yang terkepung Rusia sejak serangan per 24 Februari itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas sekaligus dukungan langsung kepada Ukraina.
Pemerintah Polandia dalam pernyataannya menyebutkan, Perdana Menteri Mateusz Morawiecki, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala, dan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa berkunjung ke Kiev sebagai perwakilan Uni Eropa (UE). Ketiganya tiba di Kiev setelah melakukan perjalanan dengan kereta api.
”Kita harus menghentikan tragedi yang terjadi di Timur secepat mungkin. Ukraina mendapat dukungan kuat dari UE,” kata Morawiecki dalam sebuah unggahan di media sosial Facebook saat mengumumkan kedatangan mereka di Kiev.
Kunjungan itu dilakukan ketika Rusia menyerang sejumlah sasaran di seluruh Ukraina, termasuk Kiev. Kota itu dikepung oleh pasukan Moskwa. Kunjungan itu juga digelar ketika Rusia dan Ukraina akan melanjutkan pembicaraan untuk mengakhiri perang yang hampir berjalan sepanjang tiga pekan itu.
”Dalam masa-masa genting bagi dunia adalah tugas kita untuk berada di tempat di mana sejarah sedang dibuat. Karena ini bukan tentang kita. Ini tentang masa depan anak-anak kita yang layak hidup di dunia yang bebas dari tirani,” kata Morawiecki melalui Facebook.
Dalam video yang tersebar, Zelensky tampak berjalan menyapa para awak media yang meliput kunjungan tiga pemimpin itu. Para PM itu diterima Zelensky yang didampingi sejumlah pejabat teras Ukraina, termasuk PM Ukraina Denis Shmyhal.
Perbincangan serius berlangsung dalam kunjungan yang tidak biasa itu. ”Mereka menembaki di mana-mana. Tidak hanya Kiev, tetapi juga wilayah barat,” kata Zelensky kepada para pemimpin itu menjelaskan aksi serangan Rusia kepada Ukraina.
Shmyhal sebelumnya mengonfirmasi kedatangan ketiga pemimpin asing itu lewat unggahan di Twitter. Ia menyatakan rasa hormatnya atas ”keberanian teman sejati Ukraina”. Adapun pembicaraan dalam pertemuan para pemimpin itu fokus pada dukungan untuk Ukraina dan ”penguatan sanksi terhadap agresi Rusia”.
Pemerintah Polandia mengatakan bahwa kunjungan itu telah diatur ”dalam kesepakatan” dengan ketua Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Ketiga PM itu didampingi oleh Jaroslaw Kaczynski, pemimpin partai sayap kanan Polandia, Partai Hukum, dan Keadilan (PiS).
”Tujuan kunjungan adalah untuk mengonfirmasi dukungan tegas dari seluruh UE demi kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina dan untuk menyajikan paket dukungan yang luas bagi negara dan masyarakat Ukraina,” demikian dikatakan Pemerintah Polandia.
Sementara itu, Delegasi Rusia dan Ukraina menggelar perundingan putaran ke-5 melalui telekonferensi, Selasa (15/3). Seusai bertemu ketiga mitranya, Zelenskyy mengatakan, pembicaraan damai dengan Rusia terdengar lebih realistis. Namun, ia menilai lebih banyak waktu diperlukan untuk mencapai kemajuan signifikan.
”Pertemuan terus berlanjut, dan saya diberi tahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Namun, masih diperlukan waktu agar keputusan itu (lebih condong) untuk kepentingan Ukraina,” kata Zelenskyy dalam video pidato yang dirilis menjelang putaran negosiasi damai berikutnya.
Menurut Zelenskyy, kemungkinan komprominya adalah bahwa Ukraina siap menerima bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. Perluasan NATO ke timur, dalam hal ini memasukkan Ukraina dalam keanggotannya, menjadi salah satu aspirasi Moskwa. Pertimbangannya, hal itu menjadi ancaman bagi kepentingan strategis Rusia yang berbatasan langsung dengan Ukraina.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, terlalu dini untuk memprediksi kemajuan dalam pembicaraan. ”Materinya sulit dan dalam situasi saat ini, fakta bahwa (pembicaraan) berlanjut mungkin positif,” katanya singkat.
Dari Washington dikabarkan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan melakukan kunjungan pertamanya ke Eropa sejak Rusia menyerang Ukraina. Gedung Putih dalam pernyataannya pada Selasa mengungkapkan, kunjungan akan dilakukan pekan depan dengan agenda membahas krisis Ukraina dengan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Biden dijadwalkan menghadiri pertemuan para pemimpin NATO di markas aliansi militer itu di Brussels pada 24 Maret mendatang. Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan, kemungkinan Biden mengumumkan bantuan keamanan tambahan senilai 800 juta dollar AS bagi Ukraina pada Rabu (16/3/2022) ini.
Para pejabat Ukraina berharap agar perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan. Mei adalah target yang diharapkan realistis bagi mereka.
Sementara itu, serangan Rusia terhadap Ukraina dilaporkan terus berlanjut. Sebuah serangan udara Rusia dikabarkan menewaskan lima orang di Kiev, Rabu dini hari. Para pejabat Ukraina berharap agar perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan. Mei adalah target yang diharapkan realistis bagi mereka. Dalam pandangan Kiev, saat itu Moskwa mungkin akan menerima kegagalannya untuk memaksakan pemerintahan baru dengan paksa dan kehabisan pasokan pasukan baru.
Rusia menyebut tindakannya terhadap Ukraina sebagai ”operasi militer khusus” untuk demiliterisasi dan ”denazifikasi” Ukraina. Tindakan itu dilakukan dengan alasan kepentingan strategis nasional Rusia yang menganggap potensi bergabungnya Ukraina ke NATO sebagai ancaman. Salah satu konsekuensi menjadi anggota NATO adalah penempatan infrastruktur militer di negara tersebut. Sementara Ukraina dan Barat menyebut klaim Rusia itu sebagai dalih tak berdasar. Keinginan bergabung ke dalam NATO sepenuhnya hak Ukraina.
Perang Rusia-Ukraina sejauh ini telah mengakibatkan gelombang pengungsi Ukraina mencapai 3 juta orang. Mereka mengungsi keluar Ukraina ke negara-negara terdekat, seperti Polandia, Romania, dan Moldova. (AP/AFP/REUTERS/BEN)