Ulang Strategi di Suriah-Chechnya, Militer Rusia Hanguskan Kota-kota Ukraina
Strategi militer Rusia membumihanguskan wilayah hingga rata dengan tanah diperkirakan akan menyasar kota-kota di Ukraina. Begitu intensifnya gempuran Rusia di Mariupol, jenazah para korban tewas tak sempat dikuburkan.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·5 menit baca
LVIV, SABTU — Pasukan Rusia terlihat terus merangsek dari arah timur laut menuju ibu kota Ukraina, Kiev. Media Ukraina, Sabtu (12/3/2022), melaporkan bahwa bunyi sirene penanda adanya serangan udara berbunyi bertalu-talu di sejumlah kota, termasuk Kiev, Odessa, Dnipro, dan Kharkiv. Militer Rusia diperkirakan menyatukan kembali kekuatan guna melancarkan kembali serangan ke ibu kota Kiev.
Hari Sabtu ini adalah hari ke-17 Rusia menginvasi Ukraina. Serangan Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari lalu, mengingatkan pada operasi militernya di Suriah sejak 2015 dan Chechnya 1999-2009. Strategi pasukan Rusia kala itu adalah menghancurkan perlawanan bersenjata dengan serangan udara dan gempuran artileri yang membumihanguskan wilayah atau kota hingga rata dengan tanah.
Strategi bumi hangus seperti itu telah melumpuhkan kota pelabuhan, Mariupol, di Ukraina selatan. Kantor Wali Kota Mariupol mencatat bahwa selama 12 hari serangan angka korban yang tewas telah melewati 1.500 orang. Gempuran yang terus-menerus mengakibatkan pemakaman massal bagi para korban pun terhenti.
”Mereka yang meninggal pun tidak sempat dikuburkan,” demikian pernyataan kantor wali kota setempat.
Pasukan Rusia juga memblokade Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina. Strategi militer Rusia dengan membumihanguskan wilayah hingga rata dengan tanah diperkirakan akan menyasar Kiev dan kota-kota lainnya di Ukraina jika perang terus berlanjut.
”Mustahil bisa menyebut sampai berapa hari lagi waktu yang kami miliki (ke depan) untuk membebaskan tanah Ukraina. Namun, kami bisa katakan, kami akan mampu melakukannya,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya dari Kiev.
Ia menyatakan, Ukraina ”telah mencapai titik balik strategi”. Tak ada elaborasi dan penjelasan lebih detail soal pernyataan tersebut. ”Kami sudah bergerak menuju tujuan kami, kemenangan kami,” kata Zelenskyy.
Presiden berusia 44 tahun itu juga menuding militer Rusia menculik wali kota Melitopol. Ia menyebut penculikan tersebut sebagai ”babak baru teror”. Belum ada tanggapan dari Moskwa soal tudingan itu.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelum serangan Rusia dimulai memperingatkan tentang rencana Moskwa menangkap dan membunuh target tokoh-tokoh di Ukraina. Zelenskyy diperkirakan menjadi target utama Rusia saat ini.
Mengepung Kiev
Dalam upaya mengepung ibu kota Kiev, pasukan Rusia meningkatkan serangan ke Mykolaiv, sekitar 470 kilometer selatan Kiev. Menurut pemantauan pejabat militer AS, tekanan Rusia dari arah timur laut juga terlihat mengalami kemajuan. Pasukan unit tempur bergerak di depan, dari sebelumnya diposisikan di belakang. Jarak mereka dengan pusat kota Kiev, sampai Sabtu sore WIB, diperkirakan sekitar 30 kilometer.
Foto-foto citra satelit perusahaan AS, Maxar Technologies, memperlihatkan gempuran artileri pasukan Rusia terjadi pada area permukiman antara posisi pasukan Rusia dan pusat ibu kota Kiev, seperti terlihat di kota Moschun, sekitar 33 kilometer dari Kiev.
Rusia pada Jumat (11/2/2022) mengungkapkan, pasukannya menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk melumpuhkan pangkalan militer di Lutsk dan Ivano-Frankivsk di wilayah barat. Wali kota Lutsk melaporkan, empat prajurit Ukraina tewas dalam serangan itu.
Serangan udara Rusia juga menarget—untuk pertama kali—Dnipro. Ini adalah kota hub industri utama di wilayah timur dan kota terbesar keempat di Ukraina. Pejabat Ukraina mengatakan, satu orang tewas dalam serangan di kota berpenduduk sekitar 1 juta jiwa itu.
Seperti dikutip kantor berita Associated Press, pejabat militer AS mengungkapkan, pilot-pilot Rusia melancarkan serangan udara rata-rata 200 kali sehari. Sementara pasukan Ukraina tercatat hanya melakukan 5-10 kali serangan udara sehari.
Menurut pemantauan militer AS, dalam 24 jam terakhir, Jumat (11/3/2022), serangan-serangan udara Rusia di Ukraina barat ditargetkan agar pangkalan-pangkalan udara di wilayah itu tidak bisa digunakan militer Ukraina. Pejabat militer AS, yang tak mau disebutkan identitasnya itu, menambahkan bahwa dirinya tidak bisa mengungkapkan sejauh mana pangkalan-pangkalan udara yang diserang Rusia tersebut telah digunakan oleh Angkatan Udara Ukraina.
Disebutkan pula, Ukraina masih memiliki sekitar 56 jet tempur yang siap digunakan. Namun, serangan militer Ukraina terfokus pada menembakkan rudal-rudal darat ke udara, granat berpeluncur roket, dan serangan-serangan pesawat tanpa awak dengan sasaran menjatuhkan jet-jet tempur Rusia.
”Tak ada harapan”
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, tank-tank dan artileri Rusia menggilas wilayah-wilayah yang telah terkepung. Lembaga amal Dokter Lintas Batas (MSF) melukiskan situasi di Ukraina seperti ”sudah tidak ada harapan” lagi. Warga Ukraina terjebak pertempuran di musim dingin membeku tanpa pasokan air atau pemanas. Mereka juga mulai kehabisan makanan.
”Ratusan ribu orang menjadi korban pengepungan yang disengaja dan disasar,” kata Stephen Cornish, salah satu pimpinan MSF Ukraina kepada AFP. ”Pengepungan adalah praktik-praktik abad pertengahan yang dilarang oleh aturan-aturan hukum perang modern demi alasan kebaikan,” lanjut Cornish.
Dalam keterangan, Sabtu (12/3/2022), yang dikutip kantor-kantor berita Rusia, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, menyebutkan bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan 3.491 fasilitas infrastruktur militer Ukraina di Ukraina. Ia menambahkan, pasukan Rusia terus melancarkan serangan di Ukraina dalam front pertempuran yang lebih luas.
Klaim Moskwa hanya menarget sasaran militer di Ukraina bertolak belakang dengan pernyataan pejabat Ukraina. Gubernur wilayah Kharkiv di perbatasan Rusia mengungkapkan, sebuah rumah sakit jiwa dihantam gempuran. Wali Kota Kharkiv menyebutkan sekitar 50 sekolah di sana hancur. Sementara Dewan Kota Mariupol mengatakan, sedikitnya 1.582 warga sipil tewas akibat gempuran Rusia.
Laporan PBB
Di tengah pertempuran yang berkecamuk, sulit untuk memverifikasi klaim angka-angka korban dan kerusakan yang diajukan pihak-pihak berkonflik. Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan bahwa per 11 Maret 2022 tercatat 1.546 korban dari kalangan warga sipil—termasuk 564 orang tewas dan 982 orang luka-luka—sejak serangan Rusia.
Angka korban sebenarnya diperkirakan bisa lebih banyak. Sebagian besar dari mereka menjadi korban akibat senjata-senjata peledak, termasuk artileri berat, sistem roket multipeluncur, dan serangan udara.
Kepala Bidang Politik PBB Rosemary A di Carlo dalam sidang Dewan Keamanan PBB, Jumat (11/2/2022), seperti dikutip laman resmi PBB, menyebutkan bahwa OHCHR menerima laporan yang kredibel bahwa pasukan Rusia menggunakan munisi kluster di area permukiman penduduk dan melancarkan serangan tanpa membedakan sasaran. Serangan dengan cara itu dilarang berdasarkan hukum humaniter internasional.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 10 Maret 2022 memverifikasi adanya 26 serangan terhadap fasilitas-fasilitas kesehatan, pekerja kesehatan dan ambulans, mengakibatkan 12 orang tewas dan 34 orang luka-luka. Insiden ini mencakup pengeboman sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol, 9 Maret lalu.
Di Carlo menegaskan bahwa menarget warga sipil, bangunan-bangunan tempat tinggal, rumah sakit, sekolah, dan taman kanak-kanak sebagai tindakan yang ”tidak termaafkan dan tidak dapat ditoleransi”. Ia menambahkan, semua pelaku terduga pelanggar hukum humaniter internasional harus diselidiki dan harus diminta pertanggungjawaban. (AP/AFP/REUTERS)