Hari Ke-6 Perang, Akumulasi Pengungsi Ukraina Capai 660.000 Orang
Dalam enam hari terakhir, lebih dari 600.000 warga Ukraina mengungsi ke negara-negara terdekat. Jumlah itu akan terus bertambah selama agresi Rusia berlanjut.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
GENEVA, RABU — Memasuki hari ke-6 serangan Rusia terhadap Ukraina, sekitar 660.000 warga Ukraina telah meninggalkan rumah dan kampung halamannya menuju negara-negara sekitar yang lebih aman. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat selama agresi militer Rusia terhadap Ukraina berlanjut.
Dalam dua hari terakhir, jumlah pengungsi yang telah mencapai wilayah perbatasan bertambah 160.000 orang dibandingkan saat Komisaris Tinggi Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) Filippo Grandi mengumumkan jumlah pengungsi Ukraina, Senin (28/2/2022) lalu. Polandia, Hongaria, Moldova, Romania, dan Slowakia serta Rusia adalah negara-negara yang menjadi tujuan para pengungsi.
Juru bicara UNHCR, Shabia Mantoo, mengatakan, situasi krisis di Ukraina dinilai akan menjadi krisis pengungsi terbesar di Eropa abad ini. Dia mengatakan, UNHCR memobilisasi sumber daya yang dimilikinya untuk merespons situasi ini secepat mungkin.
Di saat yang sama, UNHCR, kata Mantoo, mendesak pemerintah negara-negara di sekitar Ukraina untuk tetap membuka akses bagi para pengungsi. Tidak hanya bagi warga Ukraina semata, tetapi juga warga negara ketiga yang berada di Ukraina dan kini terpaksa mencari lokasi baru untuk keamanan mereka. ”Kami menekankan bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap orang atau kelompok mana pun,” kata Mantoo.
Dari beberapa negara tujuan para pengungsi, Polandia menjadi pilihan utama. Warga yang melintasi perbatasan mengaku menunggu hingga 60 jam untuk bisa melewati pos pemeriksaan di perbatasan. Sebagian besar pengungsi yang datang adalah perempuan dan anak-anak dari seluruh Ukraina.
Sementara di Moldova dan Hongaria, para pengungsi hanya membutuhkan waktu 20-24 jam untuk bisa masuk ke wilayah kedua negara itu.
Salah satu persoalan yang dialami para pengungsi adalah cuaca dingin yang berkisar 0 derajat celsius hingga minus 4 derajat celsius. ”UNHCR bekerja sama dengan otoritas berwenang menyediakan bantuan bagi para pengungsi,” kata Mantoo.
Pertemuan darurat para menteri dalam negeri negara-negara Uni Eropa, Senin (28/2/2022), membuka peluang untuk menawarkan status perlindungan sementara kepada pengungsi asal Ukraina. Di bawah Arahan Perlindungan Sementara tahun 2001, warga Ukraina yang mengungsi diberi izin tinggal dan bekerja di Uni Eropa hingga tiga tahun.
”Sebagian besar” menteri mendukung untuk mengaktifkan opsi itu dengan cepat, kata Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.
Di bawah perjanjian kerja sama, warga Ukraina dengan paspor yang memuat data biometrik diizinkan masuk ke Uni Eropa tanpa visa dan tinggal hingga tiga bulan. Namun, Komisioner Urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson mengatakan, Uni Eropa harus siap untuk menampung pengungsi di luar durasi itu. Uni Eropa juga perlu bersiap untuk kemungkinan ”jutaan” pengungsi dari Ukraina.
Belgia adalah salah satu negara yang menyetujui penerapan regulasi itu. ”Pada momen bersejarah ini, kita perlu mengambil keputusan yang tepat. Mengambil keputusan yang tepat berarti Arahan Perlindungan Sementara diberlakukan,” kata Menteri Imigrasi Belgia Sammy Mahdi.
Wacana itu masih sebatas usulan. Dibutuhkan setidaknya 15 suara mendukung dari anggota Uni Eropa agar regulasi itu bisa diterapkan.
Johansson mengatakan, dia sedang mempersiapkan proposal untuk mengaktifkannya. Hal itu harus disampaikan kepada menteri dalam negeri pada pertemuan Uni Eropa yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (2/3/2022).