NATO-Rusia Sama-sama Tambah Pasukan di Sekitar Ukraina
Anggota NATO mengirimkan ribuan tentara dan aneka persenjataan ke dekat perbatasan Rusia. Begitu pula Rusia yang juga menambah pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
MOSKWA, SABTU – Meski terus mengupayakan dialog, Pakta Pertahanan Atlantik Utara terus memperkuat tentaranya di sekitar Rusia. Sebaliknya, Rusia juga terus menambah kekuatan di sekitar Ukraina.
Dalam pernyataan, Kamis (10/2/2022) malam waktu California atau Jumat pagi WIB, Maxar Technologies mengungkap citra satelit di perbatasan Rusia-Ukraina. Citra terbaru itu direkam pada Selasa-Rabu lalu. Di Semenanjung Crimea, terekam paling tidak 550 tenda pasukan dan ratusan kendaraan militer di Pangkalan Udara Oktyabrskoye. Maxar, perusahaan perekam citra satelit, juga merekam penambahan pasukan Rusia di Novoozernoye dan Slavne di Semenanjung Crimea.
Rusia juga menambah pasukan di Zyabrovka, Belarus. Zyabrovka berjarak 25 kilometer dari perbatasan Belarus-Ukraina. Pada 7 Februari 2022, Maxar juga menyiarkan citra satelit yang menunjukkan keberadaan rudal jarak pendek Iskander dan rudal darat ke udara S-400 milik Rusia di Belarus.
Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menaksir ada 30.000 tentara Rusia di Belarus. Moskwa menyebut mereka sedang latihan bersama Belarus. Pentagon menyebut, seluruh pasukan dan persenjataan Rusia di Belarus akan dipertahankan di sana.
Juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari pergerakan pasukan Rusia di Rusia dan Belarus. Justru Moskwa merasa terancam karena anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terus mengerahkan tentara ke dekat perbatasan Rusia.
Pasukan NATO
Pada akhir pekan lalu, ribuan anggota pasukan NATO berlatih bersama di Estonia yang bersebelahan dengan Rusia. Sebelum latihan itu, AS mengirimkan 2.000 tentara tambahan ke Polandia dan Jerman. Selain itu, 1.000 tentara AS dipindahkan dari Jerman ke Polandia. Pentagon juga menyiagakan 8.500 tentara untuk diberangkatkan kapan saja ke Eropa.
Di Estonia, Lituania, dan Latvia, yang bersebelahan dengan Rusia, NATO menempatkan hingga 4.000 tentara dari berbagai negara. NATO juga menambah pasukan di Romania dan Polandia yang berbatasan dengan Ukraina.
Denmark telah mengumumkan pengiriman empat jet F-16 ke Lituania. Sementara Belanda akan mengirimkan dua F-35 ke Bulgaria. Adapun enam F-15 AS telah dipindahkan dari Inggris ke Estonia. Pentagon memastikan pesawat-pesawat itu akan tetap di sana hingga waktu yang belum ditentukan. Mereka bergabung dengan empat F-16 Belgia yang telah siaga di Estonia.
Anggota-anggota NATO juga mempertimbangkan pengiriman kapal perang ke Laut Baltik. Sejauh ini, Inggris bersama AS dan Spanyol sudah mengungkap keinginan pengerahan kapal perang ke sana. Sebelum itu, AS juga menempatkan kapal perangnya di Laut Tengah yang berdekatan dengan Crimea.
Anggota NATO juga mengirimkan aneka persenjataan ke Ukraina. NATO memastikan tidak akan menempatkan tentara ke Ukraina, yang belum menjadi anggota NATO, meski sudah melamar sejak 2008.
Direktur International Center for Defense and Security Estonia Indrek Kannik menilai pengerahan pasukan NATO ke sekitar Rusia hanya untuk menciptakan kegentaran bagi Moskwa. ”Pasukan itu tidak akan bisa mencegah serbuan besar-besaran Rusia,” ujarnya.
Tidak semua anggota NATO mau menerima tambahan pasukan asing di negaranya. Menteri Luar Negeri Hungaria Péter Szijjártó mengatakan, tidak akan ada tambahan pasukan NATO di negaranya. “Kami belum dan tidak akan setuju (penambahan pasukan NATO) karena sudah ada di sini. Pasukan itu adalah tentara Hungaria yang mampu memastikan keamanan negara. Kami tidak butuh tambahan pasukan asing,” kata dia.
Ia juga mendesak upaya diplomasi dan solusi politik terus dilakukan untuk meredakan ketegangan. Hongaria sangat berkepentingan mencegah agar krisis itu tidak menjadi perang.
“Kami mendesak komunitas internasional melakukan semua hal untuk memastikan agar Perang Dingin tidak kembali terulang. Bahkan, kami berharap kondisi mental Perang Dingin pun jangan sampai terulang. Kami belajar dari sejarah, dan malangnya, kapan pun ada konflik Timur-Barat, negara-negara Eropa Tengah seperti kami selalu jadi yang kalah,” tuturnya.
Menurut Szijjártó, ancaman sanksi NATO terhadap Rusia tidak akan berdampak. Sejak 2014, Rusia sudah dijatuhi sanksi oleh NATO dan mitranya. “Sudah jelas, gagal. Perdagangan Jerman-Rusia malah naik sejak sanksi diberlakukan,” ujarnya.
Karena itu, sebagai anggota NATO, Hongaria mengajak anggota dan mitra NATO lebih kreatif mencari solusi atas krisis sekarang. Sebab, tidak ada yang sanggup menanggung dampak perang.
Bahkan, Ukraina yang menjadi pusat ketegangan sekalipun berusaha meredakan keadaan. Kiev meminta AS dan sekutunya tidak menebar narasi perang. Turki, yang juga anggota NATO, ikut mengecam sejumlah anggota yang terus menggelorakan narasi perang dengan Rusia. Penyebaran narasi itu memicu kepanikan dan memperburuk perekonomian kawasan.
”Hindari pernyataan yang tak perlu. Pernyataan soal invasi Rusia ke Ukraina bisa memicu keributan di Ukraina. Berdampak pada perekonomian dan mata uangnya. Banyak pernyataan tidak sesuai kenyataan. Benar ada ketegangan. Betul ada peluang konflik. Walakin, kita tak perlu menggemakan seperti yang disampaikan sejumlah negara Barat,” kata Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, sebagaimana dikutip Anadolu Agency.
Ubah narasi
Ukraina juga mulai mengubah pendapatnya soal peluang serbuan Rusia. Hingga pertengahan Januari 2022, Kiev meyakini serbuan Moskwa akan terjadi dalam hitungan hari. Ternyata, taksiran itu tidak kunjung terbukti sampai kini.
Bahkan, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar menyebut jumlah pasukan Rusia dekat perbatasan Ukraina tidak cukup untuk invansi. ”Pemimpin Rusia Vladimir Putin menggunakan penguatan pasukan untuk memeras Barat dan menekan Ukraina. Tujuan taktis Rusia memprovokasi perpecahan di masyarakat, menebarkan kepanikan, dan mengacaukan keadaan,” tuturnya.
Kiev menaksir paling banyak 127.000 tentara Rusia ditempatkan di sekitar Ukraina. ”Butuh lebih banyak pasukan untuk (menyerbu) ke sini,” ujar Panglima Komando Ukraina Timur Letnan Jenderal Oleksander Pavlyuk seraya menekankan ada 209.000 tentara dan hampir 1 juta pasukan cadangan Ukraina.
Adapun Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Ukraina Aleksiy Danilov mengatakan, penambahan pasukan Rusia di sekitar Ukraina jauh dari bayangan banyak orang di Barat. “Pendapat ini mungkin mengecewakan bagi beberapa orang di Barat,” kata dia. (AFP/REUTERS)