Hubungan Israel-UEA Tersandung Isu Krisis Bandara Dubai
Tuntutan Israel agar penerbangan komersial mereka mendapat perlakuan khusus di Bandara Internasional Dubai ditolak oleh Abu Dhabi.
Oleh
Musthafa Abd. Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Setelah berhasil melewati isu krisis sistem anti serangan rudal, Iron Dome (kubah besi), masa depan hubungan Israel-Uni Emirat Arab (UEA) kembali mendapat gangguan oleh isu sistem keamanan terhadap pesawat komersial Israel di bandara internasional Dubai.
Ganguan hubungan kedua negara yang terjalin secara resmi melalui kesepakatan Abraham pada Agustus 2020 itu, setelah dinas intelijen dalam negeri Israel (Shin Bet) menyampaikan kecemasannya atas sistem keamanan di bandara internasional Dubai.
Israel dengan dalih keamanan meminta kepada otoritas bandara internasional Dubai mendapat perlakuan khusus terhadap semua pesawat komersial Israel yang melakukan penerbangan komersial ke Dubai. Diantara permintaan Israel tersebut adalah semua pesawat komersial Israel mendapat tempat parkir khusus di bandara internasional Dubai, dan aparat keamanan Israel yang menjaga pesawat komersial Israel ketika parkir di bandara Dubai, serta diizinkan ada aparat bersenjata Israel diatas pesawat dalam penerbangan Tel Aviv – Dubai.
Pihak otoritas bandara internasional Dubai menolak semua permintaan Israel itu, dan semua pesawat komersial Israel harus mengikuti aturan keamanan seperti pesawat komersial dari negara lain di bandara internasional Dubai.
Perundingan intensif antara pihak Israel dan otoritas bandara internasional Dubai yang berakhir hari Selasa lalu (8/2) gagal mencapai kesepakatan jalan tengah.
Menteri Trasportasi Israel, Merav Michaeli seperti diberitakan laman harian The Jerusalem Post hari Rabu lalu (9/2) memutuskan, memperpanjang perundingan dengan UEA satu bulan lagi dalam upaya mencapai solusi kompromi.
Namun pihak Israel mengancam akan menghentikan semua penerbangan komersial Israel ke Dubai, jika dalam kurun waktu satu bulan kedepan masih gagal mencapai kesepakatan soal isu aturan keamanan bagi semua pesawat komersial Israel di bandara internasional Dubai.
Israel juga mengancam akan menghentikan semua penerbangan komersial pesawat UEA menuju Tel Aviv, bila pesawat komersial Israel tidak terbang lagi ke Dubai.
Pejabat Israel yang tidak menyebut namanya seperti dikutip laman harian The Jerusalem Post mengatakan, isu krisis bandara internasional Dubai bisa memicu krisis regional, bukan hanya krisis hubungan bilateral Israel-UEA, bila krisis tersebut tidak dapat diselesaikan.
Menurut pejabat Israel tersebut, UEA adalah barometer dalam kesepakatan Abraham, dan jika hubungan Israel-UEA terganggu, maka nilai strategis kesepakatan Abraham akan melorot.
Pada gilirannya, akan lebih sulit membujuk negara lain bergabung dalam forum kesepakatan Abraham. Sampai saat ini ada empat negara Arab, yaitu UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko yang tergabung dalam forum kesepakatan Abraham.
Israel dan AS tengah membidik Libya, Irak, dan Indonesia bersedia bergabung dalam forum kesepakatan Abraham.
Seperti dimaklumi, pasca tercapainya kesepakatan Abraham antara Israel dan UEA pada Agustus 2020, kedua negara tersebut segera membuka penerbangan langsung antara Tel Aviv dengan Abu Dhabi dan Dubai.
Ada tiga pesawat komersial Israel, yaitu El Al, Israir dan Arkia, melakukan penerbangan komersial langsung dari Tel Aviv ke Dubai. Sebaliknya ada dua pesawat komersial UEA yang berbasis di Dubai, yaitu FlayDubai dan Emirate Airlines yang terbang dari Dubai menuju Tel Aviv.
Hubungan Israel-UEA pun bergerak maju cukup cepat. Presiden Israel, Isaac Herzog saat mengunjungi arena Dubai Expo pada 31 Januari lalu mengungkapkan, neraca perdagangan Israel-UEA sudah mencapai lebih dari satu miliar dollar AS dan lebih dari 250.000 warga Israel telah mengunjungi UEA.
Akan tetapi laju hubungan Israel-UEA tersebut, saat ini tiba-tiba tersandung oleh isu pengaturan keamanan terhadap pesawat komersial Israel di bandara internasional Dubai. Sedangkan Dubai adalah tujuan utama para pebisnis dan wisatawan Israel di UEA.
Sebelumnya, hubungan Israel-UEA sempat terganggu oleh sikap Israel yang menolak menjual sistem anti serangan rudal, Iron Dome, kepada UEA. Pihak AS segera mencairkan Kembali hubungan Israel-UEA itu, setelah AS memutuskan mengirim pesawat siluman generasi kelima, F-22 Raptor dan kapal induk USS Cole ke UEA.