Gagal Dapat Iron Dome, UEA Dilindungi F-22 dan USS Cole
Uni Emirat Arab menghadapi serangan dari kelompok Houthi di Yaman. Setelah gagal mendapat sistem pertahanan militer dari Israel, Uni Emirat Arab mendapat bantuan militer dari Amerika Serikat.
Oleh
Musthafa Abd Rahman
·4 menit baca
Uni Emirat Arab akhirnya mendapat perlindungan pesawat tempur siluman generasi kelima Amerika Serikat, F-22 Raptor, dan kapal perusak USS Cole dalam upaya mendeteksi sekaligus menangkal serangan rudal balistik dan pesawat tanpa awak dari faksi-faksi loyalis Iran.
Penempatan F-22 Raptor di UEA itu merupakan penempatan pertama pesawat yang mampu terbang sejauh 1.850 mil atau 2.977 kilometer tanpa mengisi ulang bahan bakar itu di luar AS. Adapun USS Cole merupakan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke. Kelas Arleigh Burke dipersenjatai rudal balistik Tomahawk yang memiliki jangkauan tembak hingga 2.500 km dan bisa menyasar basis-basis kelompok Al-Houthi di Yaman.
Kelas Arleigh Burke dipersenjatai rudal balistik Tomahawk yang memiliki jangkauan tembak hingga 2.500 km dan bisa menyasar basis-basis kelompok Al-Houthi di Yaman.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Selasa (1/2/2021), seperti diberitakan stasiun televisi Alarabya, berbicara lewat telepon dengan Putra Mahkota Abu Dhabi yang merupakan penguasa de facto UEA saat ini, Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MBZ). Austin saat itu menyampaikan kepada MBZ tentang keputusan AS mengirim USS Cole dan pesawat siluman generasi kelima ke UEA.
Austin mengambil keputusan tersebut menyusul serangan Al-Houthi dengan target kota Abu Dhabi. Pada Januari saja, kelompok yang dikenal loyalis Iran itu telah tiga kali melancarkan serangan rudal balistik ke Abu Dhabi, yaitu pada 17, 24, dan 31 Januari.
Bahkan, sebagaimana diberitakan kantor berita UEA, WAM, Kementerian Pertahanan pada Rabu (2/2) kembali mengklaim telah berhasil mencegat serangan tiga pesawat tanpa awak ke arah kota Abu Dhabi. Sebuah kelompok yang menamakan dirinya dengan Brigade Janji Kebenaran di Irak yang diduga loyalis Iran menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada 19 Januari, Austin juga menelepon MBZ untuk menyampaikan kecaman keras AS atas serangan rudal balistik dari kelompok Al-Houthi di Yaman ke Abu Dhabi pada 17 Januari. Dalam serangan itu, tiga orang tewas dan enam lainnya luka-luka.
UEA saat ini telah menggunakan sistem anti-serangan rudal buatan AS, THAAD dan Patriot Pac-3. UEA berhasil mencegat semua serangan rudal balistik dari kelompok Al-Houthi itu berkat menggunakan persenjataan tersebut.
Keputusan AS mengirim mesin militer tercanggihnya untuk melindungi UEA tersebut, seperti dilansir harian Israel, Maariv, menyusul gagalnya UEA mendapatkan sistem anti-serangan rudal buatan Israel, Iron Dome (kubah besi). Militer Israel menolak keras wacana penjualan Iron Dome ke UEA.
Padahal, UEA sangat menginginkan bisa membeli Iron Dome dari Israel karena telah terbukti mampu secara efektif menangkis serangan ratusan rudal dari Hamas dalam perang Gaza, Mei tahun lalu. Harian Maariv mengungkap, potensi nilai transaksi penjualan Iron Dome dari Israel ke UEA mencapai 3,5 miliar dollar AS.
Isu wacana penjualan Iron Dome ke UEA sempat memicu perbedaan pendapat antara institusi militer di satu pihak dan pimpinan politik-Mossad di pihak lain. Menurut harian Maariv, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Direktur Mossad David Barnea menyetujui penjualan Iron Dome ke UEA. Namun, Kementerian Pertahanan Israel menolaknya karena khawatir teknologi Iron Dome yang sangat sensitif bisa bocor ke negara Arab lain.
Sementara menurut undang-undang di Israel, penjualan senjata buatan Israel harus mendapat persetujuan Kementerian Pertahanan Israel. Artinya, wacana jual-beli Iron Dome tersebut untuk saat ini belum bisa terealisasi.
Sikap Israel menolak menjual Iron Dome ke UEA itu membuat kecewa Abu Dhabi. Sementara Israel khawatir, gagalnya UEA mendapat Iron Dome bisa mengancam masa depan kesepakatan Abraham yang dicapai Israel dan UEA pada Agustus 2020.
Kekhawatiran Israel itu tersirat di balik kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke UEA untuk menemui MBZ pada 30 Januari lalu. Herzog menegaskan kepada MBZ bahwa Israel mengecam keras serangan rudal balistik dari kelompok Al-Houthi ke kota Abu Dhabi sekaligus siap membangun kerja sama keamanan dan intelijen dengan UEA.
AS dalam upaya memperkuat kesepakatan Abraham mengambil keputusan mengirim F-22 dan USS Cole ke UEA. Di sisi lain, AS sampai sekarang belum mau menjual F-35 ke UEA. Padahal, UEA telah memesan 50 unit.