Hasil pertarungan di atas langit Abu Dhabi memberikan gambaran tentang teknologi militer yang dimiliki poros Arab Saudi dan poros Iran saat ini dan masa mendatang.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Kementerian Pertahanan Uni Emirat Arab (UEA), seperti diberitakan kantor berita UEA, WAM, Senin (24/1/2022), mengklaim telah berhasil mencegat dua rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi di Yaman ke arah kota Abu Dhabi. Dilaporkan, tidak ada korban akibat serangan rudal balistik tersebut.
Sebelumnya pada Senin (17/1), kelompok Houthi yang dikenal sebagai loyalis Iran juga menembakkan rudal balistik dan melakukan penyerangan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) ke kota Abu Dhabi sehingga menyebabkan tiga orang tewas dan enam orang luka-luka.
Kementerian Pertahanan UEA tidak menyebut jenis sistem pertahanan antirudal yang berhasil mencegat dua kali serangan rudal balistik oleh kelompok Houthi dalam pekan yang sama itu. Kelompok Houthi juga tidak mengungkap jenis rudal balistik yang ditembakkan ke arah Abu Dhabi.
Namun, laman The Jerusalem Post, Sabtu (22/1/2022), mengungkapkan bahwa UEA menggunakan sistem antiserangan rudal canggih buatan AS, THAAD, untuk mencegat rudal balistik jarak jauh kelompok Houthi itu pada pekan lalu. UEA dipastikan kembali menggunakan THAAD dalam mencegat rudal balistik Houthi pada Senin kemarin.
Stockholm Institute untuk Perdamaian melansir, UEA dalam lima tahun terakhir ini telah menerima sistem antiserangan rudal tercanggih buatan AS, THAAD, dan Patriot PAC-3. Kemampuan THAAD dan Patriot PAC-3 diperkirakan setara dengan sistem antiserangan rudal tercanggih buatan Rusia, S-400.
Adapun Houthi hampir dipastikan menggunakan rudal balistik jarak jauh Burkan-2H yang memiliki jangkauan tembak sejauh 1.500 kilometer (km). Menurut laman Al Jazeera, Selasa (18/1), kelompok Houthi memiliki rudal balistik jarak menengah Burkan-1H dengan jangkauan tembak sejauh 800 km dan rudal balistik jarak jauh dengan jangkauan tembak sekitar 1.500 km.
Jarak antara kota Sana’a, ibu kota Yaman, dan kota Abu Dhabi sekitar 1.450 km. Maka, hanya Burkan-2H yang bisa menjangkau Abu Dhabi.
Burkan-2H disebut merupakan modifikasi dari keluarga rudal Scud buatan Rusia. Burkan-2H dilansir pertama kali ditembakkan ke arah wilayah Arab Saudi pada 22 Juli 2017. Arab Saudi menuduh Iran memasok Burkan-2H ke Yaman yang aslinya di Iran bernama Shahab-2 atau Qiam-1 dengan jangkauan tembak 1.000 km hingga 1.500 km.
Duel
Dalam konteks teknologi militer, dua kasus serangan rudal balistik ke kota Abu Dhabi dan klaim UEA berhasil mencegat dua serangan tersebut sesungguhnya adalah duel udara antara THAAD dan Burkan-2H di atas langit Abu Dhabi. Jika klaim UEA benar telah berhasil mencegat serangan rudal balistik Houthi, berarti teknologi THAAD lebih unggul atas Burkan-2H. Hasil duel di atas langit Abu Dhabi tersebut memberi gambaran tentang teknologi militer yang dimiliki poros Arab Saudi dan poros Iran saat ini dan masa mendatang.
Hasil tersebut akan menenangkan secara keamanan bagi poros Arab Saudi. Andalan poros Iran adalah rudal balistik dan drone. Adapun andalan poros Arab Saudi adalah pesawat tempur dan sistem antiserangan rudal.
Tantangan terberat berikutnya bagi poros Arab Saudi adalah menghadapi serangan rudal balistik secara masif apabila meletus perang terbuka dengan Iran dan loyalisnya sekaligus. Karena itu, UEA, seperti dilansir harian Yedioth Ahronoth, melakukan komunikasi dengan Israel untuk membahas kemungkinan Israel ikut menyuplai sistem antiserangan rudal, Iron Dome atau Arrow-3, guna memperkuat sistem antiserangan rudal THAAD dan Patriot PAC-3 yang dimiliki UEA saat ini.
UEA melihat Iron Dome telah terbukti menunjukkan kemampuannya menghadapi serangan rudal secara masif dari Hamas dalam Perang Gaza pada Mei tahun lalu. UEA juga melakukan komunikasi langsung dengan pabrikan Skylock di Israel yang memproduksi sistem antiserangan drone, Skylock Dome System.
Sebelum ini Skylock telah menandatangani kontrak untuk penjualan Skylock Dome System ke Maroko. UEA akan menjadi negara Arab kedua yang memiliki sistem antiserangan drone ini.
Dengan demikian, duel di atas langit kota Abu Dhabi pada Senin dini hari merupakan pelajaran dalam pertarungan teknologi militer, baik bagi poros Arab Saudi maupun poros Iran saat ini dan masa mendatang.