AS-Israel Cemas jika Korut Suplai Teknologi Rudal Hipersonik ke Iran
Iran terus meningkatkan kapasitas persenjataannya. Salah satu opsinya ialah bekerja sama dengan Korea Utara dalam mengembangkan rudal hipersonik. Ini menjadi perhatian Israel dan Amerika Serikat.
Oleh
Musthafa Abd. Rahman
·3 menit baca
(KOREAN CENTRAL NEWS AGENCY/KOREA NEWS SERVICE VIA AP)
Foto yang disebarkan Pemerintah Korea Utara ini menunjukkan uji coba peluncuran rudal hipersonik di wilayah Korea Utara, Rabu (5/1/2022). Wartawan independen tidak diberi akses dalam uji coba tersebut sehingga konten yang tergambar dalam foto tidak bisa diverifikasi.
Korea Utara tercatat telah dua kali sukses melakukan uji coba rudal hipersonik, yakni pada September 2021 dan 5 Januari 2022. Korea Utara bersama Amerika Serikat, Rusia, dan China kini menjadi kaukus negara yang memiliki dan sekaligus sukses melakukan uji coba rudal hipersonik tersebut.
Laman The Jerusalem Post, Sabtu (8/1/2022), merilis berita tentang kisah keberhasilan Korea Utara (Korut) mengembangkan rudal hipersonik tersebut yang kini menimbulkan kecemasan luar biasa pada Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Kecemasan tersebut tidak hanya lantaran Korea Utara mampu mengembangkan rudal hipersonik. Namun, lebih dari itu, AS dan Israel khawatir jika diam-diam negeri yang dipimpin Kim Jong Un itu memasok teknologi rudal hipersonik ke Iran.
Rudal hipersonik adalah rudal yang memiliki kecepatan luncur minimal sekitar 6.200 kilometer (km) per jam atau lebih dari lima kali kecepatan suara (Mach 5) dan mampu bermanuver secara luar biasa.
Menurut The Jerusalem Post, menjadi ancaman serius terhadap eksistensi negara Israel jika Iran berhasil meraih teknologi rudal hipersonik. Israel selama ini menganggap program nuklir Iran merupakan ancaman terhadap eksistensinya.
Kini, ancaman itu semakin kuat apabila Iran memiliki rudal hipersonik. Israel saat ini hanya mengandalkan sistem anti-serangan rudal Arrow-3 dan Iron Dome. Keduanya hanya dirancang untuk menghadapi rudal balistik konvensional.
Berdasarkan rekam jejak, hubungan Iran-Korut dalam kerja sama pertahanan berlangsung sejak 1980-an. Iran tercatat ikut mendanai program pengadaan rudal balistik Korut pada 1980-an. Sebagai timbal balik, Iran mendapatkan rudal balistik tersebut beserta teknologinya jika Korut sukses memproduksinya.
Iran kemudian mendapat pasokan pertama rudal scud versi Korut pada 1987. Hanya dalam hitungan bulan, Iran saat itu berhasil mendapat pasokan sekitar 100 rudal dari Korut. Keberhasilan Iran mendapat banyak pasokan rudal scud dari Korut itu mengubah jalannya perang Iran-Irak yang masih berkecamuk saat itu.
Bermodal teknologi rudal dari Korut tersebut, Iran kemudian berhasil terus mengembangkan rudal balistik hingga memiliki armada rudal balistik terkuat di Timur Tengah saat ini.
AP/IRANIAN ARMY
Dalam foto yang dirilis Angkatan Darat Iran pada Selasa (12/10/2021) menunjukkan rudal yang ditembakkan dalam latihan militer di lokasi yang dirahasiakan. Iran pada hari Selasa itu memulai latihan pertahanan udara besar-besaran selama dua hari sebagai unjuk kekuatan terbaru negara itu.
Iran berhasil mengembangkan rudal balistik dengan jangkauan tembak hingga lebih dari 2.000 kilometer, seperti rudal balistik Shahab-3 dan Sejil, yang mampu menjangkau wilayah Israel. Ini yang membuat Iran sebagai ancaman bagi Israel. Apalagi Iran kini berambisi untuk terus mengembangkan rudal balistik konvensionalnya tersebut menjadi rudal hipersonik.
Sebelumnya The Jerusalem Post edisi 4 Januari 2022 juga melansir bahwa Iran sedang menjalani misi khusus membangun komunikasi dengan Rusia dan China untuk belajar tentang teknologi rudal hipersonik.
Ke China
Hanya beberapa hari dari pemberitaan The Jerusalem Post itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian diberitakan akan mengunjungi China pekan ini untuk mendiskusikan kesepakatan kerja sama strategis 25 tahun kedua negara yang telah ditandatangani pada Maret tahun lalu.
Oleh karena itu, Israel terus mendorong AS agar memasukkan armada rudal balistik konvensional Iran ke dalam agenda perundingan nuklir Iran yang sedang berlangsung di Vienna, Austria.
Salah satu kendala tercapainya kesepakatan baru dalam perundingan nuklir Iran di Vienna ialah isu rudal balistik Iran. AS bersikeras memasukkan isu rudal balistik Iran dalam klausul kesepakatan baru pada isu nuklir Iran. Namun, Iran menolak keras keinginan AS tersebut.