China berpacu dengan waktu untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan menggenjot tes Covid-19 massal. Langkah serupa dilakukan sejumlah negara seperti India dan Australia yang kelabakan dengan melonjaknya Covid-19.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
TIANJIN, MINGGU — Kasus pandemi Covid-19 varian Omicron kian meluas di kota Tianjin hingga pemerintah setempat mengimbau 14 juta warga Tianjin untuk tetap tinggal di rumah. Pemerintah kini menggenjot tes Covid-19 massal setelah selama beberapa hari terakhir ini ditemukan 20 kasus Covid-19, mayoritas kasus datang dari luar. Dua dari 20 kasus Covid-19 itu dipastikan Omricon dan 15 orang yang terinfeksi adalah siswa sekolah dasar dan sekolah menengah.
Komisi Kesehatan Nasional China, Minggu (9/1/2022), menyebutkan masyarakat diimbau untuk tinggal di rumah atau berada di dekat rumah masing-masing karena akan dilakukan tes Covid-19. Namun, belum ada keputusan untuk memberlakukan pembatasan atau lockdown. Sebelum Tianjin, Pemerintah China juga sudah kelabakan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di kota Xi’an. Padahal, kebijakan pembatasan di Xi’an sudah sangat ketat dan tes Covid-19 massal sudah dilakukan.
Penduduk Tianjin diimbau segera tes dan hasilnya harus negatif. Jika tidak, warga tidak akan menerima kode ”hijau” di aplikasi pelacak Covid-19 di gawainya. Setiap orang kini harus menunjukkan bukti dirinya bebas dari Covid-19 sebelum naik kendaraan umum dan sebelum masuk tempat-tempat tertentu. Tianjin belum seperti Xi’an, tetapi dikhawatirkan akan bisa seperti Xi’an jika tak segera dicegah. Xi’an, kota yang terkenal dengan tentara Terracotta, menjalani kebijakan lockdown, bulan lalu, dan 13 juta warganya tak boleh ke mana-mana.
Banyak warga Xi’an yang mengeluhkan penanganan Covid-19 yang amburadul saat kebijakan lockdown diberlakukan, termasuk akses pada makanan dan kebutuhan sehari-hari yang minim. Meluasnya Covid-19 di Xi’an dan Tianjin berisiko besar karena China akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Harian Global Times menyebutkan Covid-19 bisa menyebar cepat karena banyak warga dari kedua kota itu bekerja setiap hari di Beijing.
Kasus penularan Omicron di dalam negeri pertama kali ditemukan di Guangzhou, Desember lalu. Kasus Covid-19 hingga 8 Januari mencapai 165 kasus dari 159 kasus sehari sebelumnya. Dari 165 kasus itu, 92 kasus di antaranya penularan lokal dan mayoritas kasus berada di Provinsi Henan dan Shaanxi.
India
Seperti halnya di China, kasus Covid-19 di India juga naik menjadi 159.632 kasus baru, Sabtu. Karena kasus naik, sejumlah negara bagian kembali memberlakukan kebijakan pembatasan. Negara bagian India yang terkaya, Maharashtra, akan menutup fasilitas kolam renang dan tempat-tempat olahraga. Begitu pula dengan sekolah dan perguruan tinggi yang tutup sampai 15 Februari mendatang. Kebijakan ini diambil setelah kasusnya melonjak menjadi 41.000 kasus.
Dalam kebijakan baru itu, hanya mereka yang sudah divaksin lengkap yang boleh tetap berkantor. Itu pun kapasitasnya hanya boleh maksimal 50 persen dari total karyawan. Adapun di Negara Bagian Gujarat, pemerintah memperpanjang jam malam dan membatalkan izin cuti bagi semua tenaga medis.
Australia
Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia, pun kelabakan dengan Covid-19. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya jumlah kematian akibat Covid-19. Sabtu lalu, di NSW tercatat ada 30.062 kasus, 16 orang di antaranya tewas. Adapun di Negara Bagian Victoria, terdapat 44.155 kasus baru dan empat orang di antaranya tewas.
Ledakan kasus baru itu membuat panik otoritas kesehatan dan masyarakat hingga berbondong-bondong datang ke klinik kesehatan untuk tes Covid-19. Masyarakat kemudian diimbau untuk tes antigen saja di rumah lalu melaporkan hasilnya ke dokter. Laporan itu akan masuk ke data pemerintah.
Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, Australia akan mulai memvaksin anak usia 5-11 tahun, Senin mendatang. (REUTERS/AFP/AP)