Antisipasi Larangan Ekspor Batubara Indonesia, Importir Cari Eksportir Lain
Jika kebijakan diberlakukan lebih lama, kebutuhan energi sejumlah negara importir batubara dari Indonesia bisa terganggu. Mereka berharap bisa mendapatkan pasokan dari luar Indonesia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
SEOUL, SENIN — Sejumlah negara importir utama batubara berharap kebijakan penghentian ekspor batubara oleh Indonesia hanya bersifat jangka pendek. Langkah antisipasi diambil agar efek kebijakan itu tidak terlalu mengganggu roda perekonomian. Efek yang langsung terlihat sejauh ini adalah kenaikan harga batubara di pasar komoditas internasional.
Kementerian Perindustrian Korea Selatan mengatakan kemungkinan akan mengalami penundaan pengiriman batubara dari Indonesia. Namun, diharapkan proses pengiriman batubara sebanyak 55 persen dari total yang direncanakan sepanjang Januari ini bakal dikirimkan tepat waktu.
”Kami memperkirakan larangan ekspor batubara Indonesia akan memiliki dampak jangka pendek yang terbatas karena persediaan yang sudah ada dan pengiriman batubara dari negara lain, termasuk Australia. Namun, kami perlu memantau perkembangannya dengan cermat,” kata Kementerian Perindustrian Korsel dalam pernyataan di Seoul, Senin (3/1/2022).
Seperti diwartakan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan menerbitkan surat larangan pengapalan ekspor muatan batubara selama periode 1-31 Januari 2021. Kebijakan itu ditempuh dalam rangka mengamankan pasokan batubara untuk kelistrikan umum. Kementerian Perhubungan menerbitkan surat larangan pengapalan ekspor muatan batubara sebagai tindak lanjut kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait pelarangan sementara ekspor batubara.
Pelarangan sementara pengapalan ekspor muatan batubara itu tertuang dalam surat Nomor UM006/25/20/DA-2021. Surat itu ditujukan kepada para direktur utama perusahaan angkutan laut nasional dan perusahaan nasional keagenan kapal.
Sekitar 20 persen kebutuhan batubara Korsel berasal dari Indonesia sepanjang tahun lalu.
Pemerintah Korsel menyatakan telah membentuk satuan tugas untuk mengelola situasi terbaru dengan cermat sebagai tindakan pencegahan. Sekitar 20 persen kebutuhan batubara Korsel berasal dari Indonesia sepanjang tahun lalu. ”Meskipun dampak jangka pendek terbatas, tindakan pencegahan yang cepat dan menyeluruh diperlukan karena permintaan energi tinggi di musim dingin,” kata Wakil Menteri Perindustrian Korsel Park Ki-young seperti dikutip media The Korea Times.
Sejumlah analis menilai, jika kebijakan Jakarta diberlakukan dalam waktu lebih lama, kebutuhan energi sejumlah negara importir batubara dari Indonesia bisa terganggu. Data pengapalan Kpler menunjukkan, Korsel bersama China, India, dan Jepang menerima 73 persen batubaranya dari Indonesia pada 2021. Harga batubara dilaporkan naik awal pekan ini. Meskipun pusat perdagangan batubara utama seperti Australia ditutup pada Senin, harga batubara di pantai barat India telah naik sebanyak 500 rupee (6,73 dollar AS atau setara Rp 90.000) per ton sejak larangan itu diumumkan.
Laporan Bloomberg menyebutkan, larangan ekspor batubara dari Indonesia diperkirakan hanya berdampak terbatas pada pembeli utama China. Sebab, China telah meningkatkan produksi domestik untuk mencegah kekurangan bahan bakar sejak tahun lalu. Merujuk pada analisis Morgan Stanley, rekor produksi dan cuaca cerah telah membantu mengisi stok pembangkit listrik di China saat permintaan pemanas selama musim dingin memuncak. Hal itu turut menjadi penyangga saat pengiriman mereka dari eksportir utama di Indonesia terhenti.
China adalah pengguna dan importir batubara terbesar di dunia. Pasokan terbesar batubara ke China berasal dari Indonesia. Setelah China menghentikan impor batubara dari Australia di tengah pertikaian geopolitik, posisi Indonesia semakin penting. Data Bea dan Cukai China menunjukkan, batubara asal Indonesia yang dipasok ke China hingga November 2021 lebih dari 60 persen dari total impor China atas batubara sepanjang 2021.
Dari New Delhi dilaporkan, kalangan importir batubara di India berharap dapat memperoleh pasokan batubara dari luar Indonesia jika kebijakan berlanjut awal bulan depan. India mengimpor lebih dari 15 persen kebutuhan batubaranya dari Indonesia pada 2021. Namun, sejumlah pihak tetap menunggu dan berhadap ada perubahan kebijakan di Jakarta. ”Kami mungkin bisa menerima batubara dari negara lain seperti Australia untuk dikirim ke India dan pengalihan kapal ke negara lain di kawasan seperti Bangladesh jika India membayar harga yang lebih tinggi,” kata Riya Vyas, analis iEnergy Natural Resources Limited. (AFP/REUTERS)