Peng Shuai Menyangkal Pernah Dilecehkan, WTA Tetap Minta Penyelidikan
Bintang tenis putri China, Peng Shuai, mendadak mengatakan tidak pernah mengalami pelecehan seksual oleh mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli. Akan tetapi, publik tidak langsung memercayai ucapannya.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
BEIJING, SENIN — Petenis putri asal China, Peng Shuai (35), yang telah menghilang selama hampir satu bulan, tiba-tiba muncul dalam video wawancara dengan surat kabar dari Singapura. Dalam sebuah perkembangan yang mengejutkan, Peng menyangkal telah mengalami pelecehan seksual dari mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli.
Peristiwa ini mengejutkan publik China ataupun masyarakat internasional karena kasus menghilangnya Peng memantik pertanyaan terkait keseriusan Pemerintah China menangani kekerasan seksual. Terlebih apabila kejahatan itu melibatkan anggota, apalagi petinggi, Partai Komunis China.
Dalam video wawancara dengan surat kabar Lianhe Zaobao yang ditayangkan di situs resminya pada Senin (20/12/2021), Peng mengatakan, ia tidak pernah mengaku dilecehkan oleh siapa pun. Patut digarisbawahi, surat kabar dari Singapura ini memiliki banyak pembaca di China dan terkenal memiliki haluan pro-Beijing. Di video itu juga tidak dijelaskan lokasi keberadaan Peng saat ini.
”Saya tidak pernah mengatakan ataupun menulis bahwa saya mengalami pelecehan seksual. Terkait dengan unggahan saya di media sosial Weibo adalah murni kesalahpahaman,” tutur Peng.
Petenis yang pada tahun 2014 memegang peringkat nomor satu dunia untuk kategori ganda putri ini mengunggah pernyataan yang menggemparkan publik pada awal November di Weibo. Ia menulis, selama sepuluh tahun, mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli (75) melakukan kekerasan seksual kepadanya. Peng bahkan mengungkit beberapa kejadian ketika Zhang memojokkan dia di sebuah acara dan menariknya ke tempat sepi.
Unggahan itu menjadi viral di dunia maya China. Apalagi di Weibo Peng memiliki 500.000 pengikut. Akan tetapi, 30 menit setelah ditayangkan di Weibo, unggahan itu tiba-tiba dihapus. Akun Peng pun menghilang. Bahkan, ketika warganet berusaha mencari tahu lebih banyak mengenai dia, nama Peng Shuai tidak ditemukan di mesin pencari China.
Asosiasi Tenis Wanita (WTA) segera mengeluarkan pernyataan yang didukung oleh para bintang tenis dunia seperti Martina Navratilova dan Novak Djokovic. Mereka meminta Pemerintah China segera melakukan penyelidikan yang terbuka dan adil atas kasus yang menimpa Peng. ”Kekerasan seksual adalah kejahatan serius yang tidak bisa didiamkan,” demikian kutipan pernyataan itu.
Bahkan, pada awal Desember, WTA akhirnya memutuskan untuk keluar dari China. Sepekan sebelumnya, Peng sempat menampakkan diri di depan publik. Stasiun televisi nasional China menayangkan ia sedang makan di restoran. Ada pula video tatkala Peng menghadiri sebuah acara terkait tenis. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan, Peng baik-baik saja dan agar dunia internasional tidak perlu merongrong China dengan menanyakan dia terus-menerus.
Tindakan ini dianggap tidak cukup oleh WTA. Peng tetap tidak diketahui keberadaan pastinya. Selain itu, di tengah penampilan Peng beberapa kali di media nasional, Pemerintah China tidak terlihat menangani kasus kekerasan seksual itu. Zhang Gaoli, Wakil Perdana Menteri periode 2012-2017, juga menghilang hingga sekarang. Tidak jelas apabila ia diproses secara hukum atau sekadar mendapat sanksi dari partai.
”Semua tayangan video itu tidak membuktikan bahwa Peng dalam keadaan sehat, tidak di bawah ancaman dan tekanan mental, serta kasus kekerasan terhadapnya diselidiki secara transparan dan adil. Kami tetap berpegang pada prinsip keadilan untuk Peng Shuai,” kata Ketua WTA Steve Simon.
Menurut dia, WTA mencurigai berbagai kemunculan Peng di media China sudah diatur sedemikian rupa. Tujuannya ialah memastikan Beijing tidak kehilangan momentum untuk Olimpiade Musim Dingin tahun depan.
Ketika WTA menyatakan keluar dari China, Navratilova menulis di Twitter dan menantang Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk berbuat serupa. China adalah tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari 2022. Cuitan Navratilova ini menambah api warganet untuk menuntut IOC membatalkan Olimpiade di China. Sebelumnya, warganet menyerukan pemboikotan Olimpiade Bejing dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.
Media arus utama China beberapa kali menayangkan cuplikan kegiatan Peng. Pekan lalu beredar video Peng menghadiri acara yang turut mengundang atlet-atlet nasional lain. Ia disorot ketika berbicara dengan bintang bola basket putra Yao Ming. Di antara hadirin, hanya Peng yang tidak mengenakan masker. Padahal, China sangat ketat dalam mempraktikkan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19. (AFP/AP)