logo Kompas.id
InternasionalTanpa Permata, Junta Merana
Iklan

Tanpa Permata, Junta Merana

Untuk melemahkan junta militer Myanmar, para aktivis HAM mendesak dunia tak membeli batu permata dari Myanmar. Hasil penjualan batu permata itu menjadi salah satu sumber pendapatan utama militer.

Oleh
Luki Aulia
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EMXQuQLT5w_cIAvmfcdiazxfK2A=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fd9036a89-6ddf-475e-bf98-11421f8d41fb_jpg.jpg
AFP/STR

Warga mengantre untuk menarik uang dari anjungan tunai mandiri (ATM) Bank AYA di Yangon, Myanmar, Kamis (18/3/2021), di tengah tegangnya operasi perbankan akibat protes massal terhadap kudeta militer.

Jika peduli pada nasib rakyat Myanmar, stop membeli permata dari Myanmar. Begitu desakan aktivis-aktivis hak asasi manusia kepada para pengusaha perhiasan yang biasanya membeli permata.

Permata adalah salah satu sumber kekayaan tambang Myanmar. Jika tidak ada yang membeli permata Myanmar, harapannya, junta militer akan kehilangan pendapatan. Dengan demikian, anggaran untuk membeli persenjataan pun akan tergerus.

Editor:
laksanaas
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000