Jepang Kucurkan Subsidi Triliunan Yen untuk Pertahanan dan Ekonomi
Ketegangan dengan China tidak hanya berwujud pada peningkatan anggaran pertahanan. Lewat paket stimulus ekonominya, Jepang ingin meningkatkan ketahanan ekonomi.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
TOKYO, JUMAT — Pemerintah Jepang mengucurkan subsidi besar-besaran untuk memacu pertumbuhan ekonomi hingga 5,6 persen. Subsidi diberikan guna menurunkan harga minyak dan gas hingga mendorong industri semikonduktor. Jepang juga menaikkan anggaran pertahanan melebihi batas yang ditetapkan selama ini.
Dalam rapat pada Jumat (19/11/2021), kabinet Jepang menyetujui paket stimulus senilai 55,7 triliun yen atau 490 miliar dollar AS. ”Dengan paket ekonomi yang mencerminkan kesadaran pada urgensi, kita akan secepat mungkin membangun lagi perekonomian yang terdampak pandemi,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, sebagaimana dikutip dari Kyodonews.
Selain paket stimulus, pemerintahan Kishida juga mengesahkan tambahan anggaran pertahanan sebesar 770 miliar yen (setara dengan 6,1 miliar dollar AS). Tambahan itu membuat anggaran pertahanan Jepang tahun 2022 bernilai 6,25 triliun yen (55 miliar dollar AS). Sepanjang sejarah Jepang sejak Perang Dunia II selesai, baru kali ini anggaran pertahanan melebihi 1 persen produk domestik bruto (PDB). Pada 2021, PDB Jepang ditaksir bernilai 5,2 triliun dollar AS.
Nilai anggaran pertahanan Jepang hampir setara dengan Jerman dan Perancis. Walakin, nilai itu jauh di bawah China yang mencapai 209 miliar dollar AS pada 2021 dan lebih rendah lagi dibandingkan Amerika Serikat yang mendekati 700 miliar dollar AS.
Tambahan anggaran pertahanan Jepang, sebagaimana dilaporkan Nikkei, membuat saham dua emiten pertahanan di bursa Tokyo melejit. Saham Ishikawa Seisakusho naik 5 persen. Sementara saham Tokyo Keiki, pembuat perangkat pasukan lintas udara, naik 3,3 persen.
Alokasi
Jepang berencana menggunakan tambahan anggaran pertahanan untuk membeli tambahan kapal patroli dan ranjau laut. Tokyo juga ingin mengembangkan jet tempur sendiri. Jepang ingin punya rudal yang bisa menjangkau lebih dari 1.000 kilometer. Anggaran menurut rencana dipakai untuk pertahanan dan kemampuan serang sibernatika, antariksa, dan elektronika.
Tidak hanya besar, alokasi anggaran pertahanan Jepang 2022 juga di luar kelaziman. Biasanya, pembelian peralatan baru hanya 20 persen dari keseluruhan anggaran. Kini, pembelian peralatan baru melebihi 20 persen dari keseluruhan anggaran.
Tokyo juga berencana menaikkan porsi yang harus ditanggung untuk biaya pangkalan AS di Jepang. Pada 2021, Tokyo mengalokasikan 1,76 miliar dollar AS untuk biaya pengelolaan pangkalan AS di Jepang. Dana itu dipakai untuk biaya pegawai lokal, fasilitas umum, dan pelatihan.
Pada anggaran 2022, Jepang meminta anggarannya tidak dipakai perawatan fasilitas umum. Tokyo, sebagaimana dilaporkan Nikkei, tidak mau porsi anggarannya dipakai untuk merawat lapangan golf atau arena boling di dalam pangkalan. Jepang ingin anggaran itu dipakai untuk merawat landas pacu atau biaya latihan bersama.
Jumlah tentara AS yang ditempatkan di Jepang terus melonjak. Pada 2007, AS menempatkan 32.000 tentara di Jepang. Sementara hingga 2020, jumlahnya dipertahankan di kisaran 50.000 tentara. Adapun pada 2021, jumlahnya mencapai 53.000 tentara.
Peningkatan jumlah tentara AS di Jepang seiring dengan meningkatnya ketegangan di kawasan. Jepang dan China terus bersitegang karena berebut kepulauan di timur Jepang. Tokyo juga bergabung dengan AS dan sekutunya menantang China di Laut China Selatan.
Ketegangan dengan China tidak hanya berwujud pada peningkatan anggaran pertahanan. Lewat paket stimulus ekonominya, Jepang ingin meningkatkan ketahanan ekonomi. Pemerintahan Kishida mengucurkan subsidi 500 miliar yen untuk sektor teknologi. Dana itu, antara lain, dipakai untuk membantu pembangunan pabrik semikonduktor tercanggih. Seperti banyak negara lain, Jepang juga terdampak kelangkaan pasokan semikonduktor.
Penerima subsidinya, antara lain, pabrik yang akan dibangun Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) di Kumamoto. Selama bertahun-tahun, TSMC memimpin industri semikonduktor global dengan penguasaan hingga 80 persen untuk semikonduktor tercanggih. Sementara untuk pasar semikonduktor secara keseluruhan, TSMC menguasai pangsa hingga 46 persen.
Subsidi juga dipakai untuk menawarkan insentif bagi pekerja sektor teknologi agar tidak pindah ke negara lain. Perpindahan pekerja menjadi salah satu tantangan bagi industri Jepang dan ancaman bagi keamanan nasional Jepang. Sebab, perpindahan pekerja bisa membuat industri Jepang kehilangan tenaga terampil.
Sesuai janji Kishida semasa kampanye, subsidi tidak hanya diberikan bagi sektor teknologi. Disiapkan dana 2 triliun yen untuk memberikan bantuan langsung tunai senilai 100.000 yen kepada setiap keluarga dengan anak berusia paling tinggi 18 tahun. Ada pula subsidi 2 triliun yen bagi keluarga, pelajar, dan UKM yang terdampak pandemi. Nilai bantuannya bisa mencapai 2,5 juta yen per penerima.
Jepang juga menaikkan upah hingga 3 persen untuk perawat di klinik, sekolah, dan panti jompo. Sebab, gaji perawat dinilai tidak seimbang.
Selain itu, disiapkan pula subsidi agar harga minyak dan gas tetap terjangkau. Subsidi akan diberikan apabila harga minyak sudah mencapai ambang tertentu. (AFP/REUTERS)