Afghanistan Tak Kunjung Damai, NIIS Terus Merongrong Taliban
Orang-orang bersenjata menyerang rumah sakit setelah dua ledakan besar. Afiliasi NIIS di Afghanistan, yakni NIIS-Khorasan (NIIS-K), mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
KABUL, RABU — Kelompok afiliasi teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) terus saja merongrong pemerintahan Taliban, penguasa Afghanistan saat ini. Tekanan terbaru dilakukan dengan menyerang Rumah Sakit Sardar Mohammad Dawood Khan, rumah sakit militer terbesar di Kabul, ibu kota Afghanistan, sehingga puluhan orang tewas, Selasa (2/11/2021).
Orang-orang bersenjata menyerang rumah sakit setelah dua ledakan besar. Afiliasi NIIS di Afghanistan, yakni NIIS-Khorasan (NIIS-K), mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom dan penembakan yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 50 orang itu. Janji dan sumpah Taliban mengalahkan NIIS tampaknya sulit terwujud. Hal itu terbukti dengan meningkatnya serangan terhadap pemerintahan Taliban membuat Afghanitan tak kunjung damai.
Dalam pernyataan yang dirilis di kanal Telegram milik kelompok teror tersebut dikatakan, lima anggota kelompok NIIS melakukan serangan terkoordinasi secara simultan di rumah sakit besar dan luas itu. Dikatakan, seorang anggota meledakkan bom bunuh diri di gerbang masuk rumah sakit sebelum anggota lain menyerbu fasilitas kesehatan itu dan melepaskan tembakan.
Menurut Amaq, kantor berita resmi NIIS, kelompok itu juga mengonfirmasi serangan oleh NIIS-K. Serangan ke rumah sakit pusat militer Afghanistan, yang kini berada di bawah pengendalian Taliban, merupakan serangan NIIS-K yang paling berani dan mempermalukan Taliban sejak mengambil alih pemerintahan di Afghanistan pada 15 Agustus 2021.
Kantor berita Associated Press, mengutip juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, melaporkan bahwa di antara korban tewas adalah tiga wanita, seorang anak, dan tiga petugas keamanan Taliban. Lima penyerang juga tewas. Mujahid menambahkan, aparat keamanan Taliban itu mencegah para penyerang masuk ke rumah sakit. Dia mengklaim serangan itu berakhir dalam waktu 15 menit.
”Tidak ada yang tewas di dalam rumah sakit,” kata Mujahid. Dia juga mengatakan, petugas jaga Taliban di rumah sakit menggagalkan rencana NIIS untuk menyerang para staf medis dan pasien. Rumah Sakit Sardar Mohammad Dawood Khan memiliki kapasitas 400 tempat tidur. Pasukan khusus Taliban menggeledah rumah sakit dan helikopter digunakan untuk mendukung operasi itu.
Para pejabat kesehatan menambahkan, 16 orang terluka dalam serangan ke rumah sakit yang berada di Distrik Ke-10 di Kabul. Mujahid menyebutkan, lima anggota Taliban termasuk di antara para korban luka. Dia tidak merinci tentang kondisi para korban luka dan di mana mereka dirawat.
Perwira Taliban
Dalam perkembangan terakhir dilaporkan, seorang komandan militer Taliban di Kabul, Hamdullah Mokhlis, termasuk di antara korban tewas. Mokhlis adalah perwira di kesatuan Badri, korps pasukan khusus Taliban. Selain itu, Mokhlis adalah anggota Taliban dari faksi Haqqani.
Sebelumnya, seorang pejabat Taliban mengatakan, serangan itu dilakukan oleh enam orang, dua di antaranya ditangkap. Selama serangan, penduduk kota melaporkan ada dua ledakan di rumah sakit yang diikuti suara tembakan.
Kelompok NIIS-K terus melancarkan serangan terhadap Pemerintah Afghanistan di bawah Taliban sejak Taliban mengambil alih kekuasaan. Serangan besar pertama mereka setelah Taliban berkuasa dilakukan pada Kamis (26/8/2021) di luar Bandara Internasional Kabul. Saat itu 13 personel militer AS, 28 anggota Taliban, dan lebih dari 170 warga Afghanistan tewas.
Sejak itu, NIIS-K terus melakukan serangan terkoordinasi dan simultan. Beberapa pekan terakhir, mereka melancarkan serangan bom dan penembakan.
Pada akhir Oktober, NIIS-K lewat akun resminya di Telegram mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di sebuah desa di Provinsi Diyala di Irak timur. Serangan di Desa Al-Hawasha, dekat kota Muqdadiya, itu menewaskan 11 orang, termasuk seorang wanita. Belasan orang lagi terluka.
NIIS-K juga mengaku bertanggung jawab atas serangkaian pengeboman di kota Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, seperti dilaporkan Amaq melalui akun Telegram mereka pada Minggu (19/9/2021).
”Lebih dari 35 anggota milisi tewas atau terluka dalam serentetan ledakan,” kata kelompok itu merujuk pada ledakan pada Sabtu dan Minggu.
Laporan yang muncul dari aparat Taliban saat itu menyebutkan, sedikitnya tiga orang tewas dan lebih dari 20 orang terluka dalam serangan di Jalalabad. NIIS-K menjadi kelompok paling kejam di Afghanistan saat ini dan mendukung versi Islam yang lebih ekstrem dari Taliban. NIIS-K merekrut anggotanya dari generasi yang lebih muda.
Kekuatan NIIS-K di Afghanistan saat ini diperkirakan 1.500-2.000 orang. Selama ini mereka berupa sel-sel tidur. Kekuatan utama NIIS-K berpusat di tiga provinsi di Afghanistan timur dan tenggara yang berbatasan dengan Pakistan, yaitu Provinsi Kunar, Nuristan, dan Nangarhar.
Mengutip artikel Kompas.id, sel-sel tidur NIIS-K dengan kekuatan yang lebih kecil juga terdapat di Kabul dan Afghanistan utara yang berbatasan dengan Uzbekistan dan Tajikistan. Nama Khorasan diambil dari nama wilayah yang secara historis meliputi Afghanistan, sebagian wilayah Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan sebagian wilayah Pakistan.
Ketika NIIS dideklarasikan di Afghanistan pada akhir 2014, langsung diberi nama NIIS-Khorasan. Nama NIIS-Khorasan itu untuk menunjukkan bahwa NIIS adalah gerakan transnasional yang visi dan misinya tidak hanya bertekad menguasai Afghanistan.
Mereka juga ingin menguasai negara lain di Asia Tengah dan Asia Selatan yang menurut sejarah disebut wilayah Khorasan. Tidak heran, anggota NIIS-K pun tidak hanya berasal dari warga Afghanistan, tetapi ada juga dari Uzbekistan, Tajikistan, dan Pakistan.
Komunitas intelijen AS menilai bahwa NIIS-K di Afghanistan dapat memiliki kemampuan untuk menyerang Amerika hanya dalam waktu enam bulan. Kelompok itu memiliki niat untuk melakukannya, kata seorang pejabat senior Pentagon kepada Kongres, Selasa lalu. (AFP/AP/REUTERS)