AUKUS Tingkatkan Rivalitas, Jokowi Minta Australia Terbuka pada ASEAN
Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN-Australia mengkritik pembentukan AUKUS yang dapat meningkatkan rivalitas di kawasan. Ia meminta Australia selalu terbuka ke ASEAN.
Oleh
NINA SUSILO DAN LUKI AULIA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta Australia agar terbuka kepada negara-negara ASEAN dalam upaya menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan. Presiden juga mengkritik pembentukan aliansi militer trilateral Australia-AS-Inggris atau AUKUS sebagai pakta ”yang dapat memantik semakin tingginya rivalitas di kawasan”.
Pernyataan itu disampaikan Presiden di hadapan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia, yang berlangsung secara virtual, Rabu (27/10/2021). AUKUS diumumkan oleh pemimpin AS, Australia, dan Inggris pada 15 September lalu.
Salah satu program aliansi itu adalah membantu Australia dalam pengadaan hingga delapan kapal selam bertenaga nuklir. AUKUS memantik kritik keras dari banyak pihak, termasuk para sekutu AS di Eropa. Perancis menyebut aliansi itu sebagai ”tikaman dari belakang”. Dengan aliansi itu, kesepakatan pengadaan kapal selam bertenaga diesel oleh Perancis untuk Australia dibatalkan.
Pembentukan aliansi itu dilakukan secara diam-diam. Jangankan ke negara-negara ASEAN, negara-negara mitra mereka juga tidak diberi tahu. Pengamat menyebut, AUKUS diarahkan membendung pengaruh China di kawasan. Ada juga kekhawatiran transfer teknologi nuklir dalam aliansi itu.
”Indonesia tidak ingin kawasan ini menjadi ajang perlombaan senjata dan menjadi power projection yang dapat mengancam stabilitas,” kata Presiden Joko Widodo, yang tegas menyatakan kekhawatiran Indonesia atas pembentukan AUKUS dan pengadaan kapal selam bertenaga nuklir Australia.
”Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust,” kata Presiden. ”Indonesia berharap Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra ASEAN dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik.”
Pernyataan Presiden itu, selain disiarkan melalui rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, juga disampaikan Menlu Retno LP Marsudi.
Dalam pernyataannya, PM Australia Scott Morrison berupaya meyakinkan ASEAN bahwa aliansi AUKUS bukan ancaman bagi kawasan. Dalam pidatonya, yang diunggah di situs Perdana Menteri Australia, pmo.gov.au, disampaikan bahwa AUKUS adalah kemitraan untuk peningkatan kapasitas dan teknologi. Ketiga negara mitra yang tergabung dalam AUKUS—Australia, Kerajaan Inggris, dan Amerika Serikat—disebut PM Morrison sebagai negara mitra dialog ASEAN.
”AUKUS tidak mengubah komitmen Australia pada ASEAN atau ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Bahkan, memperkuatnya. Ini memperkuat dukungan untuk arsitektur regional yang dipimpin ASEAN,” tutur PM Morrison.
AUKUS, lanjut Morrison, bahkan menambahkan jejaring pada kemitraan yang akan mendukung stabilitas dan keamanan kawasan. Namun, AUKUS tidak mengubah komitmen Australia pada aturan internasional dan perjanjian nonproliferasi nuklir.
Ia menyebutkan, Australia akan menyumbangkan sedikitnya 10 juta vaksin Covid-19 dan menawarkan bantuan finansial 92,6 juta dollar AS untuk ASEAN.
Kekuatan ASEAN
Meski demikian, Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia mengkhawatirkan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia yang dinilai dapat memantik semakin tingginya rivalitas di kawasan.
Menurut Presiden, kekuatan ASEAN adalah kerja sama dan dialog yang mengatasi perbedaan. Hal ini pula yang membuat ASEAN mampu bertahan lebih dari 50 tahun dan berkontribusi pada stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan.
”Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN,” kata Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Wakil Menlu Mahendra Siregar, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dari Istana Kepresidenan Bogor.
Asia Tenggara menjadi arena pertarungan strategis antara AS dan China, yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah perairan Laut China Selatan (LCS). AS dan sekutu-sekutunya aktif berpatroli mengantisipasi pergerakan China yang mengklaim kedaulatan sebagian besar wilayah LCS. Pengadilan arbitrase internasional pada 2016 sebenarnya sudah membatalkan klaim China yang tumpang tindih dengan Malaysia, Vietnam, Taiwan, Filipina, dan Brunei.
Pada pertemuan itu, ASEAN dan Australia sepakat membentuk kemitraan strategis komprehensif. ”ASEAN berada di pusat kawasan Indo-Pasifik dan kami akan terus memberikan dukungan,” ujar Morrison.
Selain menggelar pertemuan dengan Australia, pada hari kedua KTT para pemimpin ASEAN juga mengadakan pertemuan dengan Jepang dan Korea Selatan. Dalam pertemuan itu, PM Jepang Fumio Kishida menyampaikan penolakannya pada gangguan terhadap tatanan maritim yang bebas dan terbuka. Ia mengkhawatirkan kawasan regional mengingat China yang kian agresif meningkatkan kekuatan militernya.